webnovel

Ku Korbankan Cintaku

perjuangan cinta yang tak terbalas membuatnya harus menderita di atas cinta yang ia jalani. ia harus merelakan orang yang dia cintai demi melihat orang yang di cintainya bahagia. kisah cinta yang berujung manis menghampiri alice gadis sederhana dengan berbagai semangat untuk hidup. hingga akhirnya ia harus hamil dengan anak yang tidak pernah tahu ayahnya siapa. hanya sosok pria yang selalu mendampinginya dan membuat dia berjuang untuk terus hidup. siapakah nanti sosok pria yang ia cintai,?? apa dia kembali pada masa lalu?? atau dengan pria lain yang mampu membuat dia bahagia.??

Imas_gustina · sci-fi
Zu wenig Bewertungen
30 Chs

Bab 6 Perasaan

Mobil itu berhenti tepat di ujung jalan itu. Alice segera turun dari mobil. " makasih" ucap alice menundukkan kepalanya ke arah arya yang masih di dalam mobil itu.ia berjalan ke gang sempit menuju rumahnya.  Arya yang melihat tasnya tertinggal di mobil mencoba memanggil alice.

" tunggu" teriak arya dari dalam mobil.

Alice yang sudah berjalan menjauh tak mendengar ucapan arya.

Arya segera turun dari mobil dan mengejar alice, hingga alice sudah masuk ke dalam rumah ia lupa pintu rumahnya tak di tutup kembali. Alice segera membuatkan makanan untuk adik dan ibunya di dapur. Arya yang mengetahui pintu rumahnya masih terbuka mencoba memanggil alice namun tak ada jawaban. Ia masuk perlahan namun langkahnya diketahui adik alice.

adiknya berlari dan memukul arya dengan sapu di tanganya.

" kamu mau mencuri ya" ucap adik alice.

" tidak tidak aku bukan pencuri" ucap arya dengan melindungi kepalanya dengan ke dua tangan dari pukulan adik alice.

" kakak ada pencuri" teriak adiknya yaang masih terus memukul arya.

Alice yang mendengar teriakkan adiknya segera mematikan kompor dan berlari keluar. Ia ambil sapu dari dapur dan berlari keluar. Alice yang tak melihat kalau itu arya di pukulnya arya .

" tunggu alice ini aku arya" ucap arya yang masih melindungi kepalanya.

Alice berhenti seketika mendengar ucapan kalau itu arya.

" udah berhenti brian, dia teman kakak" ucap alice dengan tangan mengehentikan pukulan brian ke arya.

"Kenapa kamu kesini" ucap alice memandang je arah arya.

" aku cuma mau ngembalikan tas kamu" ucap arya  dengan tangan menyodorksn tas alice yang ketinggalan.

" oya , aku lupa . Makasih ya!! " ucap alice. Di ambilnya tas itu dari tangan arya dan tersenyum ke arahnya.

"Kamu udah sampai lebih baik kita makan Dan maaf tadi aku dan adik aku gak tau kalau itu kamu " ucap alice

" gak usah, aku pergi dulu sudah mulai larut malam" ucap arya.

" apa kamu gak mau makan di tempat kumuh ini ya, padahal aku cuma mau ungkapin rasa terima kasihku dan sekaligus tanda minta maafku ke kamu" ucap alice dengan mengerutkan bibir mungilnya.

arya yang tak tega melihat wajah polos alice, hanya menganggukkan kepala tanda ia menerima ajakan alice.

Alice loncat gembira dengan brian mereka sangat senang arya mau makan dirumahnya.

Di dorongnya tubuh arya perlahan hingga ia duduk di sofa.

" baiklah sekarang kamu duduk dulu, aku siapin makanannya" ucap alice.

Arya hanya tersenyum ke arah alice.

" brian kamu temenin kakak arya dulu ya aku mau siapin makanannya" ucap alice yang beranjak pergi menuju dapur.

Ia segera membawa semua makanan yang sudah siap ke depan. Arya dan brian memandang ke arah semua makanan yang sudah berjejer di meja.

Di letakkan semua makanan itu di meja depan. Tak lupa alice segera pergi ke kamar ibunya. Ia mengambil kursi roda di samping pintu. Dan membatu ibunya untuk bangun duduk di kursi roda.

" ibu kali ini teman baru alice datang, aku mau kenalin ke ibu" ucap alice dengan mendorong pelan kursi roda ibunya.

" ibu lihat ini. kali ini kak alice masak banyak untuk kita" ucap brian memandang ke arah ibunya  .

Pandangan arya tertuju pada ibu alice di kursi roda.

" dia ibu kamu" ucap arya pelan.

" iya dia ibu aku, aku harus merawat adik aku dan ibuku sendiri sejak ayah aku pergi gitu aja" ucap alice menundukkan kepalanya. Ia menahan air mata yang menumpuk di matanya. Ibunya yang mengetahui perasaan anaknya itu memegang lembut tangan alice.

" oya ibu kenalin ini arya teman aku" ucap alice .

Ibunya hanya tersenyum ke arah arya. Arya membalas senyuman ibunya.

" jadi itu alasan kenapa alice tadi menangis saat ia harus depecat. Aku paham sekarang perasaannya. Benar benar gadis yang tangguh berjuang sendiri menghidupi ibu dan adiknya. Gadis secantik kamu harus hidup menderita seperti ini. Berjuang untuk keluarganya." Ucap arya dalam hati.

" ya udah gak usah di mikirin sesuatu yang bikin kamu sedih, sekarang kita makan nikmati masakan kamu ini" ucap arya tersenyum ke arah alice.

Alice yang memandang arya tersenyum ia juga membalas senyumannya. Ia merasa ada semangat baru dalam hidupnya.

" iya lebih baik kita makan dulu" ucap alice

Arya dan brian mulai makan dengan lahapnya tanoa menunggu alice makan.

" ternyata masakan kamu enak juga" ucap arya. Yang terus makan dengan lahapnya. Alice tersenyum melihat arya dan brian makan begitu lahap. tak langsung makan alice ambilkan soup ke mangkok ibunya.

Seperti biasa ia nyuapin ibunya sesuap demi suap.

Arya yang menikamati makananya terhenti ketika melihat alice yang begitu perhatian ke ibunya.

Ia terus memandang ke arah alice. Adik alice brian yang mengetahui arya memandang ke arah alice melambaikan tangannya ke muka arya.

" kakak suka sama kak alice ya" ucap brian

arya terkejut mendengar ucapan brian tadi. Di sentuhnya kepala brian lembut dengan berkata,

" brian kamu masih kecil gak tahu artinya suka seperti apa. Aku lihat kakak kamu begitu perhatian dengan ibunya membuatku kagum padanya" ucap arya pada brian dengan pandangan mengarah pada alice.

" kakak memang baik, dia berjuang untuk sekolahku dan juga untuk obat sekaligus biaya perawatan ibu. Kalau ada sisa uang kita masak seperti ini kalau tidak ada uang sama sekali kakak jarang makan ia selalu mementingkan aku dan ibu. Ia pernah bilang kalau aku dan ibu sudah kenyang ia pasti juga kenyang " ucap brian memandang ke arah kakaknya alice.

" ternyata kakak kamu begitu baik, kalau aku setiap hari kesini boleh kan" ucap arya pada brian.

" wah boleh kak, aku senang kakak tiap hati ke sini jadi brian ada temannya kalau kakak kerja" ucap brian dengan senyum gembiranya.

Arya menyentuk kepala brian lagi dengan lembut.

" brian sini kamu antar ibu ke kamar ya, aku mau bicara sama kakak arya dulu" ucap alice .

" baik kak" ucap brian berjalan mendekat ke arah ibunya. Di dorongnya kursi roda itu pergi masuk ke dalam kamar.

" sekali lagi maaf ya tadi aku dan brian mukul kamu" ucap alice menundukkan kepalanya.

" udah lupain kejadian tadi, kamu kan belum makan aku ambilkan buwat kamu" ucap arya . Ia ambilkan makanan untuk alice ia menggeser duduknya hingga dekat alice.

" ini kamu makan dulu, kamu harus rawat tubuhmu juga. Kalau kamu sakit siapa yang mengururus adik dan ibumu nanti" ucap arya memberikan sepiring makanan ke arah alice.

Alice tersenyum memandang arya. Di ambilnya piring itu dari tangan arya ia mulai makan perlahan. Arya terus memandang alice makan dari samping ia duduk.

" kamu begitu cantik dan juga gadis yang tangguh" ucap arya dalam hati dengan pandangan masih ke arah alice.

Alice tersadar arya terus memandang ke arahnya.

" kamu kenapa lihatin aku" ucap alice dengan mulut masih penuh dengan nasi.

Arya tersenyum melihat mulut alice penuh nasi itu. " kalau makan di telan dulu baru bicara" ucap arya dengan tangan mengambil sisa nasi di bibirnya.alice menatap arya mereka saling bertatapan mata satu sama lain. Dengan tangan arya masih di bibir alice . Adiknya yang berjalan keluar dari kamar ibunya melihat mereka berdua.

"Ehem" brian

Mereka terkejut mendengarnya. Alice meneruskan makannya tadi. Hingga makanan itu lahap di makannya.

" kak arya sini" ucap brian.

Arya beranjak berdiri dari tempat duduknya menuju ke tempat brian berdiri. Di tariknya telinga arya pelan brian mulai membisikkan sesuatu ke arya.

" kak kalu suka sama kak alice aku bisa bantu kakak" ucap brian.

Alice yang memandang mereka berdua. Bernjak daei tempat duduknya dan memegang tangan brian.

" brian sudah malam sekarang lebih baik aku antar kamu ke kamar" ucap alice menggandeng tangan brian masuk ke kamarnya.

Arya tersenyum memandang ke arah mereka.ia segera duduk kembali nunggu alice keluar lagi.

Tak lama alice keluar dari kamar brian, arya yang masih duduk di sofa terdiam memandang foto keluarga ku yang terpajang di depannya itu.

" jangan hiraukan apa yang di bilang brian tadi ya" ucap akice berjalan mendekati arya.

" udah gak papa, sekarang aku pergi dulu udah malam" ucap arya beranjak dari sofa itu.

Baiklah aku antar kamu samapi jalan ujung gang tadi ya ucapa alice.

"Gak usah, lagian juga udah malam kamu istirahat saja" ucap arya.