webnovel

Kota Siluman

Walaupun masih belum begitu akrab, Heni tetap merasa senang.

{ Bisik } [ Love ] kepada [ Tears ] : Sepertinya banyak perubahan dalam game ini. Jadi merasa newbie lagi.

{ Bisik } [ Tears ] kepada [ Love ] : Ingin jalan-jalan? Akan kutunjukkan tempat-tempat baru yang belum pernah kau lihat sebelumnya.

Kemudian muncul kotak sistem notifikasi -

[ Tears ] mengajakmu berpelukan, "terima" / "tidak".

Heni bingung untuk memutuskan. Kemudian dia melihat Tears menghentangkan kedua sayapnya yang berwarna hitam, diselimuti dengan aura berwarna biru. Tears adalah bangsa peri, jadi dia terbang menggunakan sayap. Heni adalah bangsa siluman, alat terbangnya adalah ikan pari ( gratis dari sistem setelah mencapai level 30 ). Melihat Tears terbang dengan sayap, dia pun menekan pilihan "terima". Secara otomatis, karakter Heni yang mungil berada dalam pelukan Tears.

Heni melihat karakternya yang mungil berbaju biru, nampak genit berada di pelukan Tears. Kemudian Tears menggendong Love ala gaya pengantin... Kedua tangan Love melingkar di leher Tears, sedangkan kepalanya bersandar di bahu Tears. Heni jadi malu sendiri, tak tau lagi apa yang ada dipikirannya.

Dulu saat pertama kali mereka menikah dalam game, mereka masih duduk di bangku SMP. Belum ada perasaan apa-apa, layaknya seperti main rumah-rumahan. Namun, sekarang berbeda. Heni sudah dewasa, pacaran saja dia belum pernah. Apalagi membayangkan menjadi "istri" orang yang belum pernah dia temui sama sekali. Jadi, ketika dia melihat karakternya berada dalam pelukan cowok... itu membuatnya malu.

Tears mulai mengepakkan sayapnya, terbang tinggi menembus awan. Meninggalkan desa bunga, melewati pegunungan yang membentang luas. Dari atas, terlihat pemandangan yang indah, rumput hijau membentang luas dengan beberapa bunga yang mekar.

Apa yang dirasakan Heni di dalam game, tampak nyata. Grafik dari gamenya bagus, gambarnya nampak nyata seperti sedang menonton film fantasi.

Tanpa disadari Heni, mereka kini telah mendarat di Kota Siluman. Bangunannya seperti jaman peradaban batu. Tears mengeluarkan kuda putihnya, Love masih dalam pangkuannya. Tears mengarahkan kudanya mengelilingi kota.

Tears: Masih ingat kota ini?

Love: hmmm.... kota siluman?

Tears: ya

Heni melihat banyak pemain yang mengelilingi satu NPC di atas mimbar. Heni mengklik NPC tersebut, tertulis "Sesepuh Kota Siluman". Ingatan Heni tentang game ini mulai terlihat.

Ini adalah kota pertama Heni melakukan misi, pertama kalinya membeli peralatan, potion untuk menambah darah, pertama kali dia belajar menangkap pet, dan perlengkapan lainnya.

Heni merasa bahwa moodnya sedang bagus, ketika dia mengenang kembali pertama kalinya dia bermain game ini. Heni merasa terlahir kembali, tak ada lagi yang akan melarangnya bermain game. Dia bebas sekarang. Tanpa sadar, Heni tersenyum sendiri.

Sebelumnya, dia berkata ke Inggit kalau dia cuma ingin lihat-lihat saja. Namun, sekarang dia bimbang. Tears mengajak Love berkeliling di sekitar kota, kemudian menuju ke arah bukit. Sesampainya di bukit, Tears menurunkan Love dan memasukkan lagi kudanya.

Tears dan Love berdiri berhadapan. Seketika itu juga muncul monyet berbadan besar berlari ke arah mereka. Heni ingin mengeluarkan petnya, namun dia lupa shortcut skill yang ingin digunakan. Dalam hitungan detik, monyet itu telah mati dibunuh oleh Tears.

Tears : apakah kamu ingat tempat ini?

***

Saat itu, Heni sedang melewati jalan menuju tempat misinya. Dia melihat seorang priest sedang melawan minibos sendirian. Heni merasa kasihan, dan membantunya membunuh minibos itu. Setelah itu, mereka lebih sering berburu dan menjalankan misi bersama.

Dulu, bertemu teman baru di internet adalah pengalaman baru buat Heni. Biasanya Heni bermain dengan teman sekelasnya. Namun karena perbedaan level yang jauh, Heni ditinggalkan sendiri. Disitulah dia bertemu dengan Tears dan selalu bermain bersama.

***

Love : oh.. jadi itu kamu!

Tears : ???

Love : bukannya dulu namamu evo... siapa itu?

Tears : ya, aku ganti nama

Love : kenapa?

Tears : coba tebak, kenapa?

Love : ....

Tears : kau dulu meninggalkanku. Kamu ngga memikirkan perasaanku?

Love : kenapa ngga diceraikan saja.

Tears : ....

Love : jadi, sekarang bagaimana?

Heni menunggu jawaban dari Tears, namun tiba-tiba layarnya berwarna merah.

[ Sistem ] : Kamu diserang oleh Tears

[ Sistem ] : Kamu menerima serangan 5650

[ Sistem ] : Kamu dibunuh oleh Tears

[ Sistem ] : Kamu dihidupkan kembali oleh Tears

... Dan ini adalah kematiannya yang kedua dalam sehari...

*** ( Flashback 1 ) ***

Heni melihat karakternya di ujung kiri atas layar telah mencapai level 10. Dia tampak senang sekali. Sekarang, dia ingin menjadi Alchemist, ahli obat. Dia mendapat misi untuk mengumpulkan tanaman di sekitar lembah.

Ini adalah tugas yang paling mudah. Heni merubah karakternya menjadi rubah karena jalannya lebih cepat. Wujudnya pun imut banget, bayangin rubah berekor sembilan bentuk mininya.

Heni mulai mengarah ke lokasi yang dituju, memasuki lembah, dan melihat seseorang tengah bertempur melawan sekelompok monyet. Banyak pemain baru yang terbunuh disini.

Heni bermain game ini karena diajak oleh teman sekelasnya, jadi dia ada yang membantu dan tidak mengalami kesulitan apapun. Apalagi dia bermain sebagai foxlady, yang bisa memanggil pet untuk bertarung dengan monster. Jadi baginya, itu adalah hal yang mudah.

Berbeda dengan priest, dia memiliki pertahanan yang rendah. Sementara monyet itu memiliki pertahanan dan serangan yang tinggi. Biasanya pemain baru membentuk tim untuk melawan monyet-monyet itu.

Heni melihat sosok yang dikerumuni monyet itu telah terbunuh. Heni berpikir mungkin dia akan kembali lagi bersama timnya. Karena susah bagi priest untuk bertarung sendirian.

Heni tengah sibuk mencabut tanaman untuk tugasnya. Dia sedang mencari-cari lagi tanaman yang sama. Kemudian dia melihat, priest itu kembali lagi. Dia tetap sendirian melawan monyet itu.

Entah sudah berapa kali dia terbunuh. Dia tetap saja sendirian melawan monyet itu. Benar-benar patut diacungi jempol keberaniannya, oh atau kebodohannya.

Jika karakter terbunuh, pemain bisa langsung hidup kembali di kota terdekat, jadi tubuh karakternya akan hilang. Namun tubuh cowok itu masih tetap terlentang disitu, dan belum menghilang. Heni berpikir, mungkinkah dia menjadi depresi setelah terbunuh beberapa kali? Hahahahaha!

Beberapa menit kemudian karakter itu menghilang. Heni melanjutkan lagi pencarian tanamannya. Kemudian dia melihat cowok itu tadi, dan dia tetap saja masih sendirian. Heni pun mengirimkan pertemanan.

Love : terima pertemananku. aku akan membantumu

***