"Tapi, aku tetap keberatan! Aku keberatan, karenaku itu yang pertama buat aku! Dan, kamu, seenaknya melakukan hal itu!"
Masih dengan nada tidak sukanya, Virna bicara dan itu membuat Pangeran Jeelian terdiam.
Seketika, ia jadi sadar satu hal, dia sudah memaksakan kehendak untuk kepentingannya sendiri, dan tidak memperdulikan perasaan orang yang sudah menerima perlakuan darinya.
"Aku minta maaf. Baiklah, kalau kau tidak suka dan merasa tidak rela aku meminta obat penawar itu, kau bisa mengambilnya kembali, tapi mungkin aku tidak bisa bertahan untuk waktu yang lama, karena setelah aku mengembalikan obat penawar itu, aku akan mati dengan organ hati yang hancur."
Wajah Pangeran Jeelian terlihat serius ketika mengucapkan hal itu. Membuat Virna menarik napas panjang, dan....
"Kalau kau mengembalikan obat penawar itu, apakah itu berarti, bibir dan mulut kita, kembali bertemu?"
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com