Virna berusaha meloloskan diri dari tubuh kokoh Pangeran Jeelian yang menindihnya.
Jantungnya, lagi-lagi berdebar, rasanya ia bisa gila lama-lama berada dalam situasi seperti sekarang.
Ketika Pangeran Jeelian kembali ingin menciumnya, Virna memalingkan wajahnya, karena tidak mau mereka kembali lepas kendali karena melakukan hal itu lagi.
"Tidur, jangan macam-macam, aku akan marah."
Virna bicara demikian setelah berhasil lolos dari tubuh kokoh Pangeran Jeelian.
"Marah? Aku menciummu, kamu marah?"
"Kalau kamu lepas kendali lagi, bagaimana?"
"Itu karena tadi kau menyentuh noda biru di dadaku, aku jadi tidak bisa mengendalikan diri."
"Jika sekarang?"
"Entahlah."
"Bee!"
Pangeran Jeelian tertawa kecil. Ia menurut saja ketika Virna memintanya untuk berbaring dengan benar.
Hari sudah terlalu malam, mendekati dini hari, mustahil mereka tidak beristirahat karena besok akan bekerja.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com