Melihat Hannah yang menggoyang-goyangkan kakinya di udara, Randika menelan air liurnya.
Benar, dia menelan air liurnya!
Randika melihat kaki panjang adiknya yang mulus itu terbuka lebar hingga ke pahanya, celana yang dipakai adik iparnya ini juga benar-benar pendek.
Selain pendek, celana yang dia pakai juga terlihat tipis. Dengan penglihatan supernya, Randika bisa melihat jejak-jejak garis yang menyerupai sebuah celana dalam.
Hannah belum menyadari bahwa Randika memperhatikan dirinya dengan tatapan mesum. Karena kakak iparnya itu sama sekali tidak bersuara, dia menoleh dan berkata padanya. "Kak, kenapa kok diam saja?"
Tetapi setelah melihat Randika yang memperhatikan dirinya lekat-lekat, Hannah merasakan ada yang salah.
Setelah 2 detik, Hannah menyadari bahwa kakinya terlalu terbuka lebar. Dalam sekejap dia berteriak histeris.
Randika menutup telinganya dan langsung berlari menuju lantai atas. Teriakan adiknya itu tidak kalah kuat dengan kakaknya Inggrid, benar-benar saudara!
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com