webnovel

Kisah Putri SANG KIAI

Season 1. Muhammad Barrak, pergi dari rumah karena merasa malu, sebagai putra Kiai dia tidak berguna dan hanya membuat kedua orang tuanya malu. Dia pergi dari rumah dengan dua tujuan, satu memperbaiki diri, dua supaya perjodohannya gagal. Apakah rencananya berhasil? Season 2. Chafiya Afrin Zahraya, adalah putri dari Barrak dengan istrinya tercinta, nama yang memiliki arti orang yang diperhatikan serta ramah, berani dan memiliki karakter yang kokoh. Gadis bercadar ini adalah motivator para pencari Tuhan juga penulis novel Religi. Suatu ketika dia terpesona oleh pemuda bernama Adib, yang tidak lain adalah santri dari Abah yang sudah menjadi Ustadz. Selain itu, editor Faris Hamzah juga sangat ambisius untuk mendapatnya. Namun, pemuda yang memikatnya adalah santri dari sang Abah. Gadis bercadar ini harus meredam perasaannya dalam-dalam, karena sang Abah memilih putra sahabatnya, pemuda yang tidak lain adalah dokter muda, anak dari seorang dokter ternama di Jakarta. Putra dokter itu bernama Muhammad Alif Raffa, pemuda tampan namun juga terkenal sering keluar masuk penjara akibat narkotika, walaupun dia seorang dokter. 'Aku meredam perasaanku, karena Abah. Semoga Allah memberikan jalan terbaik ketika aku memantapkan hati dan bersedia menikah dengan Mas Alif, karena aku ingat kisah cinta Abah dan Umi.' Bagaimana kisah putri Kiai ini? Apakah dia bisa jatuh cinta kepada Alif, yang memiliki kebiasaan buruk? Semoga menikmati cerita ini. Hanya di Kisah Putri Sang Kiai.

Ririnby · Geschichte
Zu wenig Bewertungen
228 Chs

Pagi Hari

Mentari beranjak, cahayanya menyinari semua penjuru. Barrak sangat ngantuk saat memanaskan mesin mobil. Karna semalam dia terus berbincang dengan Fatih, lalu solat sunnah setelah solat dia terlelap dengan hanya hitungan menit. Setelah solat subuh tidak tidur. Dia terus menutup mulutnya yang terus menguap.

"Astagfirullah ... ngantuk berat, lengket nih,salah sendiri," gumamnya lalu berwhudlu dan segera solat dhuha. Tidak lama pemuda berbaju abu-abu ini menuruni tangga. Dia menuju mobil sudah terlihat dua wanita berdiri di depan mobil.

"Neng ini ponselnya." Dia mengulurkan ponsel milik Yaya. "Terima kasih," imbuhnya, mereka berjarak dua meter sambil menunggu Kiai datang. "Aku pakai pulsanya dua puluh dua seratus lima rupiah. Maaf Neng," dia sangat detai dalam menghitung agar halal apa yang dipakainya.

"Tidak papa, pakai lima puluh ribu juga tidak papa. Hehehe, itu pulsa dari teman-teman," jelasnya, Barrak mengangguk.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com