"Aku akan kembali ke kota."
"Oh, ayolah. Menginaplah semalam. Kita sudah lama tidak bertemu."
"Tadinya aku memang berencana untuk menginap, tapi kau merusaknya dengan menceritakan lelucon."
"Sudah kubilang, aku tidak bercanda, Deck."
Bibir Declan berkedut mendengar ayahnya memanggil namanya seperti dulu.
"Baiklah. Aku akan berhenti membicarakannya. Bagaimana kalau kau makan malam denganku?" kalimatnya terdengar seolah-olah Dario memohon kepada Declan, tetapi nadanya terdengar seperti perintah tersembunyi.
Declan tidak tahu apa yang pria ini rencanakan dengannya. Dia yakin Dario tahu Declan telah memesan kamar hotel di kota, tetapi pria tua itu malah membawanya ke daerah pegunungan ini tanpa persetujuannya.
Tidak hanya pria itu mengganti lokasi pertemuan mereka secara tiba-tiba, tetapi tidak ada sinyal di tempat ini seolah-olah orang yang disebut ayahnya ini ingin mencegahnya menghubungi orang-orangnya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com