"Apakah sakit?" Dirga hanya mengangguk. Marsha tau pemuda itu tak boleh dan belum bisa bicara banyak. Karna itu ia mencukupkan pertanyaannya dan mencoba menebak jawabannya sendiri.
"Harusnya kalau berkendara itu hati hati. Untung saja lukanya tak terlalu fatal. Jika terjadi hal buruk padamu, aku akan jadi janda bahkan sebelum menikah." Marsha mulai dengan kalimat kalimat yang memang ada di dalam hatinya. Ia keluarkan semuanya tanpa malu, toh Dirga juga tak bisa menjawab ataupun menyela kata katanya.
Dirga yang mendengarnya mencoba menahan tawa semampunya. Jika tak ada luka di dada serta tulang rusuknya mungkin detik ini ia sudah terbahak mendengar kalimat terakhir Marsha.
Dirga menggerakkan telunjuknnya tepat di depan bibir Marsha. Agar gadis itu lak lagi bicara yang tidak tidak. Melihatnya bersedih saja hatinya ikut gundah.
***
Tiga bulan kemudian
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com