Aku dan kak Abel baru saja tiba di rumah setelah matahari terbenam. Kulihat ada mobil asing yang terparkir di halaman luas rumahku.
"Kayanya ada tamu" ujar kak Abel.
"Mau tebak-tebakan tamunya siapa?" tanyaku iseng.
"Boleh, yang kalah harus rela nyerahin pudding yang barusan kita beli buat yang menang" ujar kak Abel.
"Ok, siapa takut?" balasku. Keluargaku jarang menerima tamu asing, alih-alih menerima tamu asing di rumah, mereka lebih suka mengadakan pertemuan di luar rumah seperti di hotel atau restoran. Tamu yang pernah kulihat hanya orang-orang itu saja, jadi kemungkinan besar aku bisa menebaknya, ditambah lagi keberadan kak Abel di sini, pasti orang itu yang datang dengan alasan keberadaan kak Abel.
"Aku duluan yang nebak, pasti om Diego" ujarku dengan yakin. Kak Abel menyipitkan matanya menatapku.
"Kenapa kamu yakin banget kalo papaku yang datang?" tanya kak Abel.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com