webnovel

CERITA 33

Boneka itu tidak hanya di lumuri Darah, kepala dan tangannya dibuat terpisah dari tubuhnya, seakan boneka itu dimutilasi. Luis yang tiba duluan apartemen tiya filia menggedor pintu dengan penuh rasa cemas. Dia mendapat telpon dari marko menyuruhnya langsung segera ke rumah tiya filia karna lokasi kantor lebih dekat dari apartemen tempat tinggal tiya filia.

"t i y a.. apa yang terjadi?!.." tanya luis tanpa basa-basi ketika tiya filia membuka pintu. dia segera masuk dan melihat kotak itu,

"sialan!! Brengsek!! manusia gila siapa yang melakukan ini?!" umpat luis. dia berpaling dan mencari Tiya filia, di sana dia melihat tiya filia duduk berjongkok di kursi dengan wajah yang takut.

dan di dalam kotak itu juga dia melihat ada surat.

JANGAN BERTANYA ATAU MENCARI TAHU SOAL THIO.

PERGI DAN TUTUP MULUT KALAU KAU INGIN SELAMAT.

Bunyi surat ancaman itu, dan sekali lagi beberapa umpatan keluar dari mulut luis. matanya terlihat sangat marah.

"oh tiya.. ku mohon.. apa kau masih tetap ingin meneruskan apa yang kau lakukan ini?" tanya luis marah dan kwatir. dia menatap kasihan pada tiya filia yang terlihat terguncang. dengan perlahan dia mendekat dan memeluk tiya filia.

tiba-tiba dari pintu Prayoga Novilus muncul dengan nafas ngos-ngosan, rahangnya terkunci rapat sedang matanya penuh kekwatiran dan ketakutan.

"t.i.y.a.." panggilnya kwatir. Luis yang kaget menatap bingung padanya, sedang prayoga setelah dia mengetahui keberadaan tiya filia, dia mendorong luis dan berjongkok didepan kursi yang diduduki tiya filia.

"tiya.. ada yang terluka? kamu nggak apa-apa?.." tanya prayoga dengan lembut, matanya yang penuh kekwatiran dan ketakutan tadi langsung hilang berganti dengan tatapan yang penuh kelembutan.

"aku nggak apa-apa hanya sedikit takut.." kata tiya filia pelan. mendengar jawaban tiya filia itu, tanpa ragu prayoga menariknya dan membawanya ke dalam pelukannya.

"nggak apa-apa sayang.. kamu tenang ya.. aku akan mengatasi semua ini.. tidak apa-apa.." katanya sambil menepuk lembut pundak tiya filia. dan disana tiya filia yang tadinya begitu tegar akhirnya jadi menangis. dan untuk beberapa saat mereka seperti itu dengan beberapa kalimat lembut menghibur keluar dari mulut prayoga.

Marko juga telah tiba, dengan di bantu luis mareka melihat dan memeriksa hadiah ancaman itu.