webnovel

Ku Korbankan Cintaku

perjuangan cinta yang tak terbalas membuatnya harus menderita di atas cinta yang ia jalani. ia harus merelakan orang yang dia cintai demi melihat orang yang di cintainya bahagia. kisah cinta yang berujung manis menghampiri alice gadis sederhana dengan berbagai semangat untuk hidup. hingga akhirnya ia harus hamil dengan anak yang tidak pernah tahu ayahnya siapa. hanya sosok pria yang selalu mendampinginya dan membuat dia berjuang untuk terus hidup. siapakah nanti sosok pria yang ia cintai,?? apa dia kembali pada masa lalu?? atau dengan pria lain yang mampu membuat dia bahagia.??

Imas_gustina · sci-fi
Zu wenig Bewertungen
30 Chs

Bab 8 Pendekatan Adrian

Terlihat mobil mewah berhenti di depan mereka, semua pegawai berdiri berbaris di depan pintu kantor menyambut kedatangannya. Di bukanya pintu mobil itu, terlihat kaki dengan sepatu hitam pekat turun dari mobil.

Alice melihat dari bawah sampai atas telihat wajah tampan adrian di depannya.

" pagi pak adrian" kata alice membungkukkan badannya.

" pagi, kamu ikut aku masuk ke ruanganku, dan bawakan tas itu" kata adrian tanpa memandang ke arah alice. ia segera masuk ke dalam kantor menuju ke lift.alice membawa tas adrian berjalan di belakangnya.

Mereka berdua masuk ke dalam lift menuju ruangan adrian.

" pak adrian maaf , tapi aku harus ke ruang ganti dulu. Dan bersihin kaca dan juga ngepel " kata alice menunduk di belakang adrian.

Adrian menoleh ke arah alice ia mulai berjalan mendekat ke arah alice di tatapnya mukanya dari dekat.

" kamu mau bantah perintahku" kata adrian.

Alice yang ketakutan berjalan mundur hingga menempel di diding lift. Dengan berkata " enggak pak" dengan nada gemetarnya.

Lift mulai terbuka pegawai yang mau masuk ke dalam lift melihat adrian dan pegawai cleaning sevis bertatapan berdua di dalam lift.

Adrian yang menyadarinya segera membalikkan badannya dan berjalan keluar dari lift.

" kamu cepat ganti baju clening servis dan segera kerjakan tugas kamu. Dan bawa sini tas aku" kata adrian dengan nada keras. Alice segera berjalan mendekat ke arah adrian.

Di ambilnya tas itu di tangan alice dan ia berjalan masuk ke dalam ruangannya

Alice muali berlari menuju ke tangga berlari ke lantai 24. Ia harus segera ganti baju dan mengerjakan tugasnya sebelum pak adrian memanggilnya lagi.

Ia yang gak mau kehilangan pekerjaan lagi, lebih memilih patuh pada perintah adrian.karena dia pemilik perusahaan ini. Hanya di perusahaan adrian ia bekerja bisa dapat gaji lumayan besar meski hanya jadi cleaning servis.

" hai alice, kamu sudah datang duluan ya" kata zahra yang baru masuk ke dalam ruangan ganti.

" iya, aku duluan ya soalnya aku harus cepat bersihin lantai 25 " kata alice.dengan buru buru Ia segera pergi menaiki tangga menuju ke lantai 25.

Alice mulai mengerjakan pekerjaannya mulai menyapu.membersikan setiap meja karyawan dan membersihkan lantai hingga berjam jam.

Ia mencoba istirahat sebentar, seorang karyawan menghampirinya.

" kamu alice ya, sekarang kamu di suruh ke ruangan pak adrian" kata karyawan itu dengan membawa map di pelukkannya.

Alice menghembuskan nafas panjangnya dan berdiri .

" baiklah aku akan segera kesana" kata alice.

Ia segera beranjak dari tempatnya istirahat, menuju ke ruangan pak adrian. Setiap langkah menuju ke ruangan ia terus bergumam tentang adrian.

" apa gak bisa ya tu orang gak menganggu ku sehari saja" kata alice. Ia terus berjalan menaiki tangga menuju ke lantai ruangan pak adrian.

Sampai di depan pintu ia ragu untuk mengetuk pintunya atau lebih baik dia pergi saja.

Di angkatnya tangan untuk mengetuk pintunya, terlihat pintu itu sudah terbuka tepat di depannya terlihat adrian sudah berdiri di depan pintu. Dengan tangan yang masih mengepal ke atas tepat di depan jidat adrian. Alice menatap adrian, dengan segera ia menurunkan tangannya kembali. adrian melotot ke arah alice, namun alice mencoba tersenyum dan mencoba menyapa adrian.

" pak adrian" kata alice membungkukkan kepala ke arah adrian.

" udah beruan beresin tu ruanganku, sebelum jam istirahat harus sudah selesai" kata adrian menunjuk ke dalam ruangannya.

Alice melihat ke dalam ruangan adrian, terlihat ruangannya yang begitu berantakan.

" pasti dia sengaja" kata alice pelan melirik ke arah adrian.

Adrian melihat ke arah alice, " apa kamu bilang. Gak usah banyak bicara cepat masuk dan segera bersihkan ruanganku. Kamu gak boleh makan sebelum selesai semua" kata adrian.

Adrian masuk ke dalam ruangannya, ia duduk di kursinya dengan kaki di atas meja. Ia terus memandang dan tersenyum ke arah alice yang berjalan masuk ke ruangannya.

" awas saja jika ada kesempatan aku akan membalasmu" kata alice dalam hati.ia melirik ke arah adrian di depannya.

Alice segera jongkok dan membereskan semua buku yang berserakan di lantai. Bercampur semua berkas dan map. Ia jongkok di depan meja agar adrian tak melihatnya. Di buka salah satu buku novel, bejudul "pengorbanan cinta" di halaman pertama telihat ada sebuah foto yang sepertinya foto adrian dengan memakai baju SMA bersama seseorang duduk di sampingnya saling memandang dan tersenyum satu sama lain.

"Foto yang begitu romantis, apa ini pacar adrian dia sangat cantik" kata alice.

Adrian yang mengetahui alice berhenti sejenak mulai berdiri dan melihat ke arah alice.

" apa yang kamu lakuin di situ, sampai kapan kamu berdiam di situ. Cepat bereskan kalau kamu mau segera makan. Kurang 10 menit lagi jam istirahat kantor" kata adrian.

Ia segera memasukan foto itu kembali ke salah satu halaman di novel itu.

" baiklah" kata alice dengan muka cemberutnya ia segera membereskan semua barang yang berserakan di lantai.

" adrian?? " ucap arya yang langsung membuka pintunya.

Langkah arya terhenti, pandanganya tertuju pada alice yang sedang jongkok di lantai.alice yang mendengar suara arya ia menoleh ke arahnya.

" kamu menyuruh dia beresin semua ini" kata arya mulai berjalan mendekat ke arah adrian.

" iya sebelum dia selesai beresin ini semua dia gak boleh makan" kata adrian yang masih duduk di kursinya, dengan pandangan menatap ke arah alice.

" adrian, sudahlah lupain mia, cari wanita lain agar kamu bisa berubah jadi diri kamu yang dulu, kalau kamu seperti ini terus kasian juga dia selalu beresin tempat kamu ini yang berantakan. Karna ulah kamu sendiri" kata arya yang berdiri di depannya, ia sekali melirik ke arah alice.

Alice mendengar ucapan mereka namun ia tak menghiraukan apa yang mereka katakan, ia tetap fokus pada kerjaannya. Alice segera membereskan semua dan pergi dari ruangan adrian karna itu yang dia inginkan dalam otaknya.

" kenapa kamu bela dia, apa kamu suka sama wanita itu" kata adrian.

" apa yang kamu bilang, aku hanya kasihan saja sama dia" kata arya menatap ke arah alice.

Alice mendengar ucapan arya itu menatap ke arahnya. "Ternyata arya gak menganggapku teman jadi dia cuma kasihan sama aku" kata alice dalam hati.

Tanpa menghiraukan mereka lagi ia segera menata map di yang berserakan di lantai menaruhnya kembali di atas meja adrian.

" ya sudah sekarang lebih baik kita pergi makan dulu" kata adrian yang mulai beranjak berdiri dari  tempat duduknya menuju ke tempat arya berdiri.

Ia memeluk pundak arya dengan tangan kanannya. Dan mendorongnya pergi dari ruangan tersebut.

Adrian yang menoleh ke belakang melihat ke arah alice, dengan berkata " kamu tetap disini berekan semuanya termasuk yang di mejaku. Jangan pergi kemana mana sebelum aku kembali" kata adrian. Tanpa menunggu jawaban alice adrian melangkah pergi dari ruangan itu.

" ya sudah lebih baik kalian pergi dari sini" kata alice. Ia duduk di lantai melonggarkan kaki dan tangannya sejenak.

Tak lama ia mulai bangkit berdiri menuju ke meja kerja adrian. Ia melihat berbagai kertas berserakan di atas meja, dan laptop yang masi menyala.ia memeggang laptop itu di lihatnya foto adrian dengan baju yang sama waktu SMA seperti yang ia lihat, tadi tapi kali ini adrian memeluk wanita itu dari belakang.mereka saling menatap dan tersenyum gembira.

" ternyata dia juga punya sisi manis juga ya" kata alice yang terus memandang foto itu.tanpa melihat terlalu lama ia segera mematikan laptop itu dan bersihin kertas yang berserakan di meja.

Tak butuh waktu lama ia menyelesaikan semuannya. Ia mencoba duduk di kursi adrian dengan berlagak menjadi adrian. Ia meletakkan ke dua kakinya di atas meja dengan memandang ke arah depan. Ia tersu mempergakan setiap omongan adrian.