Makan malam berlangsung hikmat. Kedua keluarga itu terus bercengkrama dengan akrabnya. Tidak ada lagi pembahasan tentang anak-anak mereka. Yang ada hanya obrolan ringan tentang bisnis masing-masing.
"Gimana kalau perusahaannya saya bantu dengan memasarkan produknya di Jakarta? Siapa tahu ada yang berminat?" tawar Rudie pada papanya Soraya.
Sorot mata papanya Soraya terlihat berbinar berkilauan saat mendengar tawaran itu. Membuatnya semakin bersemangat untuk melebarkan sayap perusahaan. Apalagi saat mendengar bantuan kecil dari salah satu orang berpengaruh di Jakarta.
Mana mungkin papa Soraya akan menolaknya? Lagi pula itu sebuah tawaran, bukan permohonan darinya.
Melihat semua usaha Daddy-nya, membuat Liam sungguh merasa dilindungi oleh Rudie. Liam merasa sang Daddy melakukan segala cara agar dia dapat menikah dengan Soraya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com