webnovel

2.1 Putri Presiden

Sampai di Jakarta, Mei dan Bulkrish mengontrak di rumah kost dekat kampus Mei, dan Bulkrish segera mencari kerja untuk mencukupi kehidupan dirinya dengan sang pujaan hati.

Hari demi hari terlewati dan tidak terasa 1 tahun berlalu dengan cepat, Bulkrish sifatnya semakin hari semakin jadi, Bulkrish terus saja menggoda bahkan berbuat mesum dengan Mei walau tidak membuat Mei kehilangan keperawanannya, Mei sendiri menikmati masa berduaan dengan Bulkrish.

Seperti pada suatu malam hari, Mei sedang bermain game kesukaannya, tiba tiba ada yang mengetuk pintu, saat Mei membukakan pintu, Mei dikejutkan oleh boneka beruang besar berwarna pink yang dibawa Bulkrish,

"Surprise," Bulkrish

"Wahh Bulkrish boneka ini untukku," Mei

"Iya, kamu suka?" Bulkrish

Mei mengangguk, Bulkrish menyerahkan big doll itu ke Mei, dan Mei memeluk boneka besar itu,

"Ayo kita masuk, diluar dingin," Bulkrish

Mereka pun masuk kedalam, Mei langsung duduk di kasur matras, sedangkan Bulkrish sedang membuka bajunya,

"Bulkrish"

"Hm"

"Kenapa kamu tiba tiba beliin aku boneka sebesar ini," Mei

"Kenapa ya, aku juga bingung kenapa, tadi saat dijalan pulang,aku ngak sengaja liat boneka itu, lalu aku teringat kalau kamu dulu pernah minta boneka besar ke kakek, makanya aku beliin sekarang," Bulkrish

"Tapi ini pasti sangat mahal, kamu dapat uang darimana?" Mei

"Ya dari rekening aku Mei, lagipula kerja di restoran tempat aku kerja juga gajih nya lumayan, aku juga kan main dipertandingan tinju jadi itu bisa nambah nambahin tabungan kita," Bulkrish

"Apa!"

Mei lepaskan boneka besar yang ia peluk sedaritadi, lalu bangkit dari duduknya dan mendekat ke Bulkrish,

"Eka aku kan sudah menyuruhmu untuk tidak tanding tinju lagi, tapi kenapa kamu tetap tanding tinju," Mei

"Oh ayolah Mei, aku itu pemenang juara 1 terus di tingkat nasional dalam bidang bela diri, aku pasti akan baik baik saja, percayalah padaku," Bulkrish

"Tidak, jika kau bersikeras untuk tanding tinju lagi, kau lebih baik balik ke Bali, aku ngak membutuhkan orang sepertimu," Mei

Mei kembali ke matras dan membuang boneka besar itu kesembarangan tempat, lalu Mei tiduran diranjangnya,

"Mei," panggil Bulkrish

Mei tetap diam, Bulkrish mendekat ke Mei dan duduk di depan Mei, namun Mei membalikan badannya ke arah lain dan membiarkan Bulkrish melihat punggungnya,

"Mei dengarkan aku, kita sedang butuh uang sekarang dan di Jakarta gak sama kayak di Bali, disini susah untuk mendapat pekerjaan, jadi mengertilah Mei, aku harus membiayai keluargaku di Bali, kakek dan kamu, untungnya kamu sudah selesai kuliah jadi kakek ngak usah mikir biaya kuliahmu," Bulkrish

"Aku akan mencari pekerjaan, tapi kamu tidak perlu tanding tinju lagi," Mei

"Tidak, cita citamu menjadi hakim dan kamu harus menjadi hakim, aku akan melakukan apapun untuk mewujudkan cita cita dan impianmu tanpa membuatmu beralih profesi hanya untuk bekerja," Bulkrish

Mei membalikan badannya, dan mendongak menatap Bulkrish yang sedaritadi menatap dan mengelus rambut hitam lebat Mei,

"Tapi Bulkrish, kamu pasti merasa kesakitan setelah tanding tinju," Mei

"Aku akan lebih sakit jika tidak melihatmu bahagia, percayalah padaku Mei, aku akan baik baik saja, aku tidak akan mati semudah itu karena aku masih harus melindungi wanita cantik yang kucintai ini," Bulkrish tersenyum

"Janji ya kamu akan tetap baik baik saja dan akan tetap dalam peraturan keponakan," Mei

"Tentu saja sayang." Bulkrish

Bulkrish mencium bibir Mei dan melumatnya lembut, tangan Bulkrish tidak tinggal diam, tangan Bulkrish menjalar menuju bukit kembar Mei, Mei mencoba menahannya namun kenikmatan yang diberi Bulkrish melebihi egonya untuk menahan tangan Bulkrish yang kini meremas payudara Mei  yang berukuran 40B, saat Bulkrish melepaskan ciumannya di bibir peach Mei, Bulkrish beralih ke leher Mei, desahan Mei pun semakin jadi, tangan Bulkrish semakin menjalar kebawah Mei hingga sampai dibagian kewanitaan Mei yang masih tertutup celanadalamnya,

"Bulkrish hentikan,"

Bulkrish diam seketika dan menyadari apa yang baru dia lakukan, Bulkrish segera mengeluarkan tangannya dari dalam rok warna pink Mei, dan Bulkrish berdiri,

"Aku akan mandi dulu, kamu siapkan makananku ya," ujar Bulkrish sebelum Bulkrish bergegas pergi ke kamar mandi,

"Untung Bulkrish masih bisa mengendalikan diri," Mei, Mei pun pergi menyiapkan makanan untuk Bulkrish walau hanya mie instan biasa.

●○●○

Hari pun berganti, Bulkrish bekerja dengan keras untuk membahagiakan keluarganya di Bali, kakek, dan yang utama Mei,

Mei yang dilarang Bulkrish bekerja dan hanya duduk diam dirumah hanya bisa kasihan pada Bulkrish yang pagi,siang,malam sibuk bekerja walau usianya yang baru 19 tahunan, sedangkan Mei yang lebih tua 15 tahun dari Bulkrish tidak berbuat apapun setelah lulus kuliah.

Pada suatu hari, Bulkrish dan Mei sedang berjalan jalan ditaman, dan saat mereka duduk di bangku panjang disana,

"Setelah sekian lama, kita akhirnya bisa berduaan juga ya," Bulkrish

"Iya, kota ini gak berubah sedari dulu,"

"Hn iya, harus ada hal baru dikota ini sepertinya, tapi bagiku, kota ini menjadi luar biasa ketika aku bersamamu Mei," ujar Bulkrish sambil tersenyum

"Kau itu hanya bisa nge-gombal saja,"

"Dan kamu langsung blushing kan kalau aku gombalin,"

"Ihhh apaan sik, gak lucu tau,"

"Emang gak lucu, kamu kan cantik,"

"Bulkrishhhhh, ihhhhh, bikin kesel deh,"

Bulkrish tertawa, namun tawa Bulkrish terhenti saat melihat seorang gadis sedang berjalan dengan anggun ke sebuah mobil dengan dua orang bodyguard dibelakangnya,

"Itukan Putri Presiden," Mei

"Darimana kamu tau?" Bulkrish

"Aku kan pintar, tidak sepertimu kali, kau liat itu plat mobilnya,"

Bulkrish melihat plat mobil yang mulai bergerak pergi itu,

"Dia bukan hanya Putri Presiden aja, tapi dia juga Putri Indonesia juga, ya jelaslah dia jadi Putri Indo, orang bapaknya aja Presiden yang kata orang suka nyuap,"

"Tapi aku yakin, tanpa suap pun, dia juga yang akan menang, dia memang sangat cantik,"

"Oh ya? Kalau begitu kau kejar dia saja sana,"

Bulkrish menatap Mei yang sudah cemberut,

"Kamu kenapa? Kamu kan gak cocok buat jadi Putri Indo, kamu cocoknya jadi Ratu dihatiku,"

"Ihhh Bulkrish,"

Bulkrish lalu mencium bibir Mei dengan lembut,

"Mei, selama ini dan sampai saat ini aku telah melihat banyak wanita, tapi bagiku, kamulah yang paling tercantik, saat aku melihatmu, aku terus merasakan jantungku berdetak cepat, seberapa cantik wanita itu tidak akan pernah bisa membuatku berpaling darimu,"

"Kau yakin?"

"Saat ujian di kampus pun aku tidak pernah seyakin ini, aku sudah berapa kali bilang kepadamu, aku sangat mencintaimu, walaupun kamu belum mencintaiku juga akan kubuat kamu untuk mencintaiku,"

Bulkrish memeluk Mei.