webnovel

Bola basket

Happy reading!

"Hati-hati ya Ra," ucap Cia begitu ia sudah sampai di rumah diantar oleh Kiara. Sementara Natasha, ternyata dijemput oleh pacarnya.

"Iya," balas Kiara mengacungkan jempolnya dan segera pulang.

Saat ini sudah pukul 17.45, tak heran jika jalanan sangat ramai.

Beberapa menit kemudian, Kiara sudah sampai di rumah. Ia meminta pak Yose untuk memasukkan mobilnya ke garasi dan bergegas masuk ke dalam rumah. Saat ia baru saja masuk, perhatiannya teralihkan oleh Faldo yang terlihat seperti sedang tidur di meja makan.

"Bi, Faldo kenapa bisa tidur di sana?" tanya Kiara kepada bi Rumi yang kebetulan sedang merapikan ruang tamu. Kiara menunjuk ke arah Faldo yang tertidur di meja makan.

"Itu non dari tadi siang den Faldo nyoba masak buat non Kiara tapi gagal terus, padahal udah bibi bilang bibi aja yang masak tapi den Faldo tetep kekeuh katanya mau masakin makanan kesukaan non Kiara gitu," jawab bi Rumi.

Kiara pun tersenyum kecil mendengar cerita dari bi Rumi.

"Emangnya dia tau makanan kesukaan gue apa?" tanya Kiara pada dirinya sendiri. Ia berjalan menghampiri Faldo.

Kiara terkejut saat melihat di meja makan ada sepiring tumis udang asam pedas. Dan juga terkejut melihat betapa hancurnya kondisi dapur.

"Faldo lo masak apa perang deh."

"Kok dia bisa tau makanan kesukaan gue," ucap Kiara lirih dan beralih duduk.

Kiara mencicipi masakan Faldo tersebut, bagaimana pun Faldo sudah bersusah payah memasak untuknya.

"Lumayan juga buat orang yang pertama kali nyoba masak," ucap Kiara. Terlihat ia menikmati masakan Faldo tersebut. Sementara Faldo masih tertidur, ia bahkan tidak terganggu dengan suara dentingan sendok dan piring dari Kiara.

Beberapa menit kemudian, Kiara sudah menghabiskan masakan Faldo tersebut. Ia memperhatikan Faldo yang sedang tertidur. Kiara menyadari bahwa ada luka di jari Faldo, sepertinya luka karena Faldo mencoba memasak.

"Dasar, ceroboh banget," ucap Kiara dan bergegas mengambil kotak P3K.

Dengan pelan Kiara mengobati jari Faldo yang terluka, ia juga menempelkan plester agar lukanya tidak terkena debu atau semacamnya. Kiara mengambil sebuah sticky notes dan menuliskan sesuatu di atasnya. Setelah itu ia menempelkan sticky notes tersebut di telapak tangan Faldo.

Kiara tersenyum kecil dan berjalan menuju kamarnya.

Tak lama setelah Kiara masuk ke dalam kamar, Faldo tiba-tiba terbangun dari tidurnya.

Faldo terkejut menyadari bahwa masakan yang ia buat untuk Kiara sudah hilang atau lebih tepatnya habis dimakan Kiara. Faldo lebih terkejut lagi melihat ada sebuah sticky notes yang tertempel di telapak tangannya.

Di sticky notes tersebut bertuliskan, "Masakan lo lumayan juga, cuma kurang asin dikit. Makasih ya." lalu di bawahnya tertulis nama Kiara.

"YESS," teriak Faldo begitu bersemangat dan memasukan sticky notes tersebut ke dalam sakunya.

"Kayaknya sticky notesnya harus gue laminating terus gue pajang di kamar," ucap Faldo dan berjalan menuju kamarnya dengan perasaan senang.

"Nggak sia-sia rencana gue tadi, untung aja si Gafa bisa diandalin." Ya, sebenarnya Faldo bisa mengetahui makanan kesukaan Kiara karena ia meminta bantuan dari Gafa.

Faldo baru saja sadar bahwa jarinya telah diobati bahkan telah diplester juga. Ia membayangkan Kiara yang sudah mengobati jarinya membuat perasaannya menjadi semakin tidak karuan.

"Kayaknya malam ini gue bakal nggak bisa tidur," ucap Faldo. Walaupun ia mengatakan hal tersebut, namun ekspresi wajahnya justru terlihat sangat bahagia.

Pukul 00.10, Kiara masih saja belum bisa tidur. Ia tak tau apa yang membuatnya tidak bisa tidur sampai selarut ini. Padahal biasanya jam 9 atau 10 malam ia sudah tertidur dengan nyenyak.

Kiara sudah mengscroll instagram sejak pukul 23.30 namun tetap saja belum mengantuk. Biasanya ia akan cepat mengantuk apabila membuka media sosial.

"Ah kalau kayak gini gue besok bisa ngantuk di sekolahan," ucap Kiara. Ia pun memejamkan matanya dan memaksakan dirinya sendiri untuk tidur.

Keesokan harinya, benar saja Kiara bangun lebih siang dari pada biasanya. Ia kesiangan karena semalam tidak bisa tidur. Justru Faldo yang mengira akan tidak bisa tidur semalam malah bisa tidur awal dengan nyenyak.

Faldo bahkan terkejut saat ia sudah selesau sarapan ia kira Kiara sudah berangkat terlebih dahulu, tapi ternyata Kiara baru saja selesai bersiap dan baru akan sarapan.

"Pagi," ucap Faldo menyapa Kiara yang baru duduk di meja makan.

"Pagi," balas Kiara sembari menguap kecil.

"Mau berangkat bareng nggak?" tanya Faldo kepada Kiara yang baru memakan sarapannya. Ya, sebenarnya Faldo pasti sudah tau jawaban Kiara apa. Tapi Faldo berpikir siapa tau kali ini Kiara sedang kesambet dan mau berangkat bersamanya.

Kiara memicingkan matanya menatap Faldo sebelum akhirnya mengeluarkan suara.

"Nggak," jawab Kiara dan dibalas senyuman kecil oleh Faldo. Lagi pula ia sudah menduga bahwa Kiara akan menolak.

"Ya udah," ucap Faldo berdiri dari duduknya. Namun tiba-tiba ia memasangkan sesuatu di rambut Kiara. Kiara menatap Faldo dengan tatapan bingung dan berkaca dengan handphone miliknya, ternyata itu adalah jepit rambut.

"Nggak boleh dilepas, gue berangkat duluan ya dah," ucap Faldo seraya melambaikan tangannya ke arah Kiara.

Kiara pun menghela napasnya dan berkaca sekali lagi. Ia berpikir tidak ada salahnya memakai jepit rambut ke sekolah sekali-kali. Lagi pula motifnya juga sederhana dan tidak akan menarik perhatian. Ia pun segera menyelesaikan sarapannya dan segera menuju ke sekolah. Apa lagi ini hari pertama dimulainya acara pekan olahraga dengan SMA Couller.

Setelah turun dari bis dan berjalan menuju ke sekolah, Kiara terlihat sedang sibuk memikirkan sesuatu. Bahkan ia disapa oleh beberapa temannya namun tak menghiraukannya.

"Karena gue udah jadi istri Faldo seterusnya juga gue bakal sama dia terus. Apa sebaiknya gue coba buat suka sama Faldo aja kali ya, diliat-liat dia juga lumayan baik," pikir Kiara. Ternyata dari tadi ia terus menerus memikirkan hal tersebut.

"Enggak enggak kenapa gue tiba-tiba mikir ginian," ucap Kiara menggeleng-gelengkan kepalanya.

"KIARA AWASS."

Kiara terkejut saat melihat bola basket mengarah ke arahnya, apa lagi sepertinya akan mengenai kepalanya. Kiara pun tersadar dan dengan gesit menangkap bola tersebut sebelum mengenai wajahnya.

"Sorry Ra bisa lempar ke sini nggak," ucap Gafa kepada Kiara.

Sesaat sebelum melempar bola, Kiara melihat ada sebuah target empuk. Kiara pun tersenyum miring dan mengambil ancang-ancang untuk melempar bola.

BUGH

Tepat sasaran, bola yang ia lempar mengenai belakang kepala Faldo yang saat itu terlihat tengah sibuk tebar pesona dengan adek kelas.

"WOY SIAPA YANG LEM-"

"SORRY NGGAK SENGAJA," teriak Kiara memotong ucapan Faldo barusan. Terlihat Faldo memegang belakang kepalanya sembari mengaduh kesakitan. Setelah itu Kiara tersenyum penuh kemenangan karena bolanya berhasil mengenai targetnya. Ia pun segera berjalan menuju kelasnya.

To be continued..