03

Yah setelah berselang waktu yang lama, akhirnya datang pendaftaran masuk ke SMA. Dengan mantap hati aku masuk ke SMA yang sama dengan pembeli kami waktu itu. SMA tak favorit namun bisa dikata pesaing SMA favorit di kotaku.

Haha bukan bermaksud tuk sombong, namun waktu itu nem masuk SMA sudah cukup aman dan ga akan geser. Jadi aku tenang, ternyata ada manfaatnya juga bertanya pada orang.

Aku pun masuk di SMA itu, awal ospek dimulai dengan kakak-kakak kelas yang lumayan baik dan ga terlalu menjengkelkan menurutku. Hari pertama sekolah, tak disangka banyak teman se-SMP denganku. Malah ada yang se kelas waktu dulu. Tapi aku tak tau nama-nama mereka. Satu persatu dari mereka akhirnya memperkenalkan diri, aku pun juga. Kami pun seperti biasa berteman dan tak ada yang aneh. Tapi pertemanan SMA ku berasa berbeda dan aku mulai agak aktif berbicara. Ini bukan artinya banyak bicara ya wkwkwk. Aku sedikit demi sedikit agak berubah. Yang semula senang menyendiri, kini senang membicarakan sesuatu hal seperti nonton, game atau lainnya.

Awal tahun ajaran itu menurutku cukup menyenangkan. Aku tak menyesal masuk ke SMA rekomendasi orang tuaku. Aku menjalani masa-masa itu dengan normal. Karena agamaku berbeda dari temanku, maka aku harus mengikuti pelajaran agama di lain hari. Begitu jadwal di sekolah.

Karena hal inilah, aku bertemu dengan orang pembeli di tokoku lalu. Ternyata dia sama denganku, awalnya aku pura-pura tak ingat dan tak kenal. Catatan aku orang yang malas menyapa orang lain terlebih dahulu. Ini bukan kebiasaan ya hehe, tapi sifat yang buruk. Akhirnya sesi perkanalan datang, aku disuruh memperkenalkan diri. Dan begitu juga yang lain. Akhirnya ku tahu namanya dan dia tahu namaku.