webnovel

Keluarga Kecil

Terdengar gelak tawa dari sebuah kamar disudut sana. Nampak keluarga kecil yang sedang berbahagia. Sepasang suami istri dan putri kecil mereka yang berusia sekitar tujuh tahun itu. "Gambar siapa ini?" tanya ibu kepada Lili.

Lili yang saat ini sedang merebahkan tubuhnya diatas kasur sambil membolak-balik buku yang dia pegang, "Ini gambar ibu." jawab Lili dengan senyum diwajahnya. "Dan ini gambar siapa, Sayang?" tanya ibu lagi kepada Lili.

Anak perempuan kecil ini tampak berpikir kemudian berkata "Aku tidak tahu ini gambar siapa. Memangnya ini siapa, Ibu?" Lili bertanya kepada ibunya.

"Coba tebak siapa? masak Lili tidak tahu dengan orang ini?" kata Ayah menggoda putri kesayangannya itu. Lili hanya menggelengkan kepalanya saja dengan pertanyaan Ayahnya.

"Hahahaha! ini gambar ayah kamu, Lili sayang." Ibu tertawa sambil menjelaskan identitas pria itu.

"Eh? kenapa terlihat berbeda? ayah sebenarnya memiliki kumis yang tebal tetapi di gambar ini tidak memiliki kumis atau jenggot sama sekali dan pria itu wajahnya nampak bersih?" kata Lili dengan heran.

"Tentu saja berbeda, karena gambar itu diambil saat ayah kamu masih muda." Jawab sang Ibu.

"Oh, jadi begitu!" Lili menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

"Sudahlah, sekarang sudah malam waktunya tidur. Besok kamu harus bangun pagi dan sekolah!" tutur Ayah sambil meraih buku nikah yang dipegang Lili.

"Baiklah." kata Lili menurut mendengar perkataan ayahnya.

Kemudian mereka tidur bersama dengan posisi Lili yang berada ditengah-tengah ayah dan ibunya. Lili tidak tidur terpisah kamar dengan orang tuanya karena dia takut sendirian dalam keadaan gelap.

Keesokan harinya Lili sudah mulai tersadar dari tidurnya, tapi ia enggan untuk bangun. Dia mendengar ayam berkokok dan matanya terbuka dalam sekejap lalu menutup nya kembali karena telah dilihatnya ibu serta ayah tidak ada disebelahnya. Ditambahnya lagi kondisi kamar yang gelap sepertinya tubuh kecil Lili tidak bisa bergerak menahan rasa takut. Dia tidak akan bangun sampai ada orang yang datang ke kamarnya.

"Lili, cepat bangun!" teriak Ibu dari dapur. Namun perintah sang Ibu tidak dihiraukan oleh Lili yang malah menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya karena gemetaran dan penakut ini.

Karena tidak segera bangun dari tidurnya ibu menyuruh suaminya pergi membangunkan putri mereka.

"Ceklek!" suara pintu kamar terbuka. Lili segera membuka dan keluar dari selimutnya lalu menyambar ayahnya. Kemudian Lili digendong ayahnya keluar kamar. Lili memang sangat manja terutama kepada sang ayah karena ayahnya yang selalu membela dirinya saat dimarahi oleh Ibu. Permintaannya selalu dituruti karena Lili anak semata wayangnya. Ibunya Lili lebih tua delapan tahun umurnya daripada ayahnya tetapi keluarga ini tetap hidup dalam keharmonisan.