webnovel

Korban Bullying

Seorang gadis muda bernama Song Mina, harus mengalami betapa kejamnya perundungan dari teman sekolahnya. karena masalah perundungan itu dia harus kehilangan sang ibu, satu-satunya orang tua yang ia miliki. Menjadi seorang gadis yatim piatu. Hingga pada akhirnya ia di asuh oleh nenek yang kini sudah tua renta yang tinggal di sebuah desa pelosok. Yoon Seok Hoon, kakak dari seorang gadis cantik bernama Yoon Inna, gadis yang merundung Song Mina di sekolah. Yoon Seok Hoon diam-diam telah jatuh hati pada gadis malang itu, dan mencoba untuk melindunginya. Namun, ia selalu gagal saat ingin melindungi si gadis. Cinta di antara mereka kini sangatlah rumit, membuat Song Mina ingin menyerah dalam cintanya. Perpisahan demi perpisahan telah di lalui, sampai pada akhirnya nasib mempertemukan mereka kembali. Namun, ujian belum berakhir disana, karena cobaan selalu hadir di antara mereka, mencoba memisahkan keduanya yang saling mencintai. penasaran? yuk ikutin cerita ini. Jangan lupa, sediakan tisu sebelum membaca. Nama-nama pemeran : (1) Song Mina. (2) Yoon Seok Hoon. (3) Yoon Inna. (4) Sung Jae won. (5) Hwang Ju Young. (6) Sejeong. (7) Park Jihoon. (8) Joo Sarang.

Tiana_Mutiara · Teenager
Zu wenig Bewertungen
34 Chs

Di antara dua pilihan.

Song Mina Pov*

Di jam istirahat, aku segera menuju atap, karena janjiku kemarin pada Seokhoon Sunbae semalam. Setelah beberapa menit kumenunggu, akhir nya ia datang juga.

Ku melambaikan tanganku, sembari mengangkat kotak makanan memperlihatkan padanya. dia tersenyum kaku khas wajah datar nya yang tanpa ekspresi, akupun menanggapi dengan ikutan tersenyum.

"Sunbae akhirnya kamu datang, lihat aku menepati janjiku," Dia mendekat dan duduk di sebelahku, Ku buka kotak bekal yang di siapkan oleh ibu tadi pagi, memperlihatkan semua isi nya, yang membuat menggugah selera.

"Makanlah !" Perintahku.

"Kamu?"

"Aku akan makan setelahmu."

"Mari makan bersama,"

"Tidak usah, itu ibu membuat bekal khusus untuk kamu, aku ada satu kotak lagi di kelas,"

"Bisa temani aku makan?" Aku terkejut saat dia memintaku menemaninya makan, ini bukan dirinya yang biasanya dingin dan cuek, apalagi kepada seorang gadis.

"Tapi_" kata-kataku terputus saat dia memasukkan telur gulung ke dalam mulutku dengan tiba-tiba.

"Makanlah." Aku hanya membalas dengan anggukan sembari mengunyah telur yang sudah berada dalam mulutku.

Tak kusangka ia melahap semua masakan yang ibu buatkan untuk nya.

"Bagaimana? Enak?"

"Ya!"

"Sunbaenim"

"Ya,"

"Apakah ini benar-benar dirimu?" Tanyaku yang masih tak percaya dengan sikap nya padaku.

"Lalu siapa jika bukan diriku?"

"Kau terlihat berbeda, Kau lebih ramah dan lebih perhatian dari pada biasanya,"

"Maksudmu?"

"Maksudku, kenapa kau baik sekali padaku, aku merasa bahwa kita sekarang lebih akrab,"

"Benarkah?"

"Iya!"

"Kurasa tidak, itu hanya perasaanmu,"

"Tidak, kurasa kamu juga merasakan kalo kita sekarang akrab,"

"Jangan terlalu berlebihan."

"Sunbaenim,"

"Ya?"

"Terima kasih,"

"Untuk apa?"

"Terima kasih karena sudah mau berteman denganku, semenjak Kak Bora tidak ada, aku sangat kesepian, tak ada satu orangpun yang mau berteman denganku, tapi berkat kamu, akhir nya aku tidak kesepian lagi di sekolah ini. Terima kasih sudah mau berteman denganku," Kataku panjang lebar, terbersit rasa sedih saat kenangan bersama Kak Bora kembali hadir dalam memory ingatanku.

"Siapa yang mau berteman dengan mu?" Katanya cuek. membuatku memerah karena merasa malu telah menyangka dirinya mau berteman denganku.

"Ah, maaf, Aku terlalu berlebihan ya hehe, kalau begitu aku pamit ke kelas dulu, terima kasih untuk yang kemarin. permisi," aku melangkah pergi meninggalkan nya.

Sesampai nya di kelas, akupun mulai mengfokuskan diri dengan buku-bukuku.

"Mina_ah, makan ini, anggap saja sebagai tanda terima kasihku, atas makan siang kemarin," Sung jae won yang tiba-tiba memberiku sebuah kotak.

"Apa ini?"

"Buka saja !"

Akupun membukanya, alangkah terkejutnya, saat melihat isinya, ternyata makanan yg terlihat lezat, dan aku yakin ini pasti di buat oleh seorang koki yang sudah handal.

"Ini untukku?"

"Ya. untuk siapa lagi,"

"Maaf, aku tidak makan dan minum, dari orang asing,"

"Kau kira aku akan meracunimu?" Dia mengambil sumpit, dan memakan sebagian.

"Apa sekarang kamu masih mencurigaiku?" Lanjutnya.

"Emm, terima kasih,"

"Kau unik juga ya,"

"Unik bagaimana?"

"Kau seperti ratu pada jaman dinasti Joseon saja, tidak mau makan makanan sebelum ada yang mengetesnya dulu,(Joseon: sebuah kerajaan pada jaman dulu)"

"Tidak seperti itu, aku hanya mengikuti apa yang ibuku ajarkan,"

"Ibumu pasti sangat menyayangimu,"

"Iya benar,"

"Mari berteman," aku terkejut saat dia berkata seperti itu, baru saja di atap aku di tolak Seok Hoon sunbae karena mengajaknya berteman, tapi sekarang Jae won malah mengajak berteman denganku, tentu saja aku senang, karena setelah sekian lama aku selalu sendiri, akhirnya kini aku punya teman lagi, ketua kelas lagi.

"Hah? berteman?"

"Ya, ayo berteman!"

"Tentu, ayo berteman!" Kamipun berjabat tangan.

________________

Beberapa minggu kemudian...

Akhirnya aku kembali bersemangat, aku tak kesepian lagi saat di sekolah, Jae won selalu baik padaku, meskipun aku selalu di rundung oleh mereka bertiga. Namun, setidak nya aku tidak sendiri sekarang, Jae won selalu membelaku, dia selalu ada saat aku membutuhkan nya.

Kami selalu makan siang dan membaca buku bersama di perpustakaan.

Akupun menceritakan semua itu pada ibu, soal Jae won, ibu bilang sepertinya Jae won menyuikaku, tapi aku tidak percaya dengan apa yang ibu katakan, mana ada cowok setampan dia, dan sekaya dia menyukai gadis miskin sepertiku, itu hanya ada di dalam drama korea saja.

"Song Mina, aku ada buku baru, kau mau membacanya?" Dia menawarkan buku edisi terbaru kepadaku, dan pastinya dengan edisi terbatas.

"Tentu, aku pinjam ya, akan kukembalikan besok setelah aku selesai membacanya."

"Itu buat kamu,"

"Tidak, aku akan kembalikan besok,"

"Kenapa kau selalu menolak pemberianku? kita kan teman,"

"Maaf, aku hanya mengikuti apa yang ibu ajarkan padaku,"

"Waah ibumu pasti bangga padamu, kamu selalu mengikuti apa yang beliau katakan,"

"Aaah begitu ya, kurasa sudah kewajiban seorang anak untuk menuruti apa yang ibunya katakan."

Aku kembali fokus pada bukuku, hening beberapa saat.

"Mina_ah," panggilnya memecah keheningan.

"Ya?"

"Aku menyukaimu," aku terkejut, dan membuat buku di tanganku seketika jatuh ke lantai, ketika mendengarnya.

"Kau tidak perlu menjawabnya, aku hanya mengatakan perasaanku, jangan membuatnya menjadi beban,"

"Ah, iya," meskipun ini bukan kali pertama seseorang mengatakan perasaan nya padaku. Namun, aku selalu gugup saat ada orang yang menyukaiku.

"Jangan menghindariku, tetaplah seperti biasanya ya, aku hanya mencoba jujur dengan perasaanku padamu,"

"Ouh, iya," aku tak dapat berkata-kata.

"Kalau begitu, aku ke kantin dulu, sampai jumpa nanti,"

"Iya."

_______________

Yoon Seok Hoon Pov*

Beberapa minggu ini, aku melihat gadis itu selalu tertawa saat bersama Sung Jae won, mereka sering bersama, entah apa yang terjadi aku merasa tak nyaman melihat kedekatan mereka berdua, aku hanya memantaunya dari jauh, aku bersukur Mina sekarang lebih banyak tertawa walau sebenar nya hati di landa api cemburu.

Terakhir kali aku menemuinya di atap saat makan siang, ku kira kita akan semakin dekat setelah itu, tapi ternyata malah sebaliknya, dia semakin jauh dariku. mungkin memang salahku, yang terlalu mengedepankan egoku di banding perasaanku, hingga sekarang aku kalah dari Sung Jae won.

Semakin hari, ku lihat mereka semakin dekat, apa mungkin mereka berkencan? Jika mereka benar-benar berkencan, maka aku harus mengikhlaskan nya, dan perlahan melupakan nya.

Mungkin lebih baik menyukainya dalam diam, karena sepertinya dia lebih menyukai Jae won.

_______________________

Song Mina Pov*

[Mina_ah, nanti malam sibuk tidak?] Handphone ku berdering ketika mendapat pesan masuk.

[Tidak, kenapa Jae Won_ah?] Balasku.

[Yuk makan malam bersama] dia mengajakku makan malam bersama, apa dia mengajak ku kencan? Yang benar saja.

[Baiklah, aku akan izin pada ibuku terlebih dahulu]

[Oke, nanti kabari lagi yah]

Akupun berlari menuju dapur, menghampiri ibu yang sedang sibuk membuat adonan roti untuk di jual besok.

"Ibu aku ingin bertanya sesuatu,"

"Apa sayang,?"

"Jika ada cowok yang ngajak makan malam bareng itu kenapa ya?" Tanyaku polos pada ibu.

"Itu tandanya dia mengajak kencan, jangan bilang ada yang mengajak putri ibu kencan ya," goda ibu.

"Ibuuuu...itu, Jae won mengajak ku malam malam, dia sahabatku,"

"Ibu kan sudah bilang, dia pasti menyukaimu,"

"Lalu apa yang harus aku lakukan?"

"Jika kamu juga menyukainya, maka pergilah, tapi jika tidak, jangan pergi makan malam dengan nya, karna itu hanya akan membuat harapan palsu!"

"Begitu ya bu,"

"Iyaaa."

"Ibu, terima kasih,"

"Iyaaa."

Sesudah memikirkan matang-matang, aku pun mengambil keputusan untuk datang, aku tidak tau aku menyukainya atau tidak, tapi yang pasti aku tak ingin membuatnya kecewa karena menolak ajakan nya.

To Be Continued...