"Ra... bangun Ra... kita udah sampai" entah suara siapa itu. Kurasakan bahuku diguncang-guncang pelan. Aku mengerjap-kerjapkan mataku, mengusir rasa kantukku.
"Emh... udah sampai?" tanyaku sambil meregangkan otot-ototku.
"Iya, buruan, kita harus segera turun" kata Dave. Aku menatap Dave dan Rosa yang telah mengganti pakaian mereka dengan pakaian santai ala-ala orang liburan, lengkap dengan kaca mata hitam dan topi, bahkan di leher Dave terkalung kamera DSLR.
"Kok kalian jadi pake baju kaya gini sih?" tanyaku heran.
"Nanti jelasinnya, sekarang kita keluar dulu" ujar Dave, dia terlihat tidak sabar. Tiba-tiba dia sudah melepas sabuk pengamanku dan mengangkat tubuhku.
"Eh, Dave, aku bisa jalan sendiri" kataku terkejut dengan perlakuannya.
"Kamu gak akan jalan sendiri" kata Dave. Aku tidak mengerti apa maksudnya dan hanya diam ketika dia menggendongku turun dari jet pribadinya. Sekaya apa Dave sebenarnya sampai punya jet pribadi dengan fasilitas mewah seperti itu?
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com