webnovel

CERITA 2

"kenapa ayah pulang tengah malam? jangan bilang ayah habis mabuk-mabukan dengan teman-teman ayah? apa ayah tak peduli dengan ibu lagi?.. ayah di jawab?!" wajah tiya filia terlihat kesal saat melihat ayahnya baru pulang.

"siapa yang mabuk-mabukan ayah hanya bekerja lembur dikantor" jawab adam dengan santai mendengar pertanyaan putri yang bertubi-tubi.

"sudah di bilang, ayah itu berhenti pulang malam lagi, kasihan ibu sendirian dirumah" Tiya filia mengikuti ayahnya yang setelah melepaskan tas dan sepatunya menuju ruang makan

"siapa bilang ibumu sendirian dirumah kan ada kamu.."

"ayah!! aku juga ingin jalan-jalan dengan pacar seperti teman-temanku yang lain"

"tapi kamu tidak seperti teman-temanmu yang lain, kamu harus membantu ayah menjaga ibumu, kalau nggak mau menjaga ibumu kau bisa bekerja dengan ayah dikantor" kata adam, setelah mengambil sekaleng bir dia hendak menonton tv tapi mengingat berita yang sedang trend dia jadi pindah duduk di teras samping rumah.

"sudah ku bilang aku tak mau bekerja seperti ayah dikantor aku ingin menjadi seorang pengacara"

"bekerja dikantor.. kau pikir pengacara tidak bekerja di kantor juga?" adam tersenyum pada putri tersayangnya yang telah duduk disampingnya.

"pokoknya aku nggak mau bekerja dikantor, kalau aku menikah suamiku yang akan membantu ayah bekerja dikantor ayah"

"sudah ayah bilang.. ayah nggak menyukai pacar kamu yang itu. oh ya.. bagaimana kabar ibumu hari ini?" suara adam melembut membicarakan wanita yang sangat dia cintai itu.

"ibu masih seperti biasa, berusaha melakukan segala sesuatu sendiri, padahal dia belum sepenuhnya sembuh dan masih butuh pertolongan. tapi bukan ibu kalau tidak seperti itu kasihan para pembantu yang harus selalu membereskan kekacauan yang di buat ibu"

"makanya kamu harus lebih memperhatikan ibumu, bukan hanya nonton tutorial makeup setiap hari. kalau pacarmu mencintaimu dia akan mencintaimu apa adanya, bukan mengubah mu menjadi orang lain" adam pura-pura melirik kesal pada putrinya.

"ayah.. dia pacarku yang paling kucinta, apapun akan aku lakukan supaya dia semakin cinta padaku"

"pokoknya ayah tidak setuju dengan orang itu."

"karna dia hanya pegawai ayah?"

"karna dia ingin mengubah putriku menjadi orang lain, putriku yang ceria dan tomboi kemarin kemayu dan malu-malu.. nggak cocok tau!" kata adam tertawa

"ih ayah jangan menertawakan aku.." tiya filia ikut tertawa bersama ayahnya.

sementara itu di tempat lain, di ruang interogasi, prayoga novilus sedang ditanyai beberapa polisi.

"pak prayoga bagaimana caranya kau membunuh pemuda itu?"

"aku nggak tau aku nggak ingat, tapi semua ini salahku aku yang membunuhnya..hukumlah aku.." kata prayoga dan dia kembali menangis. para polisi melihat prayoga novilus dengan tatapan kasihan sekaligus kesal, mereka ingin memecahkan kasus ini, tapi prayoga dengan yakin mengatakan bahwa dia telah membunuh jadi harus dihukum, dan semua selesai dengan pernyataan itu, padahal belum tentu itu kebenarannya.