"Iya, aku juga punya pikiran seperti itu, rasanya aneh saja mengapa anak itu tidak membawa adiknya ke istana saja jika memang dia masih hidup."
"Jadi bagaimana, Paduka? Apakah, kita menunggu saja Pangeran Jeelion kembali, atau kita harus mencari dan merampas Pangeran Jeelian dari Pangeran Jeelion?"
"Iya, aku akan mengirim pasukan untuk menyebar dan mencari keberadaan mereka. Mungkin akan sedikit sulit, karena sudah lama sekali Jeelion tidak ada di istana, aromanya kita tidak tahu, hingga perlu panca indera yang tinggi untuk mencari jejaknya."
"Lebih baik seperti itu, Paduka, untuk kebaikan Pangeran Jeelian."
Raja Jilian mengangguk. Rasanya ada sedikit kekhawatiran juga ketika mengingat Pangeran Jeelion bisa saja melakukan pembalasan padanya lewat Pangeran Jeelian hingga ia menyetujui saran Tabib Yoan dan berpikir itu ada benarnya juga.
***
"Ahh!!!"
Kakek Lion Putih terkejut ketika tiba-tiba saja, untuk yang kesekian kalinya, Pangeran Jeelion tidak bisa melanjutkan meditasinya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com