webnovel

CERITA 65

"Halo pak marko, bagaimana pak? apa saya harus ke kantor polisi?" tanya tiya filia tanpa basa-basi ketika dia menerima telpon dari Marko.

"nggak usah nona tiya urusan kantor polisi biar saya yang mengurusnya. ini.. saya mau minta tolong sama nona tiya.." marko tersenyum mendengar pertanyaan tiya filia, gadis itu selalu penuh semangat pikir marko.

"minta tolong apa pak?" tanya tiya filia penasaran.

"itu.. prayoga.. karena berkelahi kemarin tubuhnya memar-memar, tapi dia nggak mau di obati.. nona tiya bisa bantu dia?" tanya marko agak ragu.

"bisa pak.. prayoga dimana sekarang pak? biar aku yang menemui dia dan akan memaksa dia untuk di obati." kata tiya filia yakin, dan sebuah senyum puas terlihat di wajahnya marko.

"terima kasih nona tiya.. aku akan mengirimkan alamatnya" kata marko dan mengakhiri telponnya.

"ah rencana ini begitu mudah" kata marko pada dirinya sendiri.

Beberapa saat kemudian setelah tiya filia siap berangkat dia pamit pada ayah dan ibunya.

"ibu aku pamit.. ayah.. obat gosok milik ayah ku pinjam dulu ya.. dhaaa.." kata tiya filia saat pamit pada orang tuanya.

"filia mau kemana? kamu sudah sarapan?" tanya adam pada putrinya, tapi terlambat karena putrinya telah pergi, dan dia hanya bisa menarik nafasnya dalam- dalam. setengah jam kemudian setelah putrinya pergi adam menerima telpon dari nomor yang tak dikenalnya.

"halo selamat pagi.. ada yang bisa saya bantu?" tanya adam pada penelponnya.

"Selamat pagi juga.. saya Juldy Novilus.. bisa kita ketemuan?" jawab penelpon itu dengan suara yang begitu tenang, tapi jawaban itu membuat jantung adam berdebar lebih cepat.