"Bulan," sapa Febian.
"Selamat pagi Pak Febian."
Bulan bersikap sangat dingin dan kaku dengan kakaknya sendiri. Bahkan Bulan mengulurkan tangannya kepada Febian seperti layaknya bawahan kepada atasannya. Dan Febian pun menjabat tangannya.
Tidak lama kemudian Ayah tiri Febian datang di hadapan Bulan dan teamnya. Bukan hanya Ayah tirinya saja, tetapi ada juga sang adik tirinya juga di sana. Membuat Bulan merasa sedih lagi ketika melihat Ayah tirinya Febian itu.
"Febian. Siapa mereka ini?" tanya Papahnya.
"Ini salah satu team yang masuk ke final, Pah."
"Bahkan kak Febian ga anggap kalo aku ini ade kandunhnya dia," ucap Bulan di dalam hatinya.
"Yaudah kalo gitu saya dan yang lainnya permisi dulu Pak. Marih."
Akhirnya Alana dan teamnya pergi meninggalkan Febian, adik tirinya dan juga Ayah tirinya. Karena Alana tidak mau berlama-lama dengan mereka semua.
"Papah mau bicara sama kamu. Ikut Papah sekarang."
"Iya Pah."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com