webnovel

CERITA 28

"aku tahu terlalu berat buatmu mengingat kematian orang yang sangat kau cintai, tapi kumohon aku ingin tau cerita yang sebenarnya" kata Tiya filia berusaha meyakinkan prayoga, dia teringat bagaimana prayoga melarikan diri saat dia bertanya tentang kematian saudara kembarnya. Tiya filia berusaha tegar walau dalam hatinya dia begitu takut dan sedih.

Prayoga menatap tiya filia, dan airmatanya mulai menetes, walau sekarang dia sadar bukan thio orang yang sebenarnya dia cari dan cintai, tapi hubungannya dengan thio selama ini juga bisa dikatakan sangat baik.

"maafkan aku.." kata prayoga, tiya filia ingin protes tapi kemudian dia menyadari prayoga telah balik menggenggam tangannya dengan lembut. sejenak keduanya terdiam.

"sejak pertemuan kita, bertahun-tahun aku selalu berharap kita bisa bertemu lagi.. jadi saat bertemu Thio.. aku begitu bahagia, wajah thio sangat mirip denganmu, hanya binar dimata kalian yang berbeda, tapi dulu kupikir itu karna masalah hidup membuatmu berubah. sejak itu aku selalu berharap thio bisa bahagia, aku berusaha memberinya kasih sayang, walau aku tau itu berlebihan, sampai orang-orang menganggap aku gay, aku tak peduli karna yang kupedulikan adalah kebahagian thio..." cerita prayoga, dia berhenti sebentar mengangkat kepalanya untuk menatap tiya filia sebentar, kemudian menundukkan kepalanya kembali sambil bercerita lagi.

"aku memang pernah beberapa kali mengatakan cinta pada thio, tapi selalu di tolaknya, thio selalu mengatakan kalau dia normal.. dan beberapa hari sebelum kematiannya, aku juga sempat menyatakan rasa cintaku lagi padanya, waktu itu thio sempat marah, dia mengatakan gerah dengan pernyataan cintaku.. tapi di beberapa hari sebelum kelulusannya dia menghubungi aku dan meminta hadiah kelulusannya. waktu itu dia belum mengatakan hadiah apa yang dia minta, dan disaat kelulusan dia meminta hadiahnya, dia ingin kami kelaut untuk memancing dengan mengunakan kapal milikku berdua saja, saat itu aku sedikit bingung karna yang ku tahu dia takut laut. dan saat ditengah laut aku merasa aneh, aku yang biasa melaut entah itu hanya untuk jalan-jalan ataupun memancing biasanya aku tak pernah mabuk laut ataupun sakit kepala, tapi saat itu entah kenapa kepalaku rasanya sakit sekali, dan itu membuat aku pingsan, tapi sebelum aku pingsan aku sempat melihat thio yang jatuh kelaut, entah dia sengaja melompat atau jatuh kepalaku terlalu sakit untuk bisa melihat dengan jelas.. maafkan aku.."

"disaat kau dan thio melaut itu, apa benar-benar hanya kalian berdua yang berada di kapal itu? bagaimana kalian tiba di kapal itu, apakah thio telah tiba duluan, atau kamu yang duluan tiba?" tanya marko menyela cerita prayoga. cerita prayoga yang sedih langsung berubah menjadi misteri.

"setahu aku, di kapal itu hanya kami berdua. keinginannya untuk melaut dia katakan paginya, dan sore itu aku dari kantor langsung ke kapal, disana thio telah menungguku.."

"jadi kalian melaut disaat sore?"

"iya kak, karna.."

"kalau kalian tiba di tengah laut saat hari telah malam..bagaimana kamu bisa yakin thio yang jatuh kelaut?" tanya tiya filia spontan.

"dikapal itu ada lampunya tiya dan juga kan hanya kami berdua disana" jawab prayoga pelan sambil tersenyum, kemudian dia seperti tersadar merasa aneh sendiri, beberapa waktu yang lalu saat dia menceritakan tentang kematian thio, hatinya begitu sakit, tapi sekarang dia bahkan bisa bercanda.