Keesokan harinya, ketika sinar matahari mulai bersinar, Randika berguling-guling di kasur dan masih dalam keadaan tidur. Namun, dia tiba-tiba merasa kedinginan. Dia membuka matanya perlahan dan menyadari selimutnya itu sudah tidak ada.
"Han, kenapa kamu di sini?" Randika kehabisan kata-kata. Kenapa adik iparnya itu pagi-pagi masuk ke kamarnya dan mengambil selimutnya.
"Kak, kamu kira ini sudah jam berapa? Kenapa kakak masih tidur?" Hannah terlihat seperti ibu-ibu mengomel.
Sialan, jika bukan karena kamu merebut istriku itu, tentu aku tidak akan kesusahan tidur seperti ini!
Randika sedikit marah karena dia rupanya kesepian di dalam kamarnya dan tidak bisa tidur. Oleh karena itu, suasana hatinya sedikit lebih panas ketika tidurnya itu diganggu.
Lagipula, bukankah ini salah adik iparnya karena telah merebut istrinya?
"Sudah cepat bangun, aku mau berangkat ke sekolah."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com