webnovel

1.Awal dari kehidupan baru

"Alba berlarilah lebih cepat jika kau ingin melihat hari esok!"

"Aku sudah berusaha sekeras mungkin untuk berlari, aku tidaklah seperti dirimu yang memiliki fisik di atas rata rata!"

"Sudahlah, teruslah berlari sekuat tenaga!"

Dua orang pemuda berlari di atas teriknya matahari disertai raungan kawanan serigala di belakang mereka, salah satu pemuda terlihat mulai keselahan akan tetapi dia terus berlari sekuat tenaga jika tidak nyawalah taruhannya, pemuda satu lagi yg berlari di depannya masih terlihat penuh tenaga akan tetapi wajahnya terlihat khawatir akan pemuda di belakangnya.

Dua pemuda itu adalah Segausha dan Albakasa mereka berlari sekuat tenaga untuk melarikan diri dari kawanan serigala yang mengejar mereka, semuanya berawal dari salahnya memilih target buruan yang Albakasa serang, dia mengira target buruan mereka adalah serigala penyendiri akan tetapi ternyata serigala yang mereka serang adalah salah satu dari kawanan serigala yang cukup besar.

Setelah berlari cukup lama mereka berhasil berlari cukup cepat untuk menghindari kejaran kawanan serigala yang mengejar mereka, Albakasa sudah terlihat sangat kelelahan dan Segausha juga terlihat cukup lelah walau tak selelah Albakasa

"Syukurlah kita berhasil menghindari kawanan serigala yang marah itu"

"Ya... Kurasa... Kau... Benar..., sebentar aku kehabisan napas...."

Albakasa terlihat sangat kelelahan sampai dia hanya memiliki sedikit napas untuk berbicara

"Alba kau pintar sekali memilih buruan, bahkan buruan yang tidak kau inginkan berlari dengan semangatnya menghampirimu untuk menjadi buruanmu"

"Ayolah....maafkan aku Sega, aku tak bermaksud melakukan itu, aku hanya kehilangan fokus karena uangku sudah mulai habis, dari seminggu kemarin kita tak mendapat buruan yang cukup bagus dan itu membuatku khawatir apa aku akan bisa makan untuk minggu ini"

"Ya aku tau itu, walau begitu kau harus tetap hati hati dalam memilih buruan atau kau tak akan bisa memakan apapun untuk selamanya"

"Ya aku tau, maafkan aku, yang lebih ku khawatirkan adalah aku tak bisa memberi makan orang tuaku satu satunya, ibuku sudah tua dan dia hanya bekerja di ladang, ladangnya juga tidak luas makanya aku khawatir"

"Iya sudah lupakan saja apa yang terjadi beberapa waltu lalu, jika kau butuh uang bilang saja padaku, aku memiliki cukup uang untuk dipinjamkan dan untuku makan"

"Ya jika aku benar benar membutuhkannya aku akan meminjamnya padamu, tapi bukan sekarang sepertinya, aku memiliki firasat besok adalah hari yang bagus untuk berburu"

"Baiklah, sekarang bagaimana, pulang?"

"Ya kurasa ini saatnya pulang, matahari sudah ada di tengah kepala kita dan aku kehabisan tenaga, aku ingin pulang dan melihat ibuku"

"Orang tua ya....., kuharap mereka masih ada di sampingku"

"Oh.... Maaf aku lupa"

"Sudah tidak apa apa...., aku hanya sedikit rindu mereka"

"Baiklah ayo kita pulang"

Dua pemuda itu mulai berjalan meninggalkan hutan dan menuju rumah mereka masing masing, walaupun mereka tak mendapat buruan setidaknya mereka masih memiliki kesempatan untuk berburu besok hari

Di perjalanan pulang mereka mendiskusikan kemana mereka akan pergi untuk berburu dan kapan akan berangkat, mereka berencana mengajak satu lagi teman mereka untuk berburu besok

"Sega bagaimana kalau kita coba ajak Hasibhiba besok, kurasa dia sudah kehabisan uang sama sepertiku"

"Kurasa patut dicoba, dia memang pemalas, tapi jika dia kehabisan uang dia akan bekerja, semoga saja dia mau berburu bersama kita besok"

Mereka berbincang cukup lama dan tak terasa mereka sampai di kota, penjaga memeriksa mereka berdua dan membiarkannya masuk setelah selesai di periksa, suasana kota terlihat cukup ramai seperti biasa, Segausha bukanlah orang yang cukup uang untuk tinggal di daerah kota yang aman, pencurian dan pembunuhan kadang terjadi di daerah tempat tinggal Segausha, itu di karenakan daerah itu tidak ada penjaga keamanan yg berpatroli, dan tidak ada yang repot untuk berpatroli disana, walau begitu tempat itu cukup aman untuk Segausha karena ia sudah terbiasa, dan asalkan kau tahu bagaimana untuk tidak membuat masalah disana bisa dikatakan tempat itu cukup aman, sedangkan Albakasa tinggal di daerah yang cukup aman, walau sepi akan bangunan di karenakan daerah perkebunan akan tetapi penjaga masih sesekali lewat ke daerahnya

"Suasana kota cukup ramai seperti biasanya"

"Ya kau benar, walaupun cukup ramai disini masih terasa aman"

"Ya jika kau bandingkan dengan tempatmu tentu saja terasa aman"

"Andai saja aku punya cukup uang untuk tinggal di daerah sini"

"kurasa aku sangat bersyukur karena tinggal di tempat yang cukup aman bersama ibuku"

Saat tengah mereka berbincang bincang toba tiba Albakasa berhenti dan menunjuk sebuah restoran

"Hey Sega kurasa kau harus coba tempat makan ini, kemarin aku bersama ibuku makan di restoran ini, walaupun tempatnya tidak terlalu besar dan interiornya biasa biasa saja makanannya cukup enak loh"

"Hey bukankah kau bilang uangmu mulai habis, kenapa kau malah ke restoran?"

"Ayolah sesekali diriku ingin sesuatu yg berbeda dari masakan rumah, dan harganya juga murah, ku sarankan kau mencoba makan disini, dan kau tau pelayan disini cantik walau sikapnya dingin, mungkin jika kau beruntung kau bisa mencoba mendekatinya dan jadikan calon itrimu kau kan lajang, walau kurasa itu mustahil, hahahahaha!"

"Kau juga lajang sialan, dan diriku ini tak punya waktu untuk mencari wanita untuku di saat hidupku sendiri masih jauh dari kata aman dan nyaman"

"Ayolah, sesekali kau harus mencoba mencari wanita, tapi aku tidak berbohong soal makanan di restoran ini, cobalah"

"Ya kurasa aku sedikit tertarik dengan prrkataanmu, mau makan bersama aku traktir?"

"Kurasa tidak hari ini, ibuku mengungguku di rumah untuk makan bersama"

"Ya kurasa aku akan makan sendiri saja"

"Kalau begitu aku duluan untuk kerumah, selamat berjumpa besok"

Albakasa mulai berjalan pulang kerumahnya, sedangkan Segausha masih berdiri di depan restoran, dia melihat ke papan nama restoran itu, disitu tertulis "Kujang Karatan"

"Nama yang aneh untuk sebuah restoran"

Segausha pun masuk ke dalam restoran dan melihat sekitar untuk mencari tempat duduk dirinya, di suasana kota yang cukup ramai anehnya restoran ini terbilang cukup sepi pengunjung, dia hanya melihat hanya ada 2 meja makan yg terisi 5 pengunjung yang terdiri dari 4 orang duduk di satu meja dan 1 orang duduk di meja yang duduk cukup jauh dari empat orang tadi

"Suasana restoran ini sangatlah nyaman, bahkan aku mulai melupakan ramainya suasana kota di luar"

Segausha memilih tempat duduk di sudut ruangan, setelah itu datanglah seorang pelayan berambut pendek berwarna hitam dengan perawakan yang cukup tinggi untuk seorang wanita, memiliki bulu mata yang lentik dengan mata hitam, tubuhnya terlihat ramping akan tetapi cukup berisi

"Apakah anda sudah memutuskan ingin memesan apa?"

Tanya pelayan itu, akan tetapi Segausha malah terdiam, dia merasakan perasaan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya, pelayan itu memiliki ekspresi yang cukup datar, melihat Segausha yang terdiam pelayan itu mulai terlihat bingung.

Segausha masih saja terdiam sambil menatap wanita di depannya itu, dia tidak sadar bahwa waktu di sekitarnya terus berjalan saat dia sedang mengagumi sosok yang ada di depannya itu

Pelayan yang tampak terlihat bingung mulai mengutarakan sesuatu karena pemuda di depannya itu tak kunjung memberi jawaban kepadanya

"Hmm.... Tuan apa anda baik baik saja?"

Segausha langsung tersadar dengan panik dan mejawab

"Oh... Ah!, maaf sepertinya diriku sedikit capek setelah perburuan, maaf bisa ulangi apa yang kau katakan?"

"Pesananmu tuan"

"Tapi aku belum memesan apapun"

"Hmm...Ya itu yang kutanyakan padamu, apa kau sudah siap untuk memesan?"

"Oh itu ya maaf, sepertinya aku membutuhkan beberapa waktu untuk memilih, maaf jika aku harus membuatmu berdiri disini tanpa sebab"

"Tidak masalah tuan, kalau begitu jika kau sudah memutuskan silahkan panggil diriku, kalau begitu saya pergi dulu"

Ketika pelayan itu ingin meninggalkan tempat ia berdiri Segausha bertanya

"Tunggu.., jika aku boleh tau, siapakah namamu?"

Pelayan itu menghentikan langkahnya dan berbalik, wajahnya sedikit terlihat agak terganggu oleh pertanyaan Segausha, saat ia akan menjawab pertanyaan barusan, Segausha menyela

"Oh maaf sepertinya diriku tidak sopan dengan bertanya nama seseorang tanpa memberitahu namaku terlebih dahulu, perkenalkan namaku Segausha, aku hanyalah seorang pemburu yang bisa kau temukan di mana saja dan tak ada hal spesial sedikitpun dariku"

Wajah yang sedikit terganggu dari si pelayan seketika menghilang saat dia tau ternyata pelanggan yang di depannya berbicara dengan sopan santun terlebih lagi dia adalah seorang pemburu, yang dikenal jarang memiliki sopan santun dan hanya berniat menggoda

Walau wajah terganggu yang ia tunjukan telah hilang akan tetapi senyum tak kunjung muncul, yang terlihat hanyalah wajah tanpa ekspresi tetapi masih terlihat sejuk saat di pandang, dan dia pun menjawab.

"Nama saya adalah Sira tatoun, saya hanyalah warga biasa yang bekerja sebagai pelayan di restoran ini, salam kenal"

Ruangan yang hening tiba tiba terdengar suara bel pintu restoran berbuyi dan masuklah seorang pelanggan, ia adalah Hasibhiba, perawakannya yang kecil membuatnya agak aneh jika di bandingkan dengan pelayan itu, karena tingginya lebih pendek dari wanita yang ada di depan Segausha, rambutnya keriting yang acak acakan seolah dia baru bangun, dia menguap yang menandakan dia benar benar baru bangun dan mata yang terlihat lesu seakan dia masih mengantuk Segausha Melambaikan tangannya dan memanggil

"Hasibhiba!"

Hasibhiba sadar bahwa salah satu temannya ada di restoran ini dan mendekat ke meja pojok di mana Segausha duduk

"Baru kali ini gw liat lu disini, ngapain?"

"Tentu saja untuk makan disini, memangnya apa lagi jika bukan untuk makan?"

"Merampok"

"Setidaknya jaga mulutmu, diriku tak akan melakukan hal semacam itu walau uangku sekarat"

Melihat Segausha dan Hasibhiba berbincang dengan akrab, Sira bertanya

"Apa anda berteman dengan tuan Segausha tuan Hasibhiba?"

"Ya kami sudah kenal sejak lama, dan kami sering berburu bersama"

"Oh jadi seperti itu ya, apa anda ingin memesan menu seperti biasa tuan Hasibhiba?"

"Ya seperti biasa saja"

"Tunggu, apa dirimu adalah seorang langganan disini?"

"Ya, gw kesini ampir tiap hari pas jam makan siang"

"Apa yang biasa kau pesan?"

"Ayam bakar khas ni restoran, gw saranin lu coba, gw aja ketagihan"

"Benarkah?, kalau begitu sepertinya aku juga akan memesan itu saja"

"Jadi tuan tuan memesan 2 ayam bakar khas restoran ini, kalau begitu apa minuman yang akan anda pesan?"

"Gw jus jeruk seperti biasa"

"Untuk minumannya aku teh manis dingin saja"

"2 ayam bakar, 1 jus jeruk, dan 1 teh manis dingin, mohon tunggu sampai pesanannya siap, kalau begitu saya pamit"

Sira pergi untuk memberikan pesanan kepada koki untuk segera memasak sementara itu Segausha dan Hasibhiba mulai mengobrol

"Diriku tak tahu bahwa kau seorang langganan di restoran ini, tapi diriku beruntung bertemu dirimu disini, ada yang ingin ku tanyakan padamu"

"Hah?, apaan?"

"Kau kenal bagaimana sosok Sira sejak lama kan?, apa kau tahu apa yang di sukainya atau yang tidak di sukainya?"

"Ntahlah, gw gk terlalu kenal ama dia, lagian gw cuma makan doang disini, lu mau ngapain?, hari pertama disini udah selidik asal usul anak orang"

"Sudahlah jika kau tidak tahu apa apa"

"Itu doang yg mau lu tanyain?"

"Oh iya aku baru ingat, apa kau ingin ikut berburu besok, beberapa hari ini aku dan Albakasa tidak mendapat buruan yang memuaskan, kita butuh orang tambahan, apa kau mau ikut?"

"Hmm.. Oke, duit gw dah mulai abis, duit bulanan ortu gw juga mulai abis, gw ikut lu besok, mau pergi ke mana besok?"

"Seperti biasa, di hutan yang selalu kita biasa berburu, kulit dan bulu serigala sedang naik harga di pasaran, sebentar lagi musim dingin dan stock kulit dan bulu serigala mulai trend di masyarakat, kita bisa untung lumayan besar musim ini"

"Mantaplah, gw bisa makan lebih banyak bulan ini"

"Kenapa badanmu tak kunjung gemuk walau makan banyak, dan tubuhmu tak bertambah tinggi"

"Bacot lu mentang mentang badanlu tinggi, gw lagi masa pertumbuhan"

".... Berapa umurmu sekarang?"

"22"

".....sadarlah kawan"

"BACOT!, masa pertumbuhan gw beda ama orang laen, masa pertumbuhan gw dari umur 15 ampe 30 tahun"

"Yasudahlah, terserah dirimu, lihat makanan kita sudah datang"

Terlihat Sira dari dapur keluar membawa makanan yang sudah di pesan berjalan menuju meja

"Maaf menunggu lama, ini pesanan kalian, silahkan menikmati"

"Oke!"

"Terimasih banyak"

Setelah mengantarkan pesanan Sira ke posnya, dan Segausha dan Hasibhiba mulai menyantap makanan

Waktu berlalu, Segausha dan Hasibhiba telah menghabiskan makanan yang ada di hadapan mereka, setelah mereka meneguk habis minuman mereka, Hasibhiba bertanya

"Kapan kita besok berangkat?"

"Sepertinya saat setelah matahari terbit, seperti biasa kita bertemu di luat gerbang saja"

"Oke,.....!!!!!"

Hasibhiba tiba tiba terlihat panik saat meraba kantungnya yang ternyata dia tak merasakan apapun

"Kau kenapa?"

"Sial, gw lupa bawa duit, hehe bantu bayarin dong kali ini aja"

"Untung saja diriku membawa uang lebih dan pas untuk porsi kita berdua hari ini"

"Maaf, gw masih ngantuk tadi ampe lupa kantong uang gw"

Mereka pun ke kasir dan membayar tagihan makanan mereka

"Pelayanan disini benar benar baik dan makanan disini juga sangatlah enak, sepertinya diriku akan berlangganan juga di tempat ini"

"Terimakasih atas pujiannya, saya senang mendengarnya, dan silahkan datang kapanpun anda mau"

"Oke gw juga bakal kesini lagi besok"

Merekapun keluar meninggalkan restoran dan mulai berjalan pulang kerumah mereka masih masing, jalan yang mereka tempuh memiliki jalur yang berbeda akan tetapi Segausha memutuskan untuk jalan jalan di kota sembari mengantar Hasibhiba ke rumahnya dan mendiskusikan strategi perburuan besok, mereka sampi di tengah kota Hasibhiba tiba tiba berhenti dan melihat papan penguman yang ada di tengah kota, disitu ada sebuah poster lukisan pencarian orang yang bernama Kaibas dengan imbalan 400 koin emas, ciri ciri orang yang ada di poster adalah rambut panjang di ikat kebelakang dengan mata yang sangat tajam seakan tatapannya saja cukup untuk membunuh seseorang, hidung normal halis normal dan tak memiliki janggut dan kumis

"Liat, gila 400 koin emas cuy, gw bisa makan super enak selama setaun dengan duit segitu"

"Aku bisa membeli rumah jika punya uang sebanyak itu, kurasa jika itu kau gunakan makan mewah olehmu 3 bulan juga habis uangmu"

"Iyakah?, tapi bayangkan jika kita menangkap dia, terus duitnya bagi dua"

"Sudahlah, aku yakin dia bukan orang biasa dengan imbalan sebanyak itu, menyerah saja, nyawa taruhannya jika memburu dia"

"Iya sih, percuma kalau ujungnya gw ama lu mati gara gara coba tangkep dia"

"Sepertinya diskusi kita sudah beres disini, kurasa aku akan pulang kerumahku untuk sekarang"

"Oke, sampai ketemu besok, gw juga harus tidur lagi untuk bangun subuh"

"Bukannya kau baru bangun tadi?"

"Ya tapi gw bakal ngantuk lagi kalo kagak tidur lagi"

"Baiklah kalau begitu, aku pergi dulu"

Segausha pun pergi meninggalkan Hasibhiba dan pulang ke rumahnya bersiap untuk besok pagi

Jalanan yang kotor dan tampak sepi dari luar, suasana yang aneh terasa di setiap langkah bagaikan sesuatu terjadi di balik layar, ini adalah daerah kumuh kota ini, walau terlihat sepi penduduk disini cukup banyak hanya saja di karemakan jalanan yang tidak aman membuat mereka jarang keluar rumah dan menetap, atau berkumpul di suatu tempat menjalankan bisnis gelap secara tersembunyi, orang yang terlihat di jalanan selarang hanyalah gelandangan tanpa rumah, keluarga, maupun uang, mereka hanya memiliki teman untuk saling membantu bertahan hidup walau tak semua dapat di percaya di tempat ini, tapi untuk orang lemah seperti mereka tidak punya pilihan lain sepain bergantung satu sama lain, Segausha terus memyusuri jalan menuju rumahnya tanpa ada halangan, terlihat rumah berukuran sedang yang terbuat dari kayu, di luar tampak seperti rumah tak terurus dan sedikit bobrok

Sesampainya Segausha di rumah dia mulai bersiap untuk perburuan besok pagi, persiapannya tidaklah banyak hanya sekedar makanan, tali, pisau, senjata, persediaan air, dan beberapa penawar racun karena di hutan terkadang ada serangga beracun yang dapat membuat masalah jika tergigit saat berburu, walau tak mematikan tapi mereka cukup untuk menghambat dan menggagu konsentrasi

Saat sedang bersiap tiba tiba terdengar seseorang berbicara

"Hey nak apa kau puas hidup seperti ini?"

Ruangan yang sunyi membuat suara terdengatlah jelas dan membuat Segausha terkejut dan bersiap mencabut pedang yang ada di sisi kiri pinggangnya

"Siapa disana?!"

Tangan sudah Segausha sudah berada di pedang dan siap mencabutnya, akan tetapi tak terlihat seorangpun berada di sekitarnya, dan tiba tiba suara itu terdengar kembali

"Kau melihat ke arah mana, aku ada di sebelahmu"

Segausha mencabut pedangnya setelah melihat sosok yang berbicara tersebut ada tepat di sebelahnya, akan tetapi pedang Segausha yang di arahkan tepat ke leher mahluk itu hanya dapat memotong angin, bukan karena pedang itu tidak mengenai mahluk itu akan tetapi pedang itu hanya menembus leher mahluk itu, dia tak memiliki wujud fisik yang bisa di tebas, rupa mahluk itu memiliki tinggi sekitar 2 meter dengan empat tangan di badannya, di kepalanya terdapat dua tanduk dan empat mata satu hidung dan di mulutnya terdapat gigi yang tajam

Setelah mengetahui bahwa pedang yang Segausha ayunkan tepat ke leher mahluk itu tak dapat melukainya, Segausha secara spontan langsung menjaga jarak dari mahluk itu dan bertanya

"Apa maumu dan kenapa kau ada disini?"

Segausha terlihat tegang, ini pertama kalinya dia melihat mahluk seperti ini dalam hidupnya, dia tau bahwa di dunia ini banyak hal yang belum di ketahui tapi dia tidak menyangka salah satunya akan berdiri di depannya, dan mahluk itupun berbicara

"Aku kenalan ayahmu"

"....apa maksudmu?"

"Kau tak di beritahu ayahmu ya, ya itu wajar menurutku, dulu ayahmu menjalin sebuah kontrak bersamaku untuk membuat kehidupannya lebih baik, akan tetapi dia sudah manti sekarang, dan dia belum memenuhi tuntutan kontrakku, itulah rincian pendeknya dan sekarang aku datang kepadamu untuk melanjutkan kontrak yang putus dari ayahmu karena kematian"

"Membuat hidupnya lebih baik?!, Kontrak?!, apa maksudmu?!, hidup ayahku jauh dari kata baik!, dia bahkan meninggal tragis oleh hewan buas bersama dengan ibuku!, apa kau bilang itu kehidupan yang baik?!, dan kau pikir tinggal di daerah kumuh merupakan sebuah anugrah?!"

"Ya tentu sajakenapa tidak?, mungkin otakmu kurang pintar untuk memahaminya"

"OMONG KOSONG!"

ruangan kembali sunyi setelah teriakan Segausha barusan, untuk beberapa betik mereka hanya saling bertatapan dan mahluk itu berbicara

"Tidak masalah jika kau tidak mengerti, tujuanku kesini adalah untuk melanjutkan kontrak, bukan berdebat denganmu"

"Kau pikir setelah mendengar ceritamu yang membuat ayahku hidup menderita aku akan menerima kontrakmu yang berisi akan membuat kehidupanku menjadi lebih baik?"

"Ya tentu saja kau akan menerimanya"

"Huh?!, apa kau bodoh?, tentu saja tidak!"

"Jika kau menolaknya kau akan mati"

Ekspresi Segausha menjadi semakin panik dan ketakutan mulai menyelimuti dirinya setelah mahluk itu berbicara dengan nada serius

Dirinya tahu bahwa mahluk di depannya ini berbahaya dan dia tidak percaya diri bisa mengalahkannya akan tetapi dia mencoba bersikap kuat

"Kau pikir aku takut dengan ancamanmu?"

"Ini bukan sebuah ancaman, tapi ini semua itu adalah sebuah kenyataan yang akan terjadi jika kau menolaknya, dan kau pikir kau akan selamat dengan tubuh tanpa sihirmu itu?"

Segausha terkejut setelah tahu bahwa mahluk itu mengetahui bahwa dirinya tak memiliki sihir hanya dengan sekali lihat dan itu memaksa dirinya untuk menyerah pada keadaannya saat ini

"Jadi apa isi dari seluruh kontrak yang kau ajukan?"

Mahluk itu mulai tersenyum setelah mendengar kata yang di ucapkan Segausha dan mulai mendekat kepadanya

"Isi kontraknya adalah membuat hidupmu lebih baik dan kau akan memberikan seluruh keberuntunganmu kepadaku, sebagai gantinya kau akan mendapat kekuatan dariku"

"Apa maksudmu keberuntunganku?, jika keberuntunganku kau renggut bagaimana kau akan membuat hidupku lebih baik, jika keberuntunganku habis bisa saja aku mati hanya dengan terpeleset, apa kau serius akan mengambilnya dariku untuk membuat hidupku lebih baik?!"

"Mungkin jika di sebut mengambil semuanya itu mustahil, tapi bisa kubilang keberuntunganmu hanya akan tersisa sedikit"

Segausha bingung pada semua perkataan mahluk di depannya ini yang berbicara mengambil keberuntungannya yang bahkan dia tidak tahu kalau dirinya memiliki keberuntungan, jika dipikir sejauh ini dia tidak mendapat banyak keberuntungan bahkan bisa di katakan sangatlah sial, jika keberuntungannya benar benar di ambil oleh mahluk itu untuk kontrak maka dia tidak tahu apa yang akan terjadi

"Untuk apa kau mengambil keberuntunganku?, kau akan gunakan untuk apa dan kau ini mahluk apa?"

"Ku gunakan untuk apa itu terserah diriku dan kau tak perlu mengetahuinya, yang jelas jika kau menolak maka kau kupastikan akan mati, dan soal mahluk apa diriku orang orang kadang memanggilku berbeda beda, ada yang memanggilku iblis kesengsaraan, mahluk kesialan, pembawa kematian, dan penghancur nasib"

"Dan kau menyuruhku menjalin kontrak denganmu yang sudah di kenal dengan sebutan tidak mengenakan itu?"

"Itu terserah kau jika kau ingin mati, oh dan sepertinya aku lupa satu lagi sebutan yang aku punya, ayahmu menyebutku malaikat keberuntungan, bagaimana kalau kau percaya pada sebutan ayahmu saja, itu akan memberimu harapan bukan?"

"Kurasa ayahku hanya tidak sadar akan kutukan yang kau bawa dan dia belum sempat mengatakan julukan buruk kepadamu"

"Tenang saja kau akan mendapatkan kekuatan untuk melawan semua ketidakberuntunganmu, jadi kau akan menerima kontraku?"

"Sepertinya aku tak punya pilihan, aku tak ingin mati dan aku ingin merasakan kehidupan yang lebih baik"

"Baiklah aku senang mendengarnya, kalau begitu terimalah kekuatanku ini sebagai ganti keberuntunganmu yang ku ambil"

Segausha Terpaksa menerima kontrak yang di tawarkan oleh mahluk yang meiliki julukan iblis didepannya itu, dia sendiri tidak ingin itu terjadi akan tetapi keadaan memaksanya, dia tidak bisa menolak karena nyawa taruhannya jika menolak, dia tidak tahu apa yang akan menimpa dirinya setelah menjalin kontrak itu akan tetapi dia masih mempunyai harapan untuk melanjutkan hidup dan berharap memiliki kehidupan yang lebih baik dari kekuatan yang di terimanya