webnovel

2.2 Kebenaran di Balik Kasih Sayang

Hari pun berlanjut dengan seperti biasanya dan tidak 1 tahun kembali berlalu, Bulkrish terus mencoba membuat Mei mencintainya, disisi lain Mei merasa bimbang dengan keputusan yang telah dia ambil.

Hingga suatu hari, Bulkrish baru saja pulang dari kerja tidak melihat Mei di matras, Bulkrish mencium aroma masakan dari dapur, Bulkrish pun bergegas ke dapur dan melihat Mei yang memakai pakaian celana kain yang pendek hanya menutupi setengah paha Mei dan tanktop tanpa lengan sedang memasak nasi goreng, Bulkrish langsung memeluk Mei dari belakang, Mei yang terkejut langsung menoleh kebelakang dan melihat Bulkrish yang ternyata memeluknya dan menaruh dagunya di bahu kanan Mei,

"Ya Tuhan, Bulkrish aku kira siapa," Mei

"Memang siapa lagi yang berani memelukmu jika aku akan selalu ada untukmu sayang," Bulkrish

"Kali aja ada pria tampan lainnya yang ingin memperkosaku," Mei

"Mei-Mei gak akan ada pria yang berani dekatin kamu, apalagi memperkosamu, jika ada maka aku akan menghancurkan kepala dan otaknya," Bulkrish

"Ih kau menyeramkan sekali baka," Mei

"Kamu lebih menyeramkan jika sedang marah," Bulkrish

Bulkrish mecium leher Mei yang terekspos sempurna karena Mei menguncir tinggi rambut indahnya,

"Bulkrish, aku boleh tanya sesuatu?"

"Hn tentu saja,"

"Jika suatu hari nanti aku berbohong padamu tentang suatu hal,apa kamu masih mencintaiku seperti ini, apa kamu akan tetap bersamaku," Mei

"Pertanyaan yang bodoh Mei, aku akan selalu bersamamu, aku tidak akan meninggalkanmu, walau kamu membunuhku saat ini juga, aku akan selalu bersamamu sayang, aku sudah terlanjur mencintaimu malah sangat mencintaimu, walau sebesar apapun kebohonganmu, aku akan tetap bersamamu," Bulkrish

"Benarkah?" Mei

"Iya,"

"Jika kamu melanggar janjimu, apa boleh aku meninggalkanmu?" Mei

"Aku tidak akan melanggar perkataan dan janjiku, karena itu jalan hidupku," Bulkrish, Bulkrish mengeratkan pelukannya, "dan aku tidak akan bisa hidup tanpamu Mei, aku mencintaimu," lirih Bulkrish

Mei mematikan kompor, lalu melepaskan pelukan Bulkrish dan berbalik menghadap ke Bulkrish, dan Bulkrish langsung memeluk Mei lagi,

"Bulkrish,"

"Hn,"

"Kamu bisa mengantarku ke suatu tempat besok," pinta Mei

"Tentu, aku akan mengambil libur besok," Bulkrish tersenyum manis,

"Terima kasih,"

Bulkrish mencium bibir Mei, melumatnya dengan lembut seperti biasa,

"Aku mencintaimu Mei," ujar Bulkrish di tengah ciuman mereka,

Dan mereka menghabiskan malam dengan berciuman panas dan saling berpelukan seperti tidak ingin terlepaskan.

●○●○

Kebesokannya, Mei dan Bulkrish sudah berada didepan gerbang yang amat besar,dan Bulkrish yakin kalau mereka berada ditempat yang tak terlalu aman untuk orang biasa,

"Mei, kenapa kita ke mansion ini," tanya Bulkrish

"Akan kujelaskan nanti, sekarang kita masuk dulu," Mei

Bulkrish nampak khawatir, "aku kenapa merasa ada sesuatu yang buruk yang akan terjadi," bathin Bulkrish

"Ayo kita masuk," Mei

Mei meraih tangan Bulkrish dan mengandeng Bulkrish masuk kedalam mansion, selama di perjalanan, Bulkrish melihat banyak sekali pria bertubuh besar dan memegang senjata,

"Tempat ini seperti sarang mafia," bathin Bulkrish.

.

Saat mereka sampai di suatu ruangan, mereka masuk ke ruangan itu,

Dan Bulkrish dapat melihat didepannya ada seorang pria duduk di kursi dengan posisi membelakangi Mei dan Bulkrish,

"Kakak aku datang," Mei,

"Kakak," Bulkrish terkejut mendengar Mei menyebut pria itu dengan kakak

"Iya Bulkrish, dia kakak angkatku," Mei

"Aku tidak mengerti dengan ini semua Mei, jelaskan padaku," Bulkrish

"Jangan pura pura kau tidak mengerti, dari pintu gerbang saja kau sudah tau ini adalah markas mafia dan juga adikku Mei memanggilku kakak," kata pria itu,

"Siapa kau sebenarnya?" Bulkrish

"Ketua Mafia SHG,"

"SHG," Bulkrish

"Sang Hyang Group," Mei

"Aku semakin gak ngerti," Bulkrish

Pria yang duduk itu berdiri dan berbalik lalu berjalan mendekat ke Mei dan Bulkrish sambil tersenyum,

"Adik bagaimana kabarmu?" tanya pria itu ke Mei

"Aku baik kak," Mei

"Dan kau Eka, apa kabarmu?" tanya pria itu ke Bulkrish

Bulkrish tidak menjawab pertanyaan pria itu,

"Bulkrish jangan mengacuhkan kakakku seperti itu," Mei

"Tidak jangan marahi Eka, aku yang salah, dia pasti tidak mau bicara dengan orang yang tidak dikenal, tapi seharusnya kau mengenalku Eka, aku adalah Putra Bungsu dari Dewa Maha Raja, aku adalah Putra Dewa Raja," pria,

Bulkrish terkesiap namun Bulkrish mencoba untuk tidak mengubah ekspresi datarnya, saat pria bernama Dewa itu mengulurkan tangan, Bulkrish tidak membalas uluran tangan Dewa,

"Bulkrish jangan gitu, balas uluran tangan Kak Dewa," Mei

"Aku tidak mau mati muda karena hanya membalas uluran tangannya," Bulkrish

"Apa maksudmu?" Mei

"Cincin yang dia pakai di ibu jarinya bukan cincin biasa, cincin itu bisa menyetrumkan listrik dan racun mematikan yang langsung bisa masuk ke sel kulit, saat dia mendekat ke sini dia sudah mengaktifkannya," Bulkrish

"Kenapa kau bisa tau?" Mei

"Karena cincin yang sama juga ada ditanganku Mei dan dalam mode aktif, jika tangan kami bersetuhan kami berdua bisa mati dalam jangka waktu 1 menit," ujar Bulkrish sambil menunjukan tangan kanannya dan ada sebuah cincin,

Dewa menyeringai tipis dan mematikan mode aktif cincinnya,

"Mei, aku akui keponakanmu memang sangat pintar dan lebih licik darimu, dia bisa tau hanya dengan mengamatiku saja, hebat sekali Eka," ujar Dewa sambil menepuk bahu Bulkrish, namun Bulkrish menepis kasar tangannya

"Jelaskan padaku sekarang," Bulkrish

"Bulkrish, kau pernah menceritakan soal Yin Yang Group yang kejayaannya runtuh, namun Y2G tidak runtuh, tapi terbagi dua, dan putra bungsu Tuan Maha Raja membentuk group mafia baru bernama Sang Hyang Group, dan sebenarnya ak-" saat Mei akan menjelaskan, Dewa menyela perkataan Mei,

"Mei biar aku saja yang menceritakannya," Dewa

"Baiklah kak," Mei

"Putu Eka Putra Galung, itukan namamu Eka, aku tau semua tentangmu dari bibi mudamu ini," Dewa

"Ceritakan saja apa yang terjadi," Bulkrish

"Kau memang tidak sabaran ya Eka, baiklah baiklah,aku akan menceritakannya," Dewa

Flashback On,,,

Saat Bulkrish baru berumur 1 tahun dan itu berarti Mei berumur 16 tahun, ibu dari ibu kandung Mei meninggal dunia, karena itu Mei dan keluarganya pergi kota untuk membantu proses pengabenan neneknya Mei,

Dan pada saat jenasah neneknya Mei dibawa ke kuburan, Mei terpaksa tinggal sendiri bersama Bulkrish yang masih bayi karena semua orang sedang pergi ke kuburan, pada saat itu Mei sedang menyapu di halaman sambil menggendong Bulkrish,

"Aduhhh Eka Baka kau semakin berat ya," Mei

Tiba tiba ada seorang pemuda lewat dengan tertatih tatih, dan kebetulan dompet sang pemuda terjatuh didepan rumah neneknya Mei, Mei pun segera memungut dompet itu dan mengejar pemuda itu,

"Kak tunggu kak," teriak Mei

Pemuda itu berhenti dan menoleh ke belakang, saat Mei sudah ada didepan sang pemuda,

"Ada apa?" pemuda itu bertanya

"Ini dompet kakak terjatuh didepan rumahku," Mei

"Oh terima kasih," pemuda itu mengambil dompetnya,

Dan Mei bisa melihat darah dari kaki dan tangan pemuda itu,

"Ah kakak terluka, aku akan mengobati kakak," Mei

"Tidak perlu, aku tidak apa apa," pemuda

"Kakak tidak perlu khawatir, aku bukan orang jahat, kenalkan namaku Mei dan ini keponakanku Eka" Mei memperkenalkan diri

Pemuda itu terlihat memikirkan sesuatu,

"Nama kakak siapa?" tanya Mei

"Dewa" jawab pemuda bernama Dewa

"Oh, ayo kak aku obati luka kakak dirumah, aku tidak jahat kok sungguh," Mei

"Hm baiklah," Dewa

"Baiklah, ayo," Mei

Mei,Bulkrish,dan Dewa pun kembali ke rumah dan untungnya masih sepi,

Mei menaruh Bulkrish kecil di baby walker nya, dan mengambil kotak P3K didalam dan mulai mengobati luka ditubuh Dewa yang sudah membuka jaket hitam dan kaos putih nya,

"Tahan sedikit ya," Mei

Dewa meringis kesakitan saat betadine itu meresap ke luka lukanya, setelah Mei membalut luka dilengan dan kaki Dewa,

"Sudah," Mei

"Terima kasih," Dewa

"Hm sama sama," Mei

"Oh ya, kamu kenapa bisa tau banyak tentang pengobatan luka kayak gini," tanya Dewa

"Ah itu, aku punya ibu tiri yang bekerja sebagai perawat jadi aku mengetahui sedikit hehe," Mei

"Oh," Dewa

Dewa memandang Bulkrish yang sedaritadi menatap Dewa,

"Sepertinya keponakanmu tidak menyukaiku," Dewa

"Dia memang gitu, posesif dan sensitif jika ada orang yang baru dilihatnya," Mei

"Mei," Dewa

"Iya kak," Mei

"Aku bisa meminta sesuatu darimu?" Dewa

"Tentu," Mei

"Kamu mau jadi adik angkatku," Dewa

"Hah adik angkat," Mei terkesiap

"Jika kamu ngak mau ngak apa aoa kok," Dewa

"Tidak, aku mau kok, aku mempunyai kakak laki laki, tapi dia jahat sekali, aku membencinya,"

"Oh ya siapa namanya?" tanya Dewa

"Namanya Gede, itu fotonya," Mei

Dewa melihat foto yang ditunjukan oleh Mei,

"Dia kakakmu," Dewa

"Aku benci mengakuinya,tapi mau gimanain lagi dia memang kakak kandungku," Mei

"Apa kamu tidak tau kalau dia kaki tangan dari seorang ketua mafia yang berbahaya," Dewa

"Tidak, aku tidak tau apapun darinya, soalnya dia jarang dirumah walaupun istrinya ada dirumah," Mei

"Asal kamu tau Mei, dia itu adalah mafia dan dia juga yang melukaiku seperti ini," Dewa

"Apa! Ja-jadi Kak Dewa juga seorang mafia dong," Mei

"Ya aku mafia, lebih tepatnya ketua mafia, tapi kamu jangan takut, aku tidak akan melukaimu ataupun keluargamu, malah aku akan melindungimu, tapi dengan 1 syarat," Dewa

"Apa?" Mei

"Kamu harus memberikanku informasi tentang Gede, apapun itu ya. Kamu punya ponsel," Dewa

"Iya," Mei

"Berapa nomor teleponmu," Dewa

"085739xxxxxx," Mei

Dewa mencatat nomor telepon Mei di ponselnya,

"Alamat rumah dimana?" Dewa

"Di xxxx, xxxxx," Mei

"Baiklah, aku harus pergi sekarang, aku akan meneleponmu nanti, tapi kamu harus janji kamu tidak akan mengatakan apapun tentang kita pada siapapun, ini rahasia kita berdua hanya kita berdua," Dewa

"Baiklah, aku mengerti," Mei

"Dan mungkin kamu harus menggunakan keponakanmu itu untuk melindungimu dan keluargamu dari Gede, latih dia menjadi pria yang kuat dan cerdas, buatlah dia hanya akan menuruti perkataanmu. Ini untuk kebaikanmu dan keluargamu, bahkan untuk negara ini. Mei,aku pergi dulu," Dewa

Dewa mencium kening Mei, "walau kita baru bertemu, aku sudah menyukaimu," Dewa pun bergegas pergi walau lari dengan langkah tertatih,

Mei sendiri masih terkesiap dengan apanyang dilakukan Dewa Sang Kakak Angkatnya, namun Mei mendekat ke Bulkrish yang masih bayi itu,

"Maafkan aku Bulkrish, aku harus menggunakanmu, tapi aku janji aku melakukan ini untuk kebaikan kita semua sayang," Mei

Mei mencium pipi gembul Bulkrish.

Sejak saat itulah Mei menjadi informan Dewa, semua informasi tentang Gede diberitaukan sedetail mungkin Mei berikan untuk Dewa tanpa diketahui dan dicurigai oleh siapapun.

Dan Mei juga melimpahkan kasih sayang dan perhatiannya untuk Bulkrish karena mempunyai tujuan lain yaitu menggunakan Bulkrish untuk menjadi tambeng sekaligus pedang keluarga besar Mei.

Flashback End...