webnovel
#VILLAIN
#SCARY

LINDAP

Lindap mengisahkan tentang Alra, putri dari pasangan suami - istri bernama Dian, dan Aisyah. Kedua orang tuanya memutuskan untuk pindah dari kota besar menuju kota kecil di pulau Jawa. Awalnya kehidupan Alra berjalan dengan baik-baik saja, hidup dengan sederhana karena pekerjaan ayahnya yang selalu berganti tempat. Akan tetapi, ketika Alra mulai duduk di bangku SMP, perselingkuhan ayahnya dengan Susi mulai terjadi, dan Alra ketahui tanpa sengaja. Hal itu membuat sekolahnya menjadi tidak terarah, Aisyah juga menjadi berbeda, dan lebih memilih untuk mendatangi berbagai dukun agar suaminya kembali pulang. Tak hanya permasalahan keluarga yang dia terima, dampak dari permainan dukun yang dilakukan Aisyah pun dia terima dengan gangguan yang hantu-hantu itu berikan. Alra semakin tidak tenang dengan kehidupannya di rumah, dia lebih suka di sekolah untuk bertemu dengan teman-temannya, tapi rupanya di sekolah pun masih ada konflik yang menurutnya lumayan rumit. Berbagai macam masalah datang secara bersamaan, tapi suasana yang memanas berubah manis ketika dia duduk di bangku kelas 9 semester akhir. Bertemu dengan cowok bernama Hazel merubah dunianya yang terasa hambar, banyak yang berubah menjadi manis, dan lebih berwarna. Alra juga bertemu dengan orang-orang yang sama rasa dengannya, terutama dengan masalah keluarga yang sama. Mereka berbagi cerita, dan memberikan uluran tangan agar gadis itu semakin kuat.

meybulansafitrii · Teen
Zu wenig Bewertungen
156 Chs
#VILLAIN
#SCARY

SEMBILAN PULUH TUJUH

"Aaah!" Alra menyentuh wajah sebelah kirinya dengan sikut yang dia topang pada meja. Frustasi pada kejadian semalam, banyak yang membuatnya terkejut, dan hampir saja hilang akal jika tidak menahan semua emosi yang ada.

Dia tidak tahu apa salahnya semalam, menurutnya tidak ada yang salah dia, dan Jerry sebagaimana Nanda yang juga merasa tidak bersalah. Cowok itu memiliki banyak perempuan, seperti Alra yang memiliki banyak teman laki-laki. Persamaannya banyak, tapi Nanda selalu saja cemburu, katanya takut kehilangan, tapi dia sendiri seperti itu, orang paling egois menurut Alra.

Suara pintu terbuka dengan tambahan langkah kaki tak membuat Alra menoleh. Dia tetap diam di tempat, memperhatikan kaca jendela yang jauh dari tempatnya dengan sedih. Sampai akhirnya seseorang duduk di dekatnya, alhasil dia tak lagi bisa melihat ke arah kaca.

"Ir?" panggilnya, suaranya terdengar cukup serak sekarang, "Aku semalem ribut sama Nanda."