webnovel

CERITA 67

"nggak apa-apa tiya sayang ini nggak sakit kok.. aaauch.. t i y a pelan-pelan dong pijitnya" kata prayoga, tapi tiya filia hanya diam saja. dia merasa kasihan melihat tubuh prayoga, ditubuhnya yang kurus terlihat beberapa bagian yang memar.

"tiya sayang..bicara dong.. jangan diam saja.." rengek prayoga, tapi tetap tak mendapat respon dari tiya filia, dia masih diam.

"tiya sayang.." kata prayoga lagi dia masih berusaha mencairkan suasana diam yang di buat tiya filia. meskipun tak bersuara tiya filia dengan lembut mengoles dan memijat pelan bagian tubuh prayoga yang memar. dari wajahnya terlihat kalau tiya filia terlihat prihatin.

"tiya.. aku sebenarnya punya kabar baik.." prayoga bercerita mulai serius, tapi tiya filia tetap diam.

"menurut kak marko, sepertinya thio masih hidup.." kata prayoga, gerakan tiya filia yang sedang memijat terhenti sebentar, tapi kemudian dia melanjutkan seperti sebelumnya.

"katanya mereka sedang di menyelidiki dan mencari tau keberadaan thio. dan tiya.. ada kemungkinan kejadian waktu itu ivan dan thio bekerjasama, tapi aku ragu thio bisa sejahat itu" kata prayoga melanjutkan ceritanya. tiya filia masih tetap diam. mereka berdua terdiam sesaat, masing-masing dengan pikirannya sendiri. Dan dalam keadaan diam itu tiba-tiba prayoga menyadari pintu kamarnya sedang dibuka dari luar. prayoga kaget dan langsung menghentikan tiya filia, dia langsung bersiap menunggu siapa yang membuka pintu itu.

Pintu akhirnya terbuka dan..

"Prayoga.. jadi seperti ini kelakuanmu!!" saat pintu terbuka beberapa orang laki-laki masuk, dan yang lebih tua memarahi prayoga dengan suara penuh berwibawa.

"kakek.." kewaspadaan prayoga mengendur ketika mengetahui siapa yang masuk itu.

"jadi begini caramu menyapaku?! kau keluar penjara tidak menemuiku. dan apa yang kulihat.. kau di hotel bersama perempuan tanpa pakaian lagi.. pak adam ku pikir mereka harus segera dinikahkan" kata Juldy Novilus penuh wibawa, tapi DEG.. prayoga yang mendengar nama adam langsung menyadari siapa laki-laki lain yang bersama kakeknya itu.

"eh paman.. maaf ini tak seperti yang dipikirkan kakek.." kata prayoga malu dan segera mencari kaos yang dipakainya tadi.

tiya filia yang tadinya tertunduk dibelakang prayoga mengangkat kepalanya dan melihat benar ayahnya datang bersama kakeknya prayoga.