25

Aku :" Permisi kak Mario, boleh join kak?"

Baru ketika aku sampai di meja itu, aku berpikir lagi. Kenapa aku jadi sok asik dan gabung apa lagi ngomong dengan orang yang baru saja aku kenal? Tapi kaki dan tangan ku berjalan ke arah kak Mario. Sudah terlanjur, mau tak mau aku harus ngobrol. Dasar aku ini, tak tau malu. Aku malah ninggalin kak Luis yang udah ngajak bareng ke gereja. Ya perasaan menyesal pasti datang setelah kejadian hahaha..

Mario :"Oh boleh, bukannya kamu sama temenmu tadi?"

Aku :" Iya kak, tapi disana agak ramai jadi aku ngga enak. Apalagi disana banyak temen kak Luis, jadi agak sungkan kalo disana."

Mario :" Gapapa dong, malah bagus ada banyak temen (hahaha)."

Aku :" Ya iya si kak, lagian kakak sendirian jadi aku mending disini. Kakak ga suka ya? Aku ganggu ya?"

Mario :"Ngga dong, kog mikirnya gitu (hahaha)."

Aku :" Oh gitu kak, hehe oke lanjut makan kak."

Untuk sikap sok asik ini diterima, aku selalu tidak memikirkan tindakan sebelum melakukan. Kami berbincang-bincang mengenai kuliah dan dia bercerita tentang kerjanya, begitu pun aku bercerita tentang kuliah.

Mario :" Oh kita sama dong (hahaha), semangat yah disana butuh perjuangan haha. Memang di awal susah, tapi kalo udah mau di akhir semester pasti bisa kog. Oh iya aku mau pulang dulu (sambil melihat hp), soalnya dah di chat sama keluarga). Makasih ya dah nemenin makan hahaha. See you.. Hati-hati ya kalo pulang."

Aku :" Eh iya kak, kak Mario juga."

Kami pun berpisah, aku balik ke meja Luis. Aku kaget, kenapa mereka (temen-temen Luis) melihat ke arah ku sambil senyum-senyum.

Aku :" Kak, aku aneh ya?'

Luis :" Ngga kog. Ga usah dipikirin emang mereka ini.. Jangan gitu laa, besok-besok ikut ibadah umum aja pril. Nanti kita digangguin lagi. (sambil tertawa)"

Aku :" Boleh kak."

Aku bingung dan tak tahu apa-apa, tapi aku nurut aja. Mereka memang asik, suka becanda, ngobrol-ngobrol santai. Tapi aku ga tau apa yang mereka becandakan sambil melihat ke arahku.

Luis mengajakku pulang karena sudah terlalu lama mengobrol. Diperjalanan, seperti ada yang ingin Luis bicarakan tapi dia tetap diam saja.