webnovel

Labirin (Dimensi Misteri)

Caution! Cerita ini penuh dengan Adegan yang tidak patut untuk di tiru. Adegan di dalam novel ini mengandung beberapa Adegan Gory yang menyebabkan rasa tidak nyaman setelah membacanya. Dianjurkan bagi para pembaca yang sudah menginjak 18 tahun ke atas. Labirin (dimensi misteri) Angga, menjadi salah satu dari banyaknya orang yang terpilih yang pada akhirnya masuk ke dalam sebuah tempat yang tidak pernah ia datangi sebelumnya. Tempat itu merupakan sebuah dimensi yang penuh dengan tanda tanya, dan menjadikan orang-orang yang masuk ke dalamnya merasa depresi hingga pada akhirnya menyebabkan mereka memiliki sifat egois yang tinggi, bahkan sifat itu mampu membuat mereka menjadi seseorang yang tega menghabisi nyawa orang lain secara sadis. Sifat itu muncul secara naluri karena mereka ingin mendapatkan kunci untuk kembali pulang ke dunia yang pernah mereka singgahi. Tidak ada waktu yang berdentang, tidak ada pula situasi siang dan malam yang mendatangkan mentari dan rembulan. Hanya memiliki terang beserta gelap sebagai penggantinya, dan juga dinding semak tinggi yang menutupi pandangan dalam mencari jalan keluar. Tak ada yang bisa di lakukan oleh Angga selain melawan balik mereka yang hendak menyakitinya dan melindungi orang-orang yang membutuhkan dirinya. Satu hal yang bisa dilakukan oleh Angga, bertahan dan berusaha untuk mendapatkan kunci kembali. Bagaimana perjuangannya untuk bisa lolos dari dimensi misteri itu??

Ay1004 · Horror
Zu wenig Bewertungen
244 Chs

Malam Terakhir

Malam itu, para siswa sudah kembali ke hotel untuk membereskan barang-barangnya, karena besok pagi mereka akan pulang dari Tokyo menuju Murayama.

"Huft … untung saja kalian di temukan!" ucapan yang di lontarkan oleh salah satu teman dari mereka yang berada di kamar yang sama pun, membuat Eiji menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu,

"Ya, kami nyaris saja menyerah!" ucap Shuta kepada mereka yang ada di sana, dan hal itu membuat Ame mengangguk menyetujui ucapan dari Shuta.

"Apakah kalian merasa takut karena menyadari bahwa kalian tersesat??" tanya salah satu teman mereka kembali, yang kini membuat Eiji terkekeh seraya berucap,

"Bukan hanya takut … tapi kita juga merasa panik, karena kami khawatir jika kami tidak di sadari oleh pihak guru dan pada akhirnya kalian pergi meninggalkan kami." jelas Eiji kepada teman-temannya yang kini ber wah ria setelah mendengarnya.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com