Pelatihan itu dalam sekejap beru ah menjadi pertandingan, hanya Edward dan Al yang merasa seperti itu. Disaat yang lain saling membantu melatih rekan mereka, Al dan Edward melangkah ke tahap yang lebih serius. Serangan Al yang menjadi agresif dibandingkan mereka mulai latihan bagaikan melemparkan sebuah sapu tangan kepada Edward, menantangnya untuk melawannya.
Edward tersenyum tipis, kemudian ia menjadikan Al sebagi percobaannya. Ia mengagumi teknik yang Belial gunakan untuk menyerangnya, kunci serangan itu berada pada kecepatan yang dihasilkan dari hentakan kaki Belial. Seperti yang Belial katakan, jika teknik itu hanya bisa digunakan jika kaki mereka sudah sangat kuat karena resikonya bisa sangat buruk jika mereka tidak memiliki kekuatan yang cukup di kaki mereka. Kaki Edward yang kurus bagai batang kayu, jelas Kakinya akan langsung hancur jika ia menggunakan teknik itu akan tetapi itu berlaku jika ia memiliki kekuatan sesuai fisiknya.
Dalam status kemampuannya, Edward memiliki status lebih dari siapapun. Strength, Defense, Vitality, tiga atribut itu yang sangat mempengaruhi kemampuan tubuh, seberapa kuat dan tangkas tubuh Edward semuanya tertulis kedalam angka-angka di layar statusnya dan setiap atribut di layar statusnya memiliki 4 digit angka. Ia pun bertaruh, mempercayakan kakinya kepada sebuah angka-angka ganjil.
Ia melesat lebih cepat melebihi dari apa yang ia pikirkan 'Gawat! Jika Aku tidak berhenti, Aku akan menabraknya!' Itu yang Edward pikirkan dalam waktu singkat, ia menahan tubuhnya yang melesat dengan kakinya walau mustahil tapi ia berhasil berhenti tepat sebelum menghantam Al.
Karena keributan yang dibuat Edward, setelah hentakannya membuat orang-orang yang berada di belakangnya berterbangan, ia membuat Belial turun tangan dan membawa Edward ke ruangannya dengan alasan akan mendapat hukuman karena melakukan tindakan berlebihan. Tentunya Belial tidak benar-benar melakukan itu, ia tidak memiliki keberanian untuk melakukannya kepada sang Kaisar.
"Luar biasa, Paduka. Anda meniru teknik Saya dengan sangat baik, bahkan Anda lebih baik daripada Saya," Ucap Belial, berlutut dirinya sambil memuji sang Kaisar.
"Kau berlebihan, Belial. Aku pun tidak bisa mengendalikan diri sampai hampir menabrak Al. Sepertinya Aku harus belajar menahan diri," Ucap Edward tersenyum kaku menyadari kelemahannya.
"Jika itu Anda, pastinya Anda mampu melakukannya dalam waktu singkat."
"Begitu, terima kasih."
Edward menyandarkan tubuhnya di kursi tempat biasa Belial duduk sebagai kepala prajurit di benteng itu. Ia memejamkan matanya, melepas lelahnya untuk sesaat sambil membuka layar statusnya. Taruhan itu dimenangkan olehnya, health bar sama sekali tidak berkurang ketika ia melakukan teknik milik Belial, kakinya pun tidak merasakan apapun setelah melakukan teknik itu, nilai dari tiga atribut itu benar-benar menjadi nilai kekuatan fisiknya.
'Luar biasa, sudah seperti Cheat saja … Tidak, walau begitu kekuatan ini masih tetap kalah dibandingkan dengan sang pahlawan,' Membandingkan kekuatannya dengan sang pahlawan adalah salah satu caranya agar tidak berpuas diri dengan kemampuan yang ia miliki 'Masih ada waktu 20 tahun lagi, itu waktu yang sebentar jika nyawa ku yang menjadi taruhannya. Lalu … Teknik tadi tidak masuk kedalam skill atau sihir? Itu luar biasa, mungkin itu namanya seni bela diri, luar biasa Belial,' Ia memuji Jenderalnya dalam hati.
Menutup layar status, ia kembali membuka matanya. Disaat yang sama, sosok pria bertubuh gemuk dengan kepala burung hantu muncul meninggalkan jejak lingkaran sihir di lantai untuk sesaat kemudian menghilang. Ketika sosok itu tiba, pertanda waktunya di benteng ini sudah berakhir. Meski sebenarnya masih banyak yang ingin Edward lakukan di tempat ini, tetapi ia tahu perannya sebagai Kaisar Void tidak bisa di tinggalkan.
"Paduka, Saya datang kemari untuk menjemput Anda," Ucap Ink Owl setelah dirinya berlutut.
"Hm!" Void menganggukkan kepalanya, ia tidak menjadi keras kepala seperti sebelumnya "Belial, sampai kapan pelatihan ini berlangsung?" Tanya Void.
"Itu … Pelatihan akan berakhir dalam waktu 28 hari lagi paduka," Jawab Belial sambil terus berlutut.
"Begitu, apa ada acara khusus dalam pelatihannya?" Tanya Void lagi.
Ink Owl mengangkat kepalanya dengan ekspresi terkejut, ia dapat menerka apa yang sedang sang Kaisar pikirkan.
"Tidak ada acara khusus paduka, tapi setiap akhir pekan Kami akan melakukan latihan tanding dan di akhir bulan kami akan meresmikan mereka semua."
Senyuman penuh arti terlukis begitu jelas di wajah Void sampai membuat Ink Owl ingin menghela nafas.
"Begitu, kalau begitu aku akan datang 3 hari lagi. Beritahu saja kepada mereka jika Aku dihukum selama 3 hari tidak boleh latihan atau semacamnya, ya sisanya kuserahkan padamu."
"Maaf untuk memperjelas, apa itu berarti Anda akan kembali kemari?"
"Keberatan?"
"Ti--tidak paduka."
Void tersenyum tipis mendengar respon Belial. Ink Owl tidak berkata apa-apa, tidak seperti sebelumnya yang menentang keinginan Kaisar, kali ini ia hanya diam karena tahu Kaisar tidak mungkin untuk dihentikan keinginannya dan untuk alasan lain, ia tidak ingin dianggap sebagai pengkhianat karena menentang keinginan Kaisar, kembalinya Kaisar ke istana sudah cukup untuknya.
"Ink Owl."
Void sudah berdiri di samping Ink Owl, memberi isyarat untuk membawanya dengan teleportasi untuk kembali ke Istana. Dalam hitungan detik setelah lingkaran sihir muncul di kaki mereka, Void dam Ink Owl berpindah tempat ke Istana, tepatnya ke ruang singgasana Istana. Ruang yang luas dimana tidak ada selain mereka, dirinya, Ink Owl dan juga pelayan yang tersenyum kecil di samping kursi singgasananya.
"Selamat datang kembali, paduka," Ucap Scintia mencondongkan tubuhnya.
"Oh Scintia, Aku kemba–. Eh?"
"Kuhuhu Paduka, melanggar ucapan itu tidak baik loh."
Senyuman kecil pelayan pribadinya itu sekejap berubah menjadi menyeramkan, kakinya langsung menolak untuk melangkah ke arah kursi singgasana. Scintia marah, jelas senyuman itu adalah bentuk kemarahan yang ia tunjukkan kepada Void.
"Tu--tunggu apa maksudmu?" Tanya Void.
Ia menoleh kearah Ink Owl meminta bantuan, tapi burung hanti itu hanya menundukkan kepalanya dengan mata terpejam, burung hantu itu seakan menolak untuk ikut campur masalah pelayan pribadi dan majikan.
"Anda bilang kemarin akan sebentar saja, tapi ternyata Anda berada disana selama satu malam. Mengingkari ucapan itu tidak baik, paduka."
Void tidak bisa membalas ucapannya, ucapan yang sama persis seperti apa yang pernah Ibunya katakan. Jika ia membantah, ia merasa seperti menbantah ucapan Ibunya sendiri.
"I--itu tidak masalah kan?" Balas Teo sembari memalingkan wajahnya.
"Tidak, itu masalah Saya juga. Sebagai pelayan pribadi Anda, Saya tidak bisa menerima Anda yang mengingkari ucapan Anda sendiri. Mengingkari ucapan itu tidak baik, Paduka. Seharusnya Anda sudah tahu hal itu, lalu ..."
Setelah itu, Scintia tanpa henti menceramahi Void sampai makan malam tiba. Meski dirinya seorang Kaisar, tetapi Void sama sekali tidak bisa membalas ucapan Scintia. Ia memilih terus menutup mulutnya dan berpura pura mendengar itu semua.
To be continue