webnovel

CERITA 45

ting..tong.. bunyi bel dirumah Tiya filia. Tiya filia tahu di jam begini ayahnya pasti telah pulang kerja. Dan setelah menunggu sesaat pintu dibuka.

"halo ayahku sayang.. selamat malam.." sapa tiya filia kepada orang yang membukakan pintu untuk mereka.

"f i l i a... anakku sayang.. akhirnya kamu pulang.." kata adam langsung memeluk putri tersayangnya tapi kemudian dia sadar tiya filia tidak sedang sendiri, ada seorang laki-laki yang berdiri dibelakangnya. perlahan dia melepaskan tiya filia dan menatap laki-laki itu dari ujung rambutnya sampai ujung kakinya. laki-laki itu terlihat tenang dan berwibawa dengan tersenyum sambil menundukkan sedikit kepalanya dia memberi hormat.

"selamat malam paman.. saya temannya tiya filia" kata laki-laki itu sambil mengulurkan tangannya hendak berkenalan, adam masih menatapnya tanpa senyum, walau wajah laki-laki itu sedikit familiar bagi adam, tapi dia ingin terlihat tegas dan berwibawa.

"ayah kita masuk dulu, baru ayah menginterogasinya" potong tiya filia, dan dengan lembut dia mendorong ayahnya masuk kedalam rumah. dia juga dengan gerakan kepala menyuruh prayoga ikut masuk.

"ayo silahkan duduk.." kata tiya filia kepada prayoga. dan dengan sopan prayoga duduk. adam juga ikut duduk di depan kursi prayoga.

"siapa tadi nama kamu?" tanya adam penuh wibawa.

"nama saya prayoga Novilus, paman bisa memanggilku apa saja. kalau orang-orang biasa memanggilku dengan prayoga saja" kata prayoga, dia terlihat sedikit kikuk karna di tatap calon mertuanya. saat mendengar nama prayoga alis adam sedikit terangkat, ah.. pantas wajahnya familier, ternyata.. tapi tunggu sebentar, bukankah dia sedang di penjara? pikir adam dan dia langsung menatap tiya filia dengan tatapan penuh pertanyaan.

"jadi begini ayah.. untuk sementara prayoga akan tinggal disini.." kata tiya filia ketika mendapat tatapan dari ayahnya.

"apa maksudmu dengan tinggal disini? beri ayah alasan, jangan membuat ayah bingung" kata adam, memandang tiya filia dan prayoga bergantian.

"aku sekarang bekerja di perusahaan milik keluarga prayoga, dan dapat tugas membawa prayoga jalan-jalan tanpa di ketahui publik" kata tiya filia asal saja memberi alasan.

"filia sayang.. yang ayah tahu prayoga sedang di penjara. Bagaimana dia bisa berada disini? dan kenapa pula kamu harus menemaninya jalan-jalan?"

"ayahku sayang, masalah prayoga tidak di penjara sekarang kupikir ayah sudah tau siapa prayoga ini, seberapa kaya dan berpengaruhnya keluarga dia. kalau masalah jalan-jalan ya jalan-jalan saja.."

"filia.."

"ya sudah kalau ayah nggak setuju dia tinggal disini, berarti aku juga akan pergi bersama prayoga.." kata tiya filia dan dia langsung berjalan hendak pergi sebuah senyum terlihat di wajahnya, seperti dugaannya ayahnya pasti tidak akan setuju prayoga tinggal dan dia juga bisa bebas pergi.

"siapa bilang ayah nggak setuju dia tinggal disini, ayah setuju sekali.. ayah menerimanya dengan senang hati.. tapi setidaknya alasannya harus lebih masuk akal filia.." kata adam kalem dia tak ingin putrinya pergi lagi, dia masih kangen dengan putrinya.

"masuk akal seperti apa ayah? kalau ayah nggak setuju kita pergi" kata tiya filia dan dia kembali hendak pergi.

"oke-oke ayah setuju kalian tinggal disini" kata adam pasrah. whaaat?! tiya filia yang merasa aneh sendiri kenapa ayahnya bisa setuju begitu saja.

"tapi kalian harus tinggal di kamar yang berbeda ya.. biarpun gosip soal prayoga.. tapi bagaimanapun juga prayoga itu..."

"iya paman terima kasih.. jadi saya bisa tinggal di kamar yang mana?" kata prayoga terlalu bersemangat ketika mendapat ijin adam, padahal tiya filia sudah memberinya kode untuk menolak.