webnovel

Ku Korbankan Cintaku

perjuangan cinta yang tak terbalas membuatnya harus menderita di atas cinta yang ia jalani. ia harus merelakan orang yang dia cintai demi melihat orang yang di cintainya bahagia. kisah cinta yang berujung manis menghampiri alice gadis sederhana dengan berbagai semangat untuk hidup. hingga akhirnya ia harus hamil dengan anak yang tidak pernah tahu ayahnya siapa. hanya sosok pria yang selalu mendampinginya dan membuat dia berjuang untuk terus hidup. siapakah nanti sosok pria yang ia cintai,?? apa dia kembali pada masa lalu?? atau dengan pria lain yang mampu membuat dia bahagia.??

Imas_gustina · sci-fi
Zu wenig Bewertungen
30 Chs

Bab 9 Alice

Pintu mulai terbuka perlahan ia yang masih terus memperagakan setiap kata yang di bilang adrian padanya. Arya dan adrian menatap ke arah alice dan melihat setiap gerakan yang di peragakan alice.

Arya menahan tawanya melihat ulah alice, ia melirik ke arah adrian.

adrian melihatnya marah di buatnya.

" ehem" gumam adrian. ia berjalan mendekat ke arah alice.

Alice yang tersadar segera beranjak dari meja kerja adrian.

Ia berjalan menuju samping meja. Adrian melangkahkan kaki duduk di kursinya. Dan arya duduk di kursi depannya. Arya memandang ke arah alice dan tersenyum padanya.

Alice tersenyum melihat ke arah adrian, yang dari tadi terdiam tanpa memandang ke arah alice.

" apa dia marah ya" kata alice dalam hati. Ia terus memandang ke arah adrian namun adrian tak memperdulikannya. Ia melihat ke arah arya dia menyuruhku cepat pergi. Ia tersenyum melihat kode arya itu . Alice mencoba melirik ke arah adrian,

Adrian menatap ke arah arya, ia melihat alice melirik ke arahnya.

Alice berjalan  mengendap endap menuju ke pintu.

Langkahnya terhenti ketika ardian memanggilnya " kamu mau kemana?" kata adrian tanpa melihat ke arah alice.

" aku mau ke kamar mandi sebentar" kata alice yang sudah memegang pintu menoleh ke arah adrian.ia mencoba berbohong pada adrian

" emangnya aku sudah suruh kamu pergi, kalau mau ke kamar mandi itu di pojok kanan ada kamar mandi. Kamu gak usah berbohong lagi cepat kesini. " kata adrian yang masih tetap tak melihat ke arah alice.

Tanpa menjawab perkataan adrian ia memegang tangannya dan menunduk berjalan ke depan adrian, ia melirik ke arah arya mencoba bertanya padanya " ada apa dia" kata alice menggerakkan bibirnya tanpa nada ke arya.

arya yang mengetahui ucapan alice hanya menggelengkan kepalanya.

Terlihat seorang pelayan makanan di kantin membuka pintu ruangan adrian.

" permisi pak" kata pelayan itu.

" iya masuk dan taruh semua makanan itu di atas meja. Dan silahkan pergi" kata adrian

" baik pak" kata pelayan itu. Ia meletakkan makanan itu di atas meja depan sofa itu. Lengkap dengan buah dan minuman. Pelayan itu segera pergi dari ruangan adrian.

" kamu cepat duduk di sofa itu dan segera makan" kata adrian menatap ke arah alice. Arya yang duduk di depannya melihat ke arah adrian dan alice bergantian.

Ia tak menyangka adrian juga bisa perhatian sama seorang wanita selain mantannya dulu.

Alice melihat ke arah makanan itu, dan menatap adrian tak meyangka.

Ia membalikkan badan dan duduk di sofa, hidungnya mencium bau makanan yang sangat lezat di depannya.

"Bagaimana kalau kalian berdua juga ikut makan" kata alice tersenyum ke arah adrian dan arya.

" baiklah dengan senang hati, aku mau makan lagi" kata arya beranjak dari kursinya melangkahkan kaki menuju sofa dan duduk di sebelah alice.

Adrian yang masih duduk di sofa hanya terdiam, " kalian makan saja aku mau pergi dulu. Ada urusan dan ingat kalau kalian sudah selesai segera kembalikan itu piring dan cuci sampai bersih. Termasuk kamu juga arya kamu harus bantu dia juga." Kata adrian dengan wajah datarnya.

Arya menatap adrian mendengar ucapanya dengan tangan akan memasukkan makanan ke mulutnya. Ia terus melihat ke arah adrian dengan mulut terbukanya .

" kenapa aku juga ikut cuci piringnya" kata arya

" lagian kamu juga ikut makan, jadi sekalian ikut bersihin itu piring" kata adrian segera beranjak berdiri. Ia melonggarkan dasi abu abu yang di pakainya.dan beranjak dari kursinya. Ia melangkah kaki pergi di bukanya pintu ruangan itu. Tapi langkahnya terhenti ia menoleh melihat alice yang terlihat makan. Bibir mungilnya tersenyum tipis, melihat alice dan arya mulai makan dengan lahapnya.perlahan ia membuka pintu itu dan pergi.

###

Arya dan alice terus makan tanpa melihat ke arah adrian. Arya yang sudah kenyang berhenti makan duduk dengan melentangkan ke dua tangan di atas sofa itu. Alice melihat ke arah arya dengan mulut penuh makanan. Arya memandang ke arah alice, mereka saling menatap, tangan arya menyentuh bibir mungil alice. " ada sisa makanan di bibirmu" kata arya sambil tersenyum ke arah alice. Alice yang terkejut hanya tersenyum melihatnya.

" ya udah aku mau bereskan semua piring ini, sebelum adrian kembali nanti di tambah ngomel ngomel lagi " kata alice tersenyum ke arah arya, ia beranjak berdiri dengan ke dua piring di tangannya. Di pegang pergelangan tangan kanan alice

" tunggu" kata arya yang masih duduk di sofa, ia menatap ke arah alice yang berdiri di depannya.

"Ada apa" kata alice memandang ke arah arya.

" biar aku yang bawa piringnya, kamu taruh aja semua piring di meja ke tanganku" kata arya yang mulai berdiri di depan alice, di ambilnya piring itu dari tangan alice.

" biar aku saja, karna aku yang makan jadi aku saja yang beresin semua. Lagian juga kamu cuma makan sedikit" kata alice.

" udah cepat taruh semua piring itu di tanganku, biar aku yang bawa semua" kata arya memaksa.

" baiklah" kata alice terseyum manis ke arah arya. Ia mengambil semua piring di meja di letakkan di atas piring yang ada di tangan arya.

Mereka berdua berjalan pergi menuju ke dapur kantor, semua pegawai menatap ke arah alice. Tatapan seperti iri pada alice. Alice hanya menganggap mereka semua pohon yang hanya di lewati saja .

Ia mencici piring itu bersama arya, mereka bercanda, dan tertawa bersama di dapur. Adrian yang lewat mendengar mereka tertawa. Langkahnya berbalik menuju ke dapur di lihatnya arya dan alice yang sedang bercanda berdua bermain percikan air. Mereka tertawa bersama.

Tanpa perdulikan itu adrian hanya tersenyum dan berbalik lagi menuju ke ruangannya.

Ia termenung duduk dengan tangan mengepal di atas meja, ia mengingat kejadian dulu yang sangat menyakitkan.ia terus mengingat di mana kejadian mia ninggalin dia, tanpa sepatah kata pun.

###

" pak adrian,?" Kata alice yang yang sudah berdiri di samping adrian.

Adrian yang tersadar, melihat ke arah alice,ia yang masih duduk di tempatnya di peluknya pinggang alice. Terlihat adrian meneteskan air mata. Alice yang terkejut hanya terdiam menerima pelukan adrian. Ia melihat adrian menangis membuatnya tidak tega.ia belai lembut rabut adrian yang masih duduk di kursinya itu.

Alice memandang ke arah adrian," sepertinya di lagi patah hati ya, segitunya jatuh cinta harus rela nangis buwat seseorang" kata alice dalam hati,ia terus membelai rambut adrian.

Adrian melepaskan pelukanya. Ia kembali duduk seperti semula seolah tidak terjadi apa apa.

" kamu boleh pergi" kata adrian tanpa memandang ke arah alice.

Alice hanya diam mrnuruti kata adrian, " baik pak" kata alice dengan membungkukkan badan ke arahnya.

Alice melangkah pergi dari ruangan adrian. Tanpa perdulikan alice dia kembali memandang foto mia cinta pertamanya itu.

Hari ini alice gak ada tambahan jam buwat bersih bersih jadi dia pulang lebih awal dari sebelumnya. Ia pergi ke ruang ganti, mrngambil tas dan barang barangnya di laci.

Ia segera pulang adik dan ibunya pasti sudah menunggu di rumah. Ia berjalan menuju ke luar kantor terlihat hujan tiba tiba turu.

" yah kenapa hujan turun sekarang, aku gak bawa payung. Kalau aku gak segera pulang adik dan ibu pasti khawatir" kata alice yang sudah di depan kantor. Ia mengarahkan tanganya ke depan ia merasakan air hujan turun ke tangannya. Entah apa yang ada di fikiranya dia terseyum melamun memandang ke arah hujan.