"Jadi ini wajah yang selalu kau sembunyikan?" tatap Lex Luthor menatap wajah Alandra yang benar benar tampan.
Seketika ada garis garis merah di bawah mata Alandra. Sepertinya dia agak tersipu malu padahal wajahnya menunjukan kalau dia serius tanpa adanya rasa malu merona.
"Lex Luthor.... Kau adalah orang yang pertama kali melihat wajah ku semenjak 5 tahun tak ada yang melihat wajah ku," kata Alandra.
"Oh begitu... Hm.... Aku merasa beruntung kalau begitu... Melihat wajah pangeran di sini," Lex Luthor mengatakan itu dengan wajah membosankan.
"Apa kau berpikir wajah ku bisa di terima oleh mu, kau sudah melihat wajah ku dan itu artinya kau mau menerima ku."
"Hm? Alasan wajah bukan alasan untuk menerima mu bukan?"
"Lalu apa?" Alandra menatap serius.
Lex Luthor terdiam, lalu dia menghela napas panjang. "Kau benar benar sungguh menuntut ku melakukan ini..."
Lalu Alandra terdiam baru sadar.
"(Sebenarnya, apa yang aku lakukan di sini... Dia malah mengatakan bahwa aku memaksa ku, apa ini yang terjadi jika aku memang tidak pernah melakukan hal ini... Salah ku jika aku tidak belajar duluan....)" Alandra mengepal tangan sambil menundukan wajah lalu mengatakan sesuatu. "Maafkan aku... Aku mungkin bukan orang yang seperti kau inginkan, aku hanya orang biasa, maafkan aku sudah memaksa mu," kata Alandra.
Lex Luthor kembali terdiam, dia tersenyum kecil. "Aku akan mengakui mu jika kau bisa menyelamatkan ku dalam masalah apapun... Tapi itu tidak akan mungkin, kau tidak akan punya insting soal hal ini dan juga, aku bisa menjaga diri ku--
"Itu baik baik saja, jika kau menginginkan ku seperti itu untuk meyakinkan mu, maka aku akan melakukan nya, tak peduli apa aku bisa atau tidak tapi, aku memang harus bisa," kata Alandra.
"Kau terlalu berusaha... Dengar ini, kau bisa sesuka hati suka padaku, tapi jangan harapkan aku melakukan hal yang sama seperti yang kau lakukan...." tatap Lex Luthor dengan serius.
Lalu Alandra kecewa, dia tampak menundukan wajahnya lalu berbalik membelakangi Lex Luthor.
"Apa kau tidak pernah menerima seseorang yang bahkan sudah berkali kali menginginkan mu untuk memberi umpan balik padanya?"
". . Hm... Belum, mereka hanya mengatakan nya satu kali setelah itu mereka menganggap ku buruk karena aku keras kepala tak mau menerima mereka."
"(Jika itu memang jalan nya... Ini mungkin sangat susah... Ini juga susah untuk ku karena ini sangat sakit sekarang, mau bagaimana lagi, ini adalah perasaan yang pertama kali aku rasakan....) Lex Luthor... Kenapa kau menolak ku?" Alandra menoleh menatap dengan wajah yang masih kecewa.
". . . Aku tidak menolak mu, aku hanya tak peduli, kau mau apa, mau itu, terserah saja...."
"Lalu, kau tidak peduli aku membuat mu terluka dan yang lain nya?"
"Aku tidak berpikir kau akan menyakiti ku," tatap Lex Luthor dengan nada santai.
Alandra kembali terdiam. "Jika kau tidak mau membalas perkataan ku soal aku suka padamu, aku ingin meminta sesuatu pada mu sekarang," tatapnya membuat Lex Luthor terdiam.
"Jika kau menolak, paling tidak, aku ingin kita mengenal mu lebih lanjut," tambahnya.
". . . Baiklah, terserah saja... Kau ingin apa lagi?"
". . . Aku ingin, bertemu dengan mu setiap hari."
"Hanya itu? Baiklah."
"Tapi, jika kau tidak datang di hari yang sama, aku ingin kau mengakui di depan umum bahwa aku adalah pasangan mu," tatap Alandra, seketika Lex Luthor terkejut bingung. "Ha!? Apa yang kau pikirkan sebenarnya, apa kau gila... Kau bahkan bukan siapa siapa di sini..."
Tapi tiba tiba, ponsel Lex Luthor berbunyi. Ia melihat itu dari Kinn. "Aku harus pergi," tatap nya pada Alandra.
"Tunggu, kenapa cepat sekali?"
". . . Sebuah pekerjaan tak akan bisa menghentikan mu kecuali kau mati, jadi... Ini yang akan aku lakukan," balas Lex Luthor.
"Padahal aku ingin kau tetap di sini.... Kalau begitu, aku akan mengantar mu."
"Tak perlu, Kinn sudah ada di luar," kata Lex Luthor. Rupanya benar, mobil hitam sudah ada di luar. Sekali lagi, Alandra menatap mobil itu pergi bersama Lex Luthor.
"(Mengapa.... Kenapa itu tadi cepat sekali.... Aku benar benar tidak tahu lagi harus berbuat apa sekarang, aku benar benar bingung... Dan tadi, aku malah membuat nya kesal padaku....)" Alandra kecewa, dia lalu berjalan ke dalam rumah nya dan meletakan dirinya di sofa, tepatnya terbaring di sofa.
Dia lebih memilih untuk bermain ponsel nya dan menggeser geser media sosial. Tapi perasaan nya tetaplah tidak tenang, lalu dia menutup ponselnya dan kembali berdiri, dia berjalan ke sebuah rak penuh buku.
Lalu mengingat sesuatu. "(Jika aku tidak salah... Bibi adalah asisten dekatnya Lex Luthor... Dan dia bilang bahwa Lex Luthor adalah seorang investor, dia bisa di sebut sebagai CEO, memberikan tanggapan dan memberikan uang dalam pengusulan kerja sama... Jika aku bisa menjadi sama dengan nya, apa dia akan mengakui ku... Yah... Aku harus tahu soal hal ini...)" ia mengambil salah satu buku.
"(Bisnis atau MBA, yakni Master Of Business Administration merupakan prodi yang bisa di pilih untuk menjadi CEO perusahaan, jika aku bisa mengambil mata jurusan ini dalam kuliah ku di tingkat selanjutnya, aku akan bisa mengejar hal ini...)" ia menatap serius, lalu menarik kursi dan duduk, mulai membuka buku atau istilah lain, dia sedang belajar keras.
Sementara itu, Lex Luthor tampak menatap ke ponselnya di dalam mobil bagian bangku tengah dan Kinn yang mengendarai.
"(Entah mengapa... Dia bisa bisa nya tertarik padaku, jika di pikir, kita pertama kali melakukan kontak mata langsung adalah di dalam gerbong kereta. Mau bagaimana lagi, kupikir itu hanya kontak mata biasa tapi rupanya takdir miliknya setuju jika dia mengenal ku lebih jauh... Tapi sayang nya, ini bukan seperti hal mudah yang dilakukan banyak orang pastinya...)" pikirnya dari tadi sambil menghela napas panjang.
Lalu Kinn yang melihat dari kaca tengah menjadi bicara. "Lex Luthor, Tuan Wano ingin bertemu dengan mu hari ini di bar nya."
"Malam ini?"
"Ya, dia meminta mu untuk ke sana, dan kali ini, biarkan aku menemani mu," tatap Kinn dengan tatapan datar dan membosankan.
"Untuk apa kau harus ikut... Aku bisa melakukan nya sendiri."
"Kau ingat ketika kau hampir di bunuh dengan leher mu yang terluka. Mereka membiarkan mu di sana selama 1 jam hingga salah satu dari mereka bicara padaku bahwa kau mati. Aku bahkan mengabaikan mu selama satu jam di sana hanya karena tidak tahu kau sedang tidak sadar diri."
"Itu tidak masalah, aku mati pun aku juga bersyukur... Tidak ada orang yang peduli."
". . . Jika kau butuh perhatian, mengapa kau menunggu seseorang untuk menghampiri mu.... Kau malas untuk meminta bantuan.... Jika bukan karena Luthor... Kau tidak akan seperti ini bukan?" Kinn melirik.
". . . Aku sudah bilang padamu bukan, jangan bahas Ayah ku," Lex Luthor menatap kesal. Lalu suasana diam dan Kinn kembali berpikir serius. "Jika kau terus berpikir hal yang bukan dalam hidup mu, untuk apa susah susah bicara hal ini.... Kau tak pantas berpikir dengan tenang," ia terdiam, lalu menghentikan mobilnya. "Kita sudah sampai," dia keluar dan membukakan pintu untuk Lex Luthor.
Lalu Lex Luthor keluar dan melihat tempat itu yang sangat mencolok merah. Tepatnya bar malam, penuh dengan hal yang sangat kotor.
Lalu dia berjalan dan di ikuti Kinn, di depan pintu, ada dua orang pria yang bercanda, salah satu dari mereka melihat nya dan mereka menoleh bersama.
"Selamat datang, Lex Luthor," kata salah satu dari mereka.
"Ini sudah ke 3 kali nya kau kemari," tambah salah satu dari mereka dengan nada merendahkan.
Tapi tiba tiba saja, kedua tangan langsung menarik kerah mereka dan melempar mereka. "Akh....!" mereka terkejut dan langsung jatuh ke tanah, mereka melihat rupanya yang melmeparnya tadi adalah Kinn dengan tatapan yang sama seperti Lex Luthor.
"Tutup mulut kalian!!" tambah Kinn dengan mata yang melotot.
"Itu cukup," kata Lex Luthor, lalu Kinn berbalik dan berjalan mengikuti Lex Luthor ke dalam. Rupanya pengawal itu adalah pengawal yang begitu kuat.
Di dalam, sudah terlihat Wuno tertawa duduk bersama banyak wanita malam di sana. "Hahaha.... Huh?" tapi tawa nya terhenti ketika melihat Lex Luthor berjalan ke sana dan berhenti di tempat hadapan nya.
"Hei, bukankah itu gadis manis saat itu?" mereka yang melihat mulai berbicara dengan menatap suka pada Lex Luthor.
Kinn terdiam melihat itu, dia lalu melepas jas hitam yang ia pakai dan meletakan nya di punggung Lex Luthor karena gadis itu hanya memakai pakaian pendek.
"Lex Luthor, kau datang kemari dengan baik sekali..." tatap Wuno.
"Kenapa? Kau ingin membahas apa?"
"Hanya membahas soal perusahaan milik Luthor... Kapan kau akan mengurus nya, jika kau lama untuk tidak mengurusnya.... Aku yang akan maju..." Wuno menatap.
Lex Luthor terdiam, dia mengepal tangan. "Jangan sentuh apapun dari milik Ayah ku."
"Kenapa? Bukankah kau sangat membenci Ayah mu sendiri," Wuno menatap meremehkan.
Lex Luthor kembali terdiam, dia lalu berbalik. "Ini sudah cukup.... Apapun yang aku mau, harus terkabulkan dan itu tidak bisa di batalkan," tambah nya lalu berjalan pergi.
Tapi Kinn terdiam, dia menundukan badan pada Wuno lalu mengatakan sesuatu. "Perusahaan yang di pegang Lex Luthor tidak bisa di serahkan pada orang terpercaya karena dia tidak memiliki nya, terima kasih," dia lalu berbalik dan berjalan pergi.
"Oh, kau tidak punya orang terpercaya yah... Karena itulah jangan asal memukul orang lain yang bahkan akan siap untuk menjadi seseorang yang terpercaya, ini akibatnya jika kau memendam sendiri... Gadis yang begitu buruk yang tak berbeda dengan darah aliran Luthor sendiri, tidak kah Luthor tahu bahwa tingkah putrinya sangat lah buruk dan tak pantas di bilang normal!!" kata Wuno, dia mengatakan itu dengan senyum kecil.