webnovel

CERITA 66

"Tiya kenapa kamu ke sini?" Prayoga kaget saat membukakan pintu kamarnya. tapi dengan tidak takut tiya filia masuk kedalam kamar prayoga.

"ayo buka bajumu sekarang.." kata tiya filia serius.

"tiya sayang..ini sih udah terlalu siang untuk serangan fajar.. tapi kalau kamu suka.. aku sih mau-mau aja" kata prayoga tersenyum genit. Dia tau maksud tiya filia pasti bukan "itu" tapi dia berniat bercanda, dan candaan prayoga itu berefek pada wajah tiya filia yang langsung berubah warna.

"Apaan sih!!! Dasar Mesum! aku nggak sedang becanda" kata tiya filia agak malu, dan untuk menutupi rasa malunya dia melemparkan bantal-bantal pada prayoga.

"iya maaf..ampun tiya..ampun..." kata prayoga sambil berusaha menghindar dari lemparan bantal.

"kalau begitu sekarang janji akan serius?!" kata tiya filia dan berhenti melempar bantal.

"iya janji.. akan serius" kata prayoga merengek.

" kalau begitu buka bajumu. aku ingin mengobati memar- memar ditubuhmu akibat berkelahi kemarin" kata tiya filia kembali serius dan berhenti melempar.

"nggak mau tiya.." kata prayoga merengek.

"apaan sih? ayo buka.." kata tiya filia ngotot.

"nggak mau, tubuhku masih jelek, nanti kalau otot-ototku telah kembali aku pasti akan memamerkan..." kata prayoga tapi langsung di potong oleh tiya filia.

"apa sih! dasar bodoh!.. siapa juga yang peduli dengan tubuhmu!" kata tiya filia dan wajahnya kembali memerah.

"kalau nggak peduli kenapa ingin mengobati tubuhku" rengek prayoga pelan, tapi perkataan itu hanya mendapatkan pelototan dari tiya filia.

"iya.. baik.. maaf.." kata prayoga dan dengan malu-malu dia akhirnya membuka kaos yang dipakainya. Tiya filia mengerutkan wajahnya ketika melihat beberapa memar ditubuh prayoga dan teringat kembali saat prayoga berkelahi dengan ivan, ada beberapa kali prayoga mendapat pukulan dan itu ternyata meninggalkan bekas.