"ss-attu sushi tunna"
aku menoleh seorang laki-laki dengan baju kotak-kotak berwarna hitam itu menunjuk sebuah gambar sushi dengan full ikan tuna. aku tersenyum "no mejanya kak?" ia mengangkat kepala nya dan menatap ku sesaat mata kami saling menatap ada aura aneh di dalam dirinya. bola matanya coklat dan sangat terlihat dia gemar begadang hal itu terlihat dari kantong mata. ia menoleh ke arah meja dengan nomor 9 di ujung ruangan lalu berjalan tanpa mengatakan minuman apa yang ingin di pesannya.
aku bergidik aku bisa merasakan aura laki-laki sangat tidak nyaman.
"Sekar"
"ah, iya?" aku menengok ke belakang Raditya chef andalan resort Jepang kami.
aku menggeleng kan kepala sebelum ia bertanya tanda tidak ada apa-apa dan ia kembali ke ruangan nya daerah yang kami tidak boleh masuki.
aku merasa ada yang mengawasi ku entah dari mana. tapi kau terlalu sibuk dengan banyak nya pelanggan yang datang hari ini di banding kemarin. mata ku lelah menatap mesin uang aku memejam kan mata dan melihat ke arah meja nomor 9 yah meskipun itu tidak aku sengaja. mata ku langsung terbelalak disana sudah berdiri dua pria besar dan seperti nya sedang meributkan sesuatu.
"hei, pergilah dari sini badan mu bau kau mengganggu pelanggan lainnya" ucap seorang pria berambut warna biru langit. ia terlihat mendengus kesal tangan nya terlipat di depan dada nya. tiba-tiba pria bertato menarik kerah baju laki-laki nomor 9 sehingga membuat laki-laki itu tak bisa bernapas. karena suasana semakin kacau aku datang dan berusaha melerai mereka. tapi tiba-tiba aku terjungkal ke lantai saat berusaha menenangkan pria bertato itu darah segar keluar dari hidung ku. sebagian berteriak kaget dan setelah nya aku tak ingat apapun.
kepala ku terasa berat ibu menggenggam tangan ku erat wajah nya terlihat khawatir.
"iibu" panggil ku lirih
Raditya mendekat" Sekar, kamu gak papa?"
aku mengangguk pelan " gimana disana?" ibu menatap chief handal ku.
ia berdeham " mereka hanya salah paham dengan laki-laki aneh itu" ternyata bukan aku saja yang merasa bahwa laki-laki itu aneh chief Raditya juga merasakan nya.
"laki-laki itu baik-baik aja kan kak.." tanya ku yang di jawab dengan ekspresi aneh dari mereka berdua.
"Sekar... pikirkan kamu dulu jangan orang lain" kata ibu. chief Raditya mengangguk"betul kata ibu mu Sekar...tenang aja sudah di aman kan oleh security kok"
"bagus lah... laki-laki aneh itu memang sering datang ke resort kita kak"
"ohya..? sebaiknya kamu jangan dekat-dekat dengan dia Sekar kakak kha..."
aku tertawa pelan seraya menggeleng kan kepala" tidak akan dekat kak..kita kan gak kenal" tapi perkataan itu malah sebaliknya terjadi di suatu hari aku terjebak dalam tempat laki-laki itu.