webnovel

CERITA 22

Mandi air panas merupakan pilihan yang tepat saat tubuh merasa kelelahan. Tiya filia setelah bertemu Prayoga pagi itu dan di tinggalkan begitu saja oleh Prayoga tanpa mendapatkan apa-apa, dan walaupun dia tetap menunggu berjam-jam lagi tapi Prayoga tak muncul kembali, membuatnya merasa marah, kesal, benci dan bosan semuanya berbaur menjadi satu, dan di tambah lagi saat didepan rumahnya dia juga harus berhadapan dengan Luis seniornya yang sedang marah, membuatnya dia harus mengungkit kembali masa lalu yang sedih yang dia pendam saat kehilangan saudara kembarnya dan menceritakannya kepada Luis agar mendapatkan dukungan yang juga dia rasakan sebagai beban. menyebabkan seluruh badannya terasa lelah seakan semua energinya terkuras habis hari itu.

hangatnya air mandi membuatnya sedikit rileks.. sambil membasuh rambutnya dia duduk santai di depan tv, kriiiiiing.. kriiiiiing suara HPnya yang dia pasang dengan nada dering bunyi telpon tempo dulu terdengar nyaring. dia berharap ayahnya yang sangat dia sayang akan menelpon. tapi DEG.. seluruh rasa penatnya seakan langsung kembali.

"halo.. selamat malam pak.." Sapa tiya filia kepada penelponnya.

"Nona Tiya.. ini aku marko, maaf malam-malam mengganggumu" kata penelponnya yang ternyata Marko bosnya Luis, Tiya filia telah mendapatkan nomor kontaknya dan telah menyimpan di hpnya.

"iya pak, ada yang bisa di bantu?"

"ah..jadi nggak enak ini.. iya.. saya menelpon sebenarnya memang karna perlu bantuan dari nona Tiya.." DEG.. kata-kata pak marko itu seakan membuat kepala Tiya filia menjadi sakit, pasti pak marko akan melarangnya untuk menemui Prayoga karna kejadian tadi pagi.

"bantuan apa ya pak?" tanya tiya filia pura-pura santai, padahal kepalanya sedang berdenyut sakit.

"ah.. itu..tapi sebelum aku cerita bantuan apa itu, aku akan menjelaskan kalau bantuan ini tidak memaksa.. nona Tiya bisa menolak kalau tidak berkenan.." kata Marko

"oh baik pak.." kata Tiya filia pelan.

"ini.. tempo hari Luis pernah cerita kalau nona Tiya filia ingin menjadi seorang pengacara. jadi begini nona Tiya.. di kantor kami sekarangkan lagi banyak kerja, jadi kalau nona Tiya berkenan saya minta bantuan nona Tiya untuk bekerja di kantor bersama kami.. tapi itu kalau nona Tiya suka.. katanya juga nona Tiya sekarang belum bekerja ya.. eeh tapi mohon maaf kalau saya menyinggung.." kata marko di telpon, sementara itu sambil mendengar perkataan marko itu tanpa sadar membuat Tiya filia tersenyum kecut, perkataan seorang pengacara itu memang beda pikir Tiya filia, kalau dia berniat melarangku menemui Prayoga tidak perlu di katakan langsung, hanya perlu menawarkan pekerjaan.

"bagaimana nona Tiya.. apa nona bersedia?" tanya marko yang membuat Tiya filia sadar dari pikirannya.

"begini pak.."

"em nona Tiya.. kuharap nona Tiya jangan dulu menolak.. bagaimana kalau besok pagi nona Tiya datang dulu kekantor kami.. lihat-lihat dulu.. apakah berkenan atau.. ya pokoknya datang dulu.." kata marko memotong apa yang hendak dikatakan Tiya filia.