Thom berdiri dari ranjang keras asrama Sekolah Menengah Kosong, berjalan mendekati pintu yang sudah diketuk berulang kali oleh pelaku nan sudah diberi banyak sumpah serapah dalam hati oleh Thom. Ayolah... ini bahkan sudah tengah malam, semua orang pasti sudah tertidur pulas menghampiri mimpi di alam bawah sadar. Berbeda dengan Thom yang masih memikirkan nasib Pena dan akhirnya tersadar sampai tengah malam seperti ini.
Pemuda dengan kemeja putih nan kusut itu menarik gagang pintu, dia mengernyitkan dahinya saat melihat wajah Cala, si kakak tingkat tiga yang menjadi bagian dari Gelang Merah berada tepat di depan wajahnya yang tampan bak idola, memang idola sebenarnya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com