"Bee, hentikan! Hentikan pergerakan tubuhmu itu!" pinta Virna tersendat.
Semakin membiarkan, semakin kotor otaknya sekarang, dan ia merasa malu sendiri sebagai gadis polos yang tidak pernah melakukan apapun dengan intim bersama seorang pria.
Pangeran Jeelian hanya menatap Virna sesaat, lalu beralih ke arah Patih Prawiraatmadja yang berdiri di tepi tempat tidur.
"Paman! Mengapa aku dan Virna tetap terikat seperti ini? Apakah, kutukan itu tetap mengikat kami?" katanya pada sang patih dengan ekspresi wajah tidak mengerti.
"Kutukan tidak akan musnah, jika yang mencium tidak melakukan hal yang seharusnya ia lakukan!"
Suara Ratu Perak Putih terdengar kembali di kamar itu. Membuat Virna terkejut, karena ternyata Ratu yang bersemayam di cincin milik Pangeran Jeelian tahu apa yang dilakukannya tadi tidak sesuai dengan apa yang seharusnya ia lakukan.
Dia memang tidak mencium Pangeran Jeelian, hanya membalas. Ternyata itu tidak mampu membuat kutukan itu musnah.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com