webnovel

LAST FORCE ( Kekuatan Terakhir )

Remaja SMA yang telah mati tiba - tiba hidup kembali pada tahun 2321, dimana dunia pada saat ini telah 99% dikuasai oleh Ras Vampire dan Monster.

JustHALLOO · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
6 Chs

Chapter 3 Bagian 1 : Dia Adalah Rivalku

Azkia yang ketahuan mencuri mobil militer itu langsung dipanggil oleh Mayor Elina ke ruangannya.

Tok...tok...tok...

"Masuk" ucap Mayor Elina dari dalam.

Azkia masuk kedalam sembari menundukkan kepalanya yang tidak berani untuk menatap Mayor Elina.

Mayor Elina melihat kedatangan Azkia, langsung beranjak dari duduknya dan berjalan mendekati Azkia.

"Azkia Nararya, apakah kamu tau alasanku memanggilmu kesini??" tanya Mayor Elina dengan tatapan tajam.

"Ta-tau mayor" ucap Azkia terbata - bata.

"Baguslah kalau kamu sudah tau, sekarang kamu keluar dari ruangan ini terus kamu cuci semua mobil militer, apa kamu mengerti azkia??" ucapannya lembut tetapi dingin.

"Eh...tapi mayor, aku kan cuma mencuri satu mobil ngak banyak" ucap Azki sembari menengadahkan kepalanya.

"Ngak ada tapi - tapi nya, kamu itu udah salah. Ooo...apa kamu ini anak petinggi harus tidak mengikuti peraturan akademi gitu??"

"...."

Azkia hanya terdiam, karena ia tidak tau harus ngomong apa.

"Baiklah, aku akan mencuci semua nya. Aku permisi dulu Mayor"

"Ya, silakan"

Azkia keluar dari ruangan Mayor Elina, lalu menuju ke parkiran militer untuk mencuci semua mobil militer menjalani hukuman dari Mayor Elina.

Rakha dan Kyra tidak sengaja melihat Azkia sedang mencuci mobil dan mereka berdua menghampiri Azkia.

"Yo, Azkia" sapa Rakha

Azkia sontak balik badan dan menyeka keringat nya yang membasahi wajah nya.

"Eh, kau. Ngapain kesini??" tanya Azkia

"Cuma mau mampir, ternyata ini ya hukuman nya"

"Hmphh, kau mau mengejek ku ya??" ucap Azkia mengembungkan pipinya.

"Tidak...tidak..aku kesini mau minta maaf. Karena udah berbohong"

"Ya tidak apa - apa"

Saat Azkia mencuri mobil, Mayor Elina yang mengetahui nya langsung menyuruh Rakha untuk mengejar Azkia ke Kota Central, saat mengetahui kalau Azkia berhenti di cafe, ia juga berhenti dicafe yang sama.

Rakha berbohong ke Azkia kalau ia juga jalan - jalan sama sepertinya, tetapi sebenarnya ia disuruh oleh Mayor Elina untuk menangkapnya.

Dihari selanjutnya, seluruh murid akademi berkumpul di arena latihan untuk melakukan semedi mengeluarkan power raga mereka masing - masing.

"Untuk mengeluarkan power raga, kalian harus berkonsentrasi penuh. Rasakan energi yang mengalir dari tubuh kalian, apa kalian mengerti??" jelas Mayor Elina yang berdiri didepan semua murid.

"Mengerti!!!, mayor"

Semua nya menutup mata dan berkonsentrasi, begitu pun juga dengan Rakha.

Commander Wildan dan Mayor Elina bertugas untuk mengawasi mereka, karena jika gagal power raga mereka akan menguasai tubuh nya dan tanpa sadar akan melukai diri nya sendiri.

Saat Rakha menutup matanya yang ia lihat hanyalah kegelapan dan tidak merasakan sebuah aliran energi dari tubuhnya seperti yang dikatakan oleh Mayor Elina barusan.

"Ah, apa - apaan ini. Aku sama sekali tidak merasakannya" ucap nya dalam batin.

"Apa aku kurang konsentrasi ya??"

Rakha kembali berkonsentrasi dan kali ini ia menemukan sebuah cahaya kecil diantara kegelapan yang dilihatnya. Seluruh badannya terasa panas ingin sekali ia menghentikan semedinya itu.

Commander Wildan dan Mayor Elina yang melihat Rakha tidak bisa menyembunyikan terkejutnya, mereka berdua saling bertatapan seakan tidak percaya apa yang mereka lihat ditubuh Rakha.

Tubuh Rakha dikelilingi oleh aura bewarna biru pekat.

"Commander, bukankah itu..." ucapan Mayor Elina terhenti saat Commander Wildan mengangkat tangannya.

"Iya, aku tau"

Aura bewarna biru pekat itu mulai meredup dari tubuh Rakha, bersamaan ia membuka matanya.

"Ah, sial badanku panas sekali" ucap Rakha lalu melihat sekeliling.

"Wow, kereen tubuh mereka bewarna" ucap Rakha terkagum melihat tubuh teman - teman nya dikelilingi aura power raga mereka masing - masing.

"Rakha, mengapa kamu berhenti??, Lanjutkan semedinya" teriak Mayor Elina.

"Baik, Mayor" ucap Rakha memelas.

Rakha kembali bersemedi kali ini yang ia rasakan sama seperti pertama kali nya, ia tidak lagi melihat cahaya kecil dan tubuhnya tidak merasakan panas seperti tadi.

"Buka mata kalian dan tetap berkonsentrasi, dan lihat aura yang mengelilingi tubuh kalian" titah Mayor Elina.

Mereka semua perlahan - lahan membuka mata dan melihat aura yang mengelilingi tubuh mereka

"Yeee, aku berhasil"

"Aku juga berhasil"

"Kak, lihat tubuh Kyra dikelilingi aura putih" ucap Kyra tersenyum bahagia ia berhasil mengeluarkan power raganya.

"Apa kakak gagal mengeluarkannya" ucap nya saat melihat tubuh Rakha.

Rakha mengangguk lemah, karena dia sendiri yang tidak berhasil mengeluarkan power raga. Tubuh nya sama sekali tidak dikelilingi aura seperti teman - temannya.

"Oi, aku berhasil" ucap Azkia mendekati Rakha dan Kyra.

Azkia mengernyitkan dahinya, ia melihat tubuh Rakha sama sekali tidak ada perubahan sama seperti sebelumnya.

"Kamu gagal??"

"Iya, ah sial gimana sih caranya" ucap Rakha frustasi.

"Yahahahaha, lihat tuh ada yang gagal cuma dia sendiri lagi, kasiannn" ejek seorang pria berperawakan lebih besar dari teman satu angkatannya, tubuh nya dikelilingi aura bewarna hijau.

Rakha berdecih, lalu berlari menghampiri pria itu. Tangan kanannya mengepal dan tanpa ia sadari kepalannya tersebut dikelilingi aura biru pekat, membuat orang yang melihatnya terkejut.

Saat ia ingin melayangkan pukulannya ke arah wajah pria itu, tiba - tiba pukulan nya ditahan oleh tangan yang dikelilingi aura hitam pekat. Orang kali ini tak kalah terkejutnya melihat aura hitam pekat yang mengelilingi tubuh Commander Wildan.

"Orang tua itu, selalu saja pamer kekuatan" ucap Mayor Elina.

"Huhh, untung saja cepat menahannya kalo tidak anak ini akan mati diserang oleh pukulannya" ucap Commander Wildan dalam batinnya.

"Commander apa yang kamu lakukan disini??" tanya Rakha yang tangannya masih ditahan oleh Commander Wildan, tapi tangannya sudah tidak lagi dikelilingi aura biru pekat.

"Bodoh!!" ucap Commander Wildan lalu memukul atas kepala Rakha.

Rakha meringis kesakitan dan mengusap kepalanya yang tadi dipukul oleh Commander Wildan.

Aura hitam pekat ditubuh Commander Wildan mulai meredup, begitu pun juga dengan aura pria yang dibelakang Commander Wildan.

"Hahahaha, yaudah silakan lanjutkan berkelahinya" ucap Commander Wildan membuat semua orang bingung.

"Commander??" ucap Mayor Elina yang tidak paham apa maksud dari Commander Wildan menyuruh mereka berdua untuk berkelahi.

Lalu Commander Wildan meninggalkan mereka berdua dan kembali duduk ditempat semula.

"Bagaimana Mayor, apakah aku sudah menakutkan dimata mereka" tanya Commander Wildan lalu menguap.

"Dasar orang tua" ucap Mayor Elina.

Rakha dan pria itu bertatapan dengan tajam. Mereka berdua berjalan saling mendekat, orang disekitar mengira akan terjadi perkelahian diantara Rakha dengan pria itu. Tapi nyatanya tidak mereka berdua bersalaman, tetapi tatapan nya masih tajam seperti tadi.

"Aku Kenzo Argani dari Desa Endogan akan menjadi rivalmu"

"Aku Rakha Alterio dari desa..., desa apa ya?? desa entah, siap menjadi rivalmu"

Orang yang melihat mereka langsung tersenyum, ada juga yang kecewa karena tidak ada perkelahian antara mereka berdua.