webnovel

28

Resepsi pernikahan Arkan dan Widya akan berlangsung hari ini di sebuah hotel di Jakarta Selatan. Akad sudah berlangsung 1 minggu yang lalu di rumah Widya dan kini tinggal resepsi nya saja. Resepsi pernikahan Arkan akan sangat meriah apalagi dengan adanya prosesi Pedang Pora nanti.

Irham menjemput Citra di rumah nya, mereka akan berangkat bersama menuju resepsi Akan dan Widya. Acarnya akan mulai jam 10 siang, namun sebagai orang dalam –keluarga-, ada baiknya mereka datang agak lebih cepat.

"Cantik bangeeett !" puji Irham saat melihat Citra keluar dari pintu rumahnya menuju mobil Irham, kebaya berwarna mocca dipadu dengan rok batik coklat sangat pas dipakai oleh kekasih nya itu. Dimata Irham bagian paling Ia suka hari ini dari penampilan Citra adalah kaki putih nya yang memakai high heel itu, cantik dan sexy bersamaan.

"Gimana, gimanaa? ok tak?" tanya Citra pada Irham sambil memutarkan tubuhnya agar Irham dapat melihat secara keseluruhan penampilan nya hari ini.

Irham menghela nafas pelan sambil menggelengkan kepala kecil, lalu tersenyum lebar hingga giginya nampak, saking lebarnya senyum Irham. "Kamu tuh emang ya. Hari ini, saya jatuh cinta lagi kepada kamu, untuk kesekian kali nya."

Pipi Citra yang sudah merona karena sapuan blush on semakin semerebak warna nya, tadinya yang merah hanya pipi kini rasanya satu wajahnya terasa panas dan memerah, Irham membuatnya tersipu malu dan terbang ke awan. "Thanks you, Mas pacar." Kata Citra malu-malu manja.

"Udah ijin sama Unyak pergi sama aku, Cit?" tanya Irham saat mereka sudah di dalam mobil.

"Udah tadi malem, nggak ada orang di rumah. Pada pergi semua." Sahut Citra memberitahu Irham.

"Pada kemana?"

"Ke Bandung, Kak Ida nya udah ngisi. Jadi pada ngumpul di rumah Kak Ida semua." Jawab Citra.

"Loh, kamu nggak apa-apa nggak ikutan ke Bandung, keluarga kamu disana semua loh, Yang.��

Citra menggeleng pelan dengan wajah sendu, "Nggak apa-apa. Aku kan Cuma anak angkat, Kak. Bukan siapa banget." Nada suara Citra yang terdengar pilu menggores hati Irham.

Irham tahu, selama ini walau Citra tidak pernah dibeda-bedakan kasih sayang nya oleh Unyak dan Anyak nya selaku keluarga angkat nya, Citra selalu merasa rendah diri dan mengasingkan diri dari keluarga nya itu. walau padahal, Citra tidak hanya anak angkat, tapi juga ponakan dari tante Sekar, namun pacar nya itu memendam rasa tak nyaman dan sungkan yang berlebihan.

Irham menggenggam sebelah tangan Citra dan menggelus punggung tangan nya pelan, "Kamu nggak boleh ngomong kayak gitu, Cit. kan selama ini Unyak, Anyak dan Atta nggak pernah mengasingkan kamu, kamu tetap anak mereka loh."

"I know…" cicit Citra pelan, "Tapi Citra itu mau digimanain banget tetap anak orang miskin, anak kampung dan bukan Wiratmaja."

Semua permasalahan bermula dari nama besar keluarga Wiratmaja itu. Hanya karena mereka terpandang dan sangat kaya raya, mereka jadi punya gengsi yang besar. Tidak sembarangan menerima orang baru dalam keluarga nya. Ck, orang kaya emang ngerepotin. Ibu nya Citra menikah dengan lelaki biasa, bukan dari keluarga terpandang dan tidak bekerja di perusahaan, bisa dibilang petani. Maka dari itu keluarga kecil Citra jadi diasingkan dan tidak dihitung Wiratmaja lagi. Astaga, seperti di film-film saja.

"Babe. . ." suasana di dalam mobil tiba saja jadi sendu setelah mendengar cerita Citra, "Aku nggak mau dengar lagi kamu ngomong kayak gitu. Aku nggak suka." Kata Irham tegas, "Siapa pun kamu, kalau orang diluar sana nggak terimana kamu apa ada nya, ada aku, keluarga ku yang selalu nerima kamu, OK?"

Citra mengangguk pelan dan membawa tangan Irham untuk menempel di pipinya, "Kamu baik banget sih Kak, aku tanpa kakak kayaknya udah lemas."

"Iya, siapa dulu dong." Kata Irham jumawa. "Mau nggak nikah sama aku?" pancing Irham pada Citra.

"Malas ih." Jawab Citra jahil dan memeletkan lidahnya untuk Irham.

"Ckkkk…" decak Irham, "STR nya gimana Yang, udah beres?" tanya Irham mengganti topik. Biasanya kalau masalah pendidikan, Citra akan kembali bersemangat.

"Udah tauuu… aku lolos dong. Udah punya STR sekarang." Sahut Citra Girang. "Sekarang aku mau daftar program Nusantara Sehat itu kak."

"Program apa tuh?" Irham menyetop mobilnya saat tanda lampu merah muncul di lalu lintas.

"Pokoknya program nya itu nanti tenaga medis nya di tempati di pukesmas daerah nya agak plosok gitu."

"Lah, berarti kamu keluar dari Jakarta dong?"

"Iya, insya Allah kalau lulus program ini. Aku berdoa minta nya di tugaskan ke Maluku."

"Yaaangg…" protes Irham, "Nanti kita LDR dong."

"Hehehe. . ."

Irham jadi terdiam beberapa saat. Bahkan pacarnya belum juga pergi Ia sudah deg-degan sendiri bakal ditinggal, padahal semuanya belum pasti.

"Lemas aku tuh kalau kita LDR." Kata Irham manja pada Citra.

"Lemah yuuu !" ejek Citra pada Irham, "Tukang bengkel nggak boleh lemas, nggak macho lagi." Tambak Citra lalu tertawa puas melihat wajah masam kekasihnya.

LDR? LEMASH AKUTUUU.

***