Hari ini terasa sulit untuk seorang Aminah, dimana gadis itu melalui siang yang terik dengan terjemur di luar toko, dan juga mendapatkan hinaan dari rumah Omah, membuat langkah Aminah getir, kakinya seakan gontai menelusuri jalanan yang cukup gelap.
Sesekali gadis itu menendang kerikil di pinggir jalan menghentak ya ke bawah jembatan, membuat percikan kecil di air yang tergenang.
"Aku lelah," teriak Aminah dengan wajah murungnya.
Belum lagi gadis itu kini harus selalu membawa banyak oleh-oleh untuk sang ibu, juga uang yang harus ia setor setiap hari.
Wanita paruh baya yang Aminah panggil ibu itu tentu sosok yang tak pantas dianggap ibu, ia bahkan tak pernah menyayangi Aminah sedetikpun, memeluk atau bahkan membiarkan tangannya disentuh Aminah pun Bu Sekar seolah tak ingin, dan menolak keras. Benar-benar setan berwujud manusia.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com