Xia Ling baru bisa tertidur setelah tengah malam.
Ketika bangun keesokan harinya, ia mendapati dirinya tengah meringkuk di dalam pelukan Li Lei dan hidungnya menempel di dada pria itu. Kehangatan dan detak jantung pria tersebut terasa begitu dekat, sehingga ia merasa tidak nyaman. Ia lalu mendongak dan menyadari bahwa Li Lei sedang menatapnya dengan matanya yang indah dan tenang. Ia tidak tahu sudah berapa lama pria itu mengawasinya.
Setelah melihat bahwa Xia Ling melihat ke arahnya, Li Lei tersenyum dan mengucapkan. "Selamat pagi, Xiao Ling."
Xia Ling berusaha melepaskan diri dari pelukannya, merasa agak salah tingkah. Bukankah ia tidur menghadap ke belakang Li Lei? Lalu, ia mengamati sekelilingnya dengan gelisah dan bertanya, "Dimana kucing itu?"
Ia mendengar jawaban meong yang samar. Si kucing ternyata meringkuk menjadi bola kecil di ujung kaki ranjang dan tubuhnya masih dilumuri oleh tanah. Ia menatap gadis itu dengan matanya yang basah.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com