Memikirkan sampai di sana, Pangeran Jeelian semakin membara dan tidak mau membuang waktu lagi.
Ia dan juga Virna tidak menyadari, seiring tubuh mereka terus saja bersentuhan tanpa pembatas, sinar kuning gading keluar dari tubuh Pangeran Jeelian dan hilang di langit-langit ruangan.
Terus saja itu berulang. Kejadian itu luput dari perhatian Virna maupun Pangeran Jeelian.
Mereka sudah dimabuk perasaan membara satu sama lain, hingga Pangeran Jeelian tidak mau menghentikan hasratnya kembali seperti yang sudah-sudah.
Mereka sudah resmi, apa lagi yang melarang?
"Aku lakukan, ya?" bisik Pangeran Jeelian ketika sadar bagian kewanitaan sang istri sudah sebasah itu akibat perbuatannya.
"Aku takut," sahut Virna menanggapi.
"Tidak usah takut, justru jika kita tidak melakukannya, orang akan mudah memisahkan kita."
"Kamu, yakin?"
"Sangat yakin."
"Tapi, aku bodoh untuk hal beginian."
Virna memalingkan wajahnya, ketika harus jujur mengucapkan kalimat itu pada sang suami.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com