webnovel

Love bad boy

WARNING!! Adult konten banyak adegan dewasa dan kekerasan

NvigirlFanaticzz · LGBT+
Zu wenig Bewertungen
24 Chs

part 14

2 bulan telah berlalu kehidupan pernikahan pasangan jeon wonho dan jeon jimin berjalan baik. Meski terkadang ada saja pertengkaran kecil namun tak memungkiri bahwa cinta mereka bisa meredam saat emosi menguasai.

Jimin dan wonho sekarang sudah tinggal di apartemen mereka pemberian dari tuan jeon. mencoba untuk mandiri menjalani kehidupan pernikahan mereka berdua. Awalnya nyonya jeon bersikeras agar menantunya bisa tinggal bersamanya dan memantau perkembangan dari kehamilan jimin namun jimin dan wonho meyakinkan nyonya jeon agar mereka tetap untuk  hidup mandiri. Dan nyonya jeon pun akhirnya menyerah dengan keputusan dari sang putra dan menantunya. Wonho pun sekarang juga sudah bekerja. Tuan jeon mengutus putranya Wonho untuk menjalankan perusahaannya yang di bidang pangan. Sudah 1 bulan juga wonho menjalankannya dan perusahaan pun terkendali dengan adanya wonho di sana.

Masih sangat pagi jimin sudah berada di dapur sedang membuat sarapan untuknya dan sang suami. Kemarin malam sang suami berkata bahwa ada pertemuan pagi sekali dan jimin pun memutuskan untuk bangun lebih awal. Setelah makanan siap dan tertata rapi di meja, jimin beranjak ke dalam kamarnya untuk membangunkan suami tercintanya.

"Sayang.. Bangunlah. Sudah pagi."

"Mhmm" Lenguhan terdengar dari wonho yang mulai bergerak meregangkan tubuhnya.

"Jam berapa baby?" Tanyanya dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Jam setengah enam pagi sayang, kau bilang ada pertemuan pagi."

"Ne, masih 45 menit lagi." Wonho pun mulai mendudukan badannya dengan  satu mata terpejam sangat jelas bahwa dia masih mengantuk.

"Cepatlah mandi dan segera kita sarapan." Ucap jimin sambil tangannya melipat selimut yang tadi ia gunakan.

"Morning kiss!." Jimin pun tersenyum kemudian menempelkan bibirnya pada bibir wonho. Wonho pun meraih tengkuk jimin dan menekannya membuat ciuman mereka semakin dalam. Sampai jimin kehabisan nafas. Keduanya pun memutus tautan dan wonho beralih menatap perut jimin yang sudah menginjak usia kandungan 2 bulan lebih 2 minggu tangannya menyentuh perut jimin yang sedikit buncit.

"Selamat pagi baby.." Wonho mengusap dan mengecupi perut istrinya. Jimin yang melihatnya tersenyum manis dia sangat bahagia meski janin itu bukan milik wonho tapi jimin bersyukur bahwa wonho mau menerimanya.

"Sudah ih.., cepat mandi nanti kau terlambat sayang."

"Iya baby.. kau sekarang kenapa cerewet sekali sih.."

"WONHO!"

"Astaga iya baby.." Wonho pun akhirnya berlari ke arah kamar mandi dengan tawa jahilnya.

Setelah wonho masuk ke kamar mandi jimin menuju lemari besar mereka menyiapkan pakaian kerja sang suami dan juga yang lainnya. Setelah itu jimin kembali ke meja makan menunggu suaminya selesai.

Tak butuh waktu lama wonho keluar dari kamar mereka dengan ponsel ditangannya.

"Sayang mari sarapan dulu."

"Ne baby."

Wonho pun duduk disamping istrinya. Setelah wonho duduk, jimin bangun dari duduknya dia mengambilkan nasi beserta lauk pauknya ke atas piring wonho. Dan wonho tersenyum karena jimin benar-benar melakukan tugas-tugasnya sebagai seorang istri. Meski dia seorang pria tetep saja dia melakukan semuanya. Terkadang wonho iba dengan apa yang dilakukan jimin meski jimin selalu berucap 'tidak apa-apa.' atau 'tenang saja sayang ini semua tugasku sebagai seorang istri.'

"Baby, setelah sarapan istirahatlah jangan terlalu lelah." Ucap wonho sambil tangannya mengusap belakang kepala jimin.

"Pekerjaan rumah masih banyak sayang tidak mungkin ku biarkan begitu saja."

"Tapi, kau juga butuh istirahat jimin."

"Iya aku tahu, tapi pekerjaan rumah harus ku kerjakan sayang."

"Baby,.."

"Sssttt, iya ok aku pasti istirahat kalau aku lelah aku pasto istirahat." Sela jimin sambil menunjukkan jari jempolnya.

"Hahh.. Ya baiklah.. Terserah kau saja.." Ucap wonho pasrah. Memang jimin suka sekali membantah dan wonho selalu kalah dalam perdebatan dia hanya bisa pasrah bila jimin sudah seperti itu.

"Baby aku pergi sekarang. ku usahakan pulang lebih cepat agar bisa membantumu ne.."

"Iya sayang berhati-hatilah. Jangan nakal ne.." Ucap jimin main-main dan dibalas dengan senyum lebar dari wonho.

Jimin mengantarkan wonho sampai pintu tak lupa wonho memberikan pelukan erat dan ciuman di kening istri tercinta. Setelahnya wonho berjongkok meraih perut jimin dan menciumnya.

"Baby jaga eomma ne." Ucap wonho di depan perut jimin dan mengelusnya. Wonho bangkit dan segera pergi tanpa menghilangkan senyum tampannya. Jimin pun masih didepan pintu menunggu suaminya pergi, setelah terlihat suaminya memasuki lift jimin pun kembali masuk dan menutup pintu apartemennya dan otomatis terkunci dengan sendirinya.

Jam sudah menunjukan pukul 11 siang jimin pun masih mengerjakan pekerjaan rumahnya. Setelah tadi mencuci baju dan membersihkan seluruh apartemennya yang lumayan besar kini dia beralih mencuci piring-piring yang kotor tadi pagi. Belum selesai pekerjaannya bel pintu apartemennya berbunyi.

"Apa wonho sudah pulang? Tapi tidak mungkin atau pulang untuk makan siang tapi, dia selalu makan dikantor. Aissh, lebih baik aku lihat saja dari pada harus menebak." Gumam jimin sambil memukul kepalanya.

Bel terus berbunyi membuat jimin jengah dia pun lekas manghampiri pintu itu dan segera membukanya. Dan setelah pintu terbuka, betapa kagetnya jimin melihat siapa yang ada di depannya. Jeon jungkook kakak iparnya entah untuk maksud apa dia datang ke apartemen wonho dan jimin.

"K-kau, untuk apa kemari?" Ucap jimin dengan perasaan antara gugup dan takut.

"Aku ingin bertemu denganmu."

"Untuk apa kau menemuiku? Tolong pergilah." Jimin pun mengusir jungkook dan segera menutup pintu. Namun sebelum pintu di tutup jungkook menghalanginya dan mendorong pintu itu sampai jimin terdorong kebelakang dan hampir terjatuh.

"Jungkook apa yang kau lakukan?"

"Aku ingin bertemu denganmu jimin aku sangat merindukanmu." Ucap jungkook dengan melangkahkan kakinya kearah jimin. Dan jimin pun melangkah mundur dengan takut jimin mencoba meraih apapun yang ada disana dan melemparkannya pada jungkook.

"Tidak jungkook, ku mohon pergilah.. Kumohon hiks.. Jangan ganggu aku.. Hiks.. Kumohon.. Hiks.." Ucap jimin memohon.

"Ayolah Jimin..  aku mencintaimu.. Benar-benar mencintaimu." Ucap jungkook dengan sedikit memaksa dan terus melangkah ke depan.

Lemparan-lemparan benda terus jimin berikan dan jungkook masih bisa menghindar. Sampai sebuah vas bunga yang terbuat dari porselen itu mendarat pada pelipis jungkook dan pecah jimin terkejut dengan kejadian itu. Pelipis jungkook mengeluarkan darah segar jungkook meringis merasakan sakit di kepalanya. Jimin yang melihat itu mengambil kesempatan dan berlari kekamarnya dan wonho kemudian menguncinya.

"Bagaimana ini? Hiks.. A-apa yang harus ku lakukan..? Hiks.. Wonho-ah tolong aku.. Hiks.."

Jimin berjalan mundur dari pintu kamarnya dengan menangis perasaan takut dan bingung kini mendominasi dirinya jimin mencoba berpikir apa yang harus dia lakukan. Sampai gedoran pada pintu kamarnya mengejutkan jimin dan perasaannya semakin takut jika jungkook sampai bisa membuka pintu itu.

𝘽𝙧𝙖𝙠𝙠.. 𝘽𝙧𝙖𝙠𝙠.. 𝘽𝙧𝙖𝙠𝙠..

"JIMIN! BUKA PINTUNYA! KALAU KAU TAK MEMBUKANYA AKU AKAN MENDOBRAKNYA!"

"Hiks.. W-wonho t-tolong aku.. Hiks.." jimin terus menangis dia merasa sudah terpojok tak bisa pergi kemana pun meski ada balkon yang mungkin bisa dia untuk melarikan diri dari sana namun jimin masih waras dengan tidak membahayakan kandungannya.

Jungkook terus berusaha membuka pintu kamar jimin sampai akhirnya emosi jungkook benar-benar tak terkendali dan mendobrak pintu itu.

𝘽𝙧𝙖𝙠𝙠

Pintu pun terbuka lebar menampakan jimin yang ketakutan air mata telah membasahi air matanya. Keadaan jimin benar-benar kacau.

"K-kumohon jungkook p-pergilah."

"Kemarilah sayang.. Aku tak akan menyakitimu jimin." Jungkook terus mendekati jimin dan mencoba meraihnya. Jimin terus menghindarinya sampai saat dia lengah dan jungkook hampir saja menarik jimin, sebuah suara menghentikan niat jungkook.

"Jungkook! Apa yang kau lakukan?"

Ucap seseorang yang sudah berada di pintu kamar jimin.

"J-jae hyung.." Ucap jimin saat mengetahui seseorang yang berada di belakang jungkook. Ya itu jaehyun. Jaehyun datang ke apartemen jimin karena dia sedang merindukan adik kesayangannya.

𝙁𝙡𝙖𝙨𝙝𝙗𝙖𝙘𝙠

𝙅𝙖𝙚𝙝𝙮𝙪𝙣 𝙥𝙤𝙫

𝘚𝘢𝘢𝘵 𝘪𝘯𝘪 𝘥𝘪 𝘬𝘢𝘯𝘵𝘰𝘳 𝘫𝘢𝘥𝘸𝘢𝘭 𝘴𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘣𝘪𝘢𝘴𝘢 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘶𝘢 𝘫𝘢𝘥𝘸𝘢𝘭 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘶𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘨𝘪 𝘵𝘢𝘥𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘥𝘪 𝘴𝘰𝘳𝘦 𝘯𝘢𝘯𝘵𝘪. 𝘈𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘣𝘰𝘴𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘬𝘢𝘯𝘵𝘰𝘳 𝘣𝘪𝘢𝘴𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘥𝘪𝘬𝘬𝘶 𝘬𝘺𝘶𝘩𝘺𝘶𝘯 𝘮𝘢𝘮𝘱𝘪𝘳 𝘬𝘦𝘬𝘢𝘯𝘵𝘰𝘳 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘸𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘪𝘢𝘯𝘨𝘬𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘢 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘴𝘶𝘬𝘢 𝘮𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘴𝘪𝘯𝘪 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘬𝘶.𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘪𝘯𝘪 𝘥𝘪𝘢 𝘴𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘦𝘯𝘤𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘭𝘦𝘦 𝘵𝘦𝘶𝘬 𝘬𝘦𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘬𝘺𝘶𝘩𝘺𝘶𝘯 𝘵𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘢𝘮𝘱𝘪𝘳 𝘬𝘦𝘴𝘪𝘯𝘪.

𝘋𝘢𝘯 𝘦𝘯𝘵𝘢𝘩 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘮𝘶𝘪 𝘢𝘥𝘪𝘬 𝘮𝘢𝘯𝘪𝘴𝘬𝘶 𝘪𝘵𝘶.

𝘈𝘬𝘶 𝘱𝘶𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘪𝘯𝘪𝘴𝘪𝘢𝘵𝘪𝘧 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪 𝘬𝘦 𝘢𝘱𝘢𝘳𝘵𝘦𝘮𝘦𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘫𝘢𝘬𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘪𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘭𝘶𝘢𝘳. 𝘚𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘳𝘶𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘢𝘱𝘱𝘢 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘪𝘫𝘪𝘯 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳 𝘬𝘢𝘯𝘵𝘰𝘳 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘯𝘵𝘢𝘳.

𝙏𝙤𝙠 𝙩𝙤𝙠 𝙩𝙤𝙠

"𝘔𝘢𝘴𝘶𝘬!" 𝘚𝘦𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳 𝘴𝘶𝘢𝘳𝘢 𝘢𝘱𝘱𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘱𝘶𝘯 𝘮𝘢𝘴𝘶𝘬 𝘬𝘦 𝘳𝘶𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢.

"𝘈𝘱𝘱𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘪𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪 𝘭𝘶𝘢𝘳 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘯𝘵𝘢𝘳 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘫𝘢𝘬 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘫𝘶𝘨𝘢."

"𝘖𝘩.. 𝘉𝘦𝘯𝘢𝘳𝘬𝘢𝘩? 𝘉𝘢𝘪𝘬𝘭𝘢𝘩 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬𝘯𝘺𝘢."

"𝘕𝘦 𝘢𝘱𝘱𝘢."

𝘈𝘬𝘶 𝘱𝘶𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘬𝘢𝘯𝘵𝘰𝘳 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘨𝘦𝘳𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘫𝘶 𝘬𝘦 𝘵𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘢𝘥𝘪𝘬 𝘮𝘢𝘯𝘪𝘴𝘬𝘶. 𝘏𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘵𝘶𝘩𝘬𝘢𝘯 15 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘵 𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘥𝘪 𝘢𝘱𝘢𝘳𝘵𝘦𝘮𝘦𝘯 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯. 𝘚𝘦𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘳𝘬𝘪𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘰𝘣𝘪𝘭 𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘦𝘨𝘦𝘳𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘴𝘶𝘬𝘪 𝘨𝘦𝘥𝘶𝘯𝘨 𝘢𝘱𝘢𝘳𝘵𝘦𝘮𝘦𝘯 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯. 𝘚𝘦𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘥𝘪 𝘥𝘦𝘱𝘢𝘯 𝘢𝘱𝘢𝘳𝘵𝘦𝘮𝘦𝘯 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘱𝘶𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘭𝘯𝘺𝘢. 𝘉𝘦𝘳𝘬𝘢𝘭𝘪-𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘯𝘺𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘭 𝘯𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘵𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘬𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘪𝘯𝘵𝘶 𝘢𝘬𝘶 𝘩𝘦𝘳𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯? 𝘉𝘪𝘢𝘴𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘫𝘢𝘮 𝘴𝘦𝘨𝘪𝘯𝘪 𝘥𝘪𝘢 𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘯𝘨𝘭𝘢𝘩 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘵𝘢𝘩𝘶𝘪 𝘱𝘢𝘴𝘴𝘸𝘰𝘳𝘥𝘯𝘺𝘢. 𝘚𝘦𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘱𝘪𝘯𝘵𝘶 𝘪𝘵𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘣𝘶𝘬𝘢, 𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘵𝘦𝘳𝘬𝘦𝘫𝘶𝘵 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘶𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵. 𝘳𝘶𝘢𝘯𝘨 𝘶𝘵𝘢𝘮𝘢 𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳-𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘯𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘣𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘦𝘳𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘷𝘢𝘴 𝘣𝘶𝘯𝘨𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘤𝘢𝘩 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘯𝘰𝘥𝘢 𝘥𝘢𝘳𝘢𝘩 𝘥𝘪𝘴𝘢𝘯𝘢. 𝘋𝘢𝘳𝘢𝘩? 𝘔𝘢𝘵𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘭𝘦𝘣𝘢𝘳 𝘱𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢𝘢𝘯𝘬𝘶 𝘵𝘢𝘬 𝘦𝘯𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘶 𝘱𝘶𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘭𝘢𝘳𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘢𝘳𝘪 𝘬𝘦𝘣𝘦𝘳𝘢𝘥𝘢𝘢𝘯 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘢𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘥𝘪 𝘬𝘢𝘮𝘢𝘳 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘸𝘰𝘯𝘩𝘰 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳 𝘴𝘶𝘢𝘳𝘢 𝘥𝘪 𝘴𝘢𝘯𝘢.

"𝘒-𝘬𝘶𝘮𝘰𝘩𝘰𝘯 𝘫𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘱-𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪𝘭𝘢𝘩."

𝘈𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳 𝘴𝘶𝘢𝘳𝘢 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘨𝘦𝘵𝘢𝘳 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘬𝘦𝘵𝘢𝘬𝘶𝘵𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘶 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳 𝘵𝘢𝘥𝘪. 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬? 𝘋𝘪𝘢 𝘥𝘪𝘴𝘪𝘯𝘪? 𝘜𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘢𝘱𝘢?. 𝘈𝘬𝘶 𝘱𝘶𝘯 𝘴𝘦𝘨𝘦𝘳𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘭𝘢𝘳𝘪 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘵𝘢𝘩𝘶𝘪 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘢𝘥𝘪.

"𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬! 𝘈𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘶 𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯?" 𝘈𝘬𝘶 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪 𝘵𝘦𝘳𝘬𝘦𝘫𝘶𝘵 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘥𝘪𝘴𝘢𝘯𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘯𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘵𝘢𝘬𝘶𝘵𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘫𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘥𝘪 𝘥𝘦𝘱𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢.

𝙅𝙖𝙚𝙝𝙮𝙪𝙣 𝙥𝙤𝙫 𝙚𝙣𝙙

𝙁𝙡𝙖𝙨𝙝𝙗𝙖𝙘𝙠 𝙤𝙛𝙛

𝙏𝙗𝙘