webnovel

Lintang Waktu

Semenjak perceraian kedua orangtuanya, hidup Anneta berubah. Apalagi ia harus meninggalkan sahabat masa kecilnya. Dia Amar, cowok yang selalu ada menemani Anneta untuk tetap bertahan kuat menghadapi segala kekacauan akibat pertengkaran kedua orangtua. Cowok yang selalu ada untuk memberikan senyuman baru demi menggantikan senyum lama yang menghilang dari wajah Anneta. Setelah perpisahannya dengan Amar, Anneta melewati banyak hal sulit dalam hidupnya. Tahun demi tahun ia lewati hanya dengan memikirkan sosok sahabat yang tak pernah ia temui kembali. Hingga suatu hari, ia bertemu sosok baru. Dia Bara, sangat dingin, sulit diajak berbicara, bahkan sangat sulit untuk disentuh. Cowok itu selalu menjadi bahan perbincangan di mana pun dan kapan pun. Tapi anehnya, ada sesuatu yang membuat Anneta bertanya-tanya hingga ingin mengetahui tentang cowok itu lebih dalam. Karena ia yakin, Bara adalah sosok lelaki yang menyimpan sejuta rahasia dan pasti memiliki keterikatan dengan masa lalunya. Di sisi lain, Anneta dibingungkan oleh sosok Keenan yang benar-benar menyerupai sahabat masa kecilnya~Amar. Dari segi wajah, bahasa tubuh hingga kelakuannya benar-benar mencerminkan sosok Amar. Tapi ada sesuatu yang Keenan coba rahasiakan dan sembunyikan dari gadis itu.Segala pertanyaan terangkai dalam benak Anneta. Jika benar Keenan adalah Amar, mengapa ia bersembunyi? Apa ada sesuatu yang ia coba untuk rahasiakan? Anneta benar-benar bingung dengan nalurinya. Keenan, atau Bara? Kedua orang itu sama-sama mencoba untuk menyembunyikan sesuatu yang pasti berhubungan dengan rangkaian masa lalu. Mungkinkah segala teka-teki ini akan terkuak?

Inya Sidhyadahayu · Teenager
Zu wenig Bewertungen
27 Chs

22 // Pasrah

Kadang hidup tak semulus yang kita bayangkan. Berbagai duka seperti mengerak dalam hati. Tapi bukankah hal itu yang dapat mendewasakan?

•••

Anneta masuk ke dalam rumah. Gadis itu melempar tasnya di sofa kemudian duduk sambil menutup wajahnya. Ariel datang dengan baju serba hitam, kemudian duduk di sebelah Anneta.

"Sana siap-siap. Kita pergi ke pemakaman Papi," ucap Ariel.

"Harus banget ya kita pergi?" tanya Anneta. "Kita kan bukan siapa-siapanya Papi lagi!"

Ariel menghela napasnya, "Jangan ngomong gitu, ntar Papi nggak bisa tenang di sana."

"Biarin aja. Emang masalah buat Ann?" ucap gadis itu acuh tak acuh.

"Kamu nggak boleh gitu, Ann."

Anneta melipat tangannya, "Kenapa sih, Mami selalu belain Papi? Apa Mami lupa gimana dulu Papi udah kejam sama Mami?!" tanya Anneta.

Perempuan paruh baya itu menguatkan hatinya, dia melihat ke arah Anneta yang sekarang sudah menitikkan air mata.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com