webnovel

CERITA 17

Siang itu dirapat yang dihadiri Owner sekaligus CEO perusahaan perkapalan terbesar di Asia Juldy Novilus yang adalah kakek dari Prayoga Novilus mendapat sedikit interupsi, pada saat Marko sedang menjelaskan masalah yang di hadapi salah satu anak perusahaan perkapalan itu, Hpnya yang diletakkan di atas meja berbunyi dan mengganggu konsentrasi Juldy Novilus sehingga dia menghentikan marko yang sedang bicara, untuk mengangkat telpon itu.

"Dari siapa?!" tanya pak Juldy Novilus dengan suara baritonnya yang penuh wibawa.

"Dari kepala penjara tempat Prayoga" kata Marko dengan sopan.

"ada apa?!" tanya Juldy Novilus lagi.

"itu pak.. Nona Tiya yang ku antar untuk bertemu dengan Prayoga beberapa hari yang lalu. Dua hari ini dia memaksa untuk bertemu dengan prayoga. Bahkan dia terkesan sangat ngotot, katanya dia melakukan segala cara, dari prosedur resmi sampai merayu petugas dia lakukan, dan itu membuat mereka kwatir akan berakibat buruk buat prayoga." kata marko menjelaskan. Luis yang juga hadir dalam rapat itu terlihat kaget dan kwatir.

"Jangan lakukan apapun.. Biarkan saja anak itu.." Kata Juldy Novilus setelah dia diam sesaat.

"baik pak" kata marko patuh. walaupun dia kwatir tapi tak berani untuk membantah perkataan bosnya dan rapat itu kembali berlanjut.

Menyerah sebelum berusaha maksimal bukanlah gaya Tiya Filia, soal gagal dan bangkit lagi itu seakan makanannya sehari-hari, semangat dan pikiran positifnya membuat Tiya filia punya banyak ide untuk mewujudkan keinginannya.

Dan saat ini dia ingin mengetahui cerita yang sebenarnya tentang saudara kembarnya dari Prayoga Novilus.

Dua hari bolak- balik dan menunggu di depan penjara belumlah membuat Tiya Filia menyerah dan pagi ini adalah hari ketiga, masih dengan tekad dan harapan yang sama, maka Tiya filia melangkah penuh semangat dan wajah yang di buat seriang mungkin.