webnovel

Terluka

Hapoy reading!

"Ra lo kayaknya tadi pagi pake jepit rambut, lo lepas kah?" tanya Natasha yang menyadari bahwa jepit rambut Kiara tidak terpasang di kepalanya.

"Hah enggak," jawab Kiara sembari meraba kepalanya. Dan benar saja, jepit rambutnya tidak ada. Jepit rambutnya menghilang.

"Kayaknya tadi jatoh deh, gue mau nyari jepit rambut gue dulu ya," ucap Kiara dan segera beranjak dari duduknya.

"Mau gue bantu cari nggak Ra?" tanya Cia menawari bantuan untuk Kiara.

"Nggak usah gue udah tau kok jatohnya dimana," jawab Kiara dan berjalan keluar dari gedung olahraga. Ia sudah menebak pasti jepit rambutnya jatuh di tempat tadi ia duduk di bangku dekat pohon itu.

Setelah mencari-cari, ternyata jepit rambutnya terjatuh tepat di bawah pohon.

"Kok bisa jatoh di sini," gumam Kiara dan berjongkok mengambil jepit rambut tersebut.

Namun tiba-tiba ada seseorang yang menginjak tangan Kiara yang sedang mengambil jepit rambutnya. Kiara menengadahkan kepalanya dan ternyata orang itu adalah Trisha, harusnya ia sudah menduga hal tersebut.

"Ternyata si mak lampir," batin Kiara. Ia menahan sakit sebisa mungkin agar tidak mengaduh kesakitan di hadapan Trisha.

"Lo berani juga ya cari masalah sama gue," ucap Trisha membuat Kiara tertawa dalam hati. Trisha yang tak kunjung mengangkat kakinya membuat Kiara meringis kesakitan. Kiara pun mengumpulkan keberanian dan menarik tangannya dari bawah sepatu Trisha dengan keras. Alhasil tangan kanannya menjadi terluka bahkan terlihat mengeluarkan sedikit darah.

"Sorry aja ya sha, tapi gue nggak merasa ada masalah sama lo," ucap Kiara. Rasanya ia sudah sangat emosi dan ingin menonjok muka si Trisha ini, namun ia tahan jangan sampai ia melakukan hal gila itu.

"Lo nggak usah pura-pura, jelas-jelas udah keliatan kalau lo deketin Faldo," ucap Trisha. Dan ya, sesuai dengan dugaan Kiara, pasti berhubungan dengan Faldo.

"Terus masalahnya sama lo apa?" tanya Kiara yang terlihat semakin menantang Trisha. Sementara Trisha terlihat mati-matian menahan emosi.

"Lo masih nggak nyadar? Atau lo emang berniat ngerebut Faldo dari gue," balas Trisha.

"Ngerebut? Denger nih ya Sha, gue nggak berniat berebutan apapun sama lo," ucap Kiara memicingkan matanya dan berbalik berjalan meninggalkan tempat itu, ia memasukkan jepit rambutnya ke dalam saku seragamnya. Namun baru beberapa langkah, Kiara berhenti dan menoleh ke arah Trisha yang masih berdiri di sana.

"Dan satu lagi, gue nggak pernah ngerebutin sesuatu yang udah jadi milik gue," ucap Kiara dengan tatapan datar dan kembali berjalan. Trisha yang mendengar hal itu tentu saja sangat emosi dan semakin besar kebenciannya terhadap Kiara.

"Sial sakit banget untung jari gue nggak patah, tuh sepatu ada pakunya kah," ucap Kiara meringis kesakitan sembari berjalan menuju uks. Kiara berniat membersihkan lukanya dulu dan ia akan mengobatinya di rumah saja. Lagi pula pertandingan hari ini sudah selesai sehingga satu persatu siswa mulai meninggalkan sekolah.

Cia

Ra, lo dimana? Jepit rambutnya udah ketemu belum?

Tiba-tiba ada sebuah chat masuk dari Cia tepat setelah Kiara naik bis.

Me

Udah Ci, sorry gue pulang duluan soalnya ada urusan mendadak.

Ya, itu hanya kebohongan belaka. Sebenarnya ia tidak ada urusan mendadak sama sekali.

Lagi-lagi Kiara meringis kesakitan, bahkan hanya untuk memegang handphone saja tangan kanannya sudah terasa tremor.

Cia

Ohh, padahal Faldo nyariin lo.

Kiara sedikit terkejut dengan balasan Cia tersebut. Di sisi lain ia juga bertanya-tanya untuk apa Faldo terang-terangan mencarinya.

"Toh nanti di rumah juga ketemu," batin Kiara mengendikkan bahunya.

Sesampainya di rumah, Kiara terkejut karena sudah terparkir motor Faldo di garasi.

"Lo tumben udah pulang," ucap Kiara kepada Faldo yang saat ini tengah duduk di ruang tengah.

"Tadi kata temen lo katanya lo pulang duluan gara-gara ada urusan mendadak, urusan apa kok nggak ngasih tau gue," ucap Faldo membuat Kiara menepuk dahinya sendiri.

"Itu gue alesan doang," ucap Kiara.

"Tangan lo... kenapa?" tanya Faldo yang melihat luka di tangan kanan Kiara. Faldo bahkan sampai meringis sendiri melihat luka di tangan Kiara.

"Gapapa tadi cuma ken-"

"Sini duduk," ucap Faldo memotong perkataan Kiara dan menarik Kiara untuk duduk. Setelah itu Faldo terlihat mengambil kotak P3K.

Faldo pun duduk di samping Kiara dan meraih tangan Kiara. Terlihat bahwa Kiara kesakitan, buktinya tangannya tremor terus menerus. Dengan penuh hati-hati Faldo mulai mengoleskan obat pada luka Kiara. Kiara meringis kesakitan, namun masih bisa ia tahan.

"Sakit ya?" tanya Faldo menatap Kiara dengan raut wajah khawatir.

"Dikit," jawab Kiara mengangguk pelan.

Faldo pun mengoleskan obat sembari meniup pelan agar Kiara tidak terlalu merasa kesakitan. Setelah selesai mengoleskan obat, Faldo pun memplester luka Kiara agar tidak infeksi terkena debu dan yang lainnya.

"Tadi lo nonton gue kan?" tanya Faldo memulai percakapan. Kiara menoleh dan menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan Faldo barusan.

"Gue keren nggak?" tanya Faldo dengan senyuman di wajahnya yang selalu membuat Kiara terpancing dan ikut tersenyum.

"Biasa aja," jawab Kiara membuat senyum Faldo langsung luntur. Melihat hal itu Kiara tertawa dalam hati.

"Tapi lebih kerenan gue kan dari pada si gersang," ucap Faldo membuat Kiara mengernyitkan dahinya bingung.

"Gersang?" tanya Kiara.

"Iya mantan lo," jawab Faldo membuat Kiara terkekeh kecil. Ternyata Gersa yang dimaksud oleh Faldo.

"Iya," ucap Kiara. Faldo menoleh menatap Kiara, Kiara pun membalas tatapan Faldo.

"Iya apa?" tanya Faldo mengernyitkan dahinya, kenapa Kiara ini selalu setengah-setengah?

"Iya kerenan lo," jawab Kiara yang berhasil membuat Faldo tersenyum puas.

Akhirnya Faldo selesai mengobati luka Kiara. Kiara terkesan karena bisa dibilang Faldo sangat telaten saat mengobati luka di tangan Kiara.

"Makasih ya," ucap Kiara sembari menarik tangannya dari Faldo.

Setelah itu Kiara berjalan menuju kamar tanpa mengatakan sepatah kata apa pun lagi kepada Faldo.

"Barusan Kiara bilang makasih ke gue," ucap Faldo tersenyum. Namun mengingat kembali luka yang ada di tangan Kiara, membuat senyum Faldo pudar.

"Gue tau ini kerjaan siapa," lirih Faldo mengepalkan tangannya.

---

"Oh ya lo kemarin kenapa nyariin gue?" tanya Kiara mengingat Cia kemarin mengirim chat yang mengatakan bahwa Faldo mencarinya.

"Habisnya lo kemarin ngilang abis pertandingan gue selesai," jawab Faldo membuat Kiara ber'oh'ria.

"Lo nggak berniat nembak gue di tengah lapangan kan," ucap Kiara memicingkan matanya menatap Faldo membuat Faldo jadi merinding seketika.

"Enggak kok enggak," ucap Faldo dengan senyum yang terlihat sedikit dipaksakan.

"Berarti rencana itu nggak bisa digunain lagi," batin Faldo.

"Mau berangkat bareng nggak?" tanya Faldo seusai menyelesaikan sarapannya.

"Enggak, lo berangkat duluan aja," jawab Kiara yang masih sibuk dengan sarapannya. Padahal Faldo sudah tau jawaban Kiara namun Faldo tetap saja bertanya setiap hari.

Karena tangan kanan Kiara sedang terluka, ia jadi sedikit susah untuk makan.

"Ya udah gue duluan," ucap Faldo beranjak dari duduknya. Namun seperti biasa Faldo menyematkan jepit rambut baru lagi di kepala Kiara.

Kiara pun mengalihkan pandangannya menatap Faldo sebentar sebelum akhirnya mengeluarkan suara.

"Iya."

To be continued....