webnovel

Kingdom of God : The Rise of The Tempest Kingdom

Bagaimana jika tuhan bosan dengan dunia dikarenakan duniamu damai tanpa ada perselisihan atau kejahatan sedikitpun? Rifki dan para manusia di dunianya direnkarnasi secara paksa ke sebuah dunia dimana kekacauan dan peperangan terjadi lebih sering dari pada seorang anak kecil menangis. Dengan bermodalkan sistem game Kingdom of God yang ada di dunianya dulu. Rifki dan para manusia dari dunianya mencoba untuk bertahan hidup di dunia yang sangat kacau. Peperangan, diplomasi, perdagangan, perampokan, pembangunan, penghancuran, penghianatan, kepercayaan, dan berbagai macam hal menghiasi perjalanan Rifki di dunia barunya. Apakah Rifki dan manusia dari dunianya bisa bertahan di dunia yang kacau ini?

adimaspanji · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
160 Chs

Jebakan

Ada sekitar 3000-an Orc yang berbaris dalam sebuah kelompok yang tengah menuju ke perkemahan desa Tempest. Beberapa prajurit pemula merasakan ketakutan yang membuat tubuh mereka gemetaran. Di kabarkan bahwa Orc sangat brutal, mereka suka membunuh dan mandi darah dari lawan mereka. Tak lama setelah itu para pengintai kembali dan berkata bahwa para Orc akan segera datang.

Para prajurit menyiapkan formasi mereka, mereka mulai mengangkat perisai bundar mereka untuk melindungi tubuh mereka. Ada pedoman yang di tanamkan Rifki ke dalam diri mereka.

"Kita bertempur bukan untuk sebuah kemenangan, melainkan untuk sebuah perlindungan. Bukan melindungiku, bukan juga melindungi orang yang ada di desa atau rumahmu, namun untuk melindungi rekan yang ada di kiri, kanan, dan belakangmu. Rekan yang saat ini berjuang bersamamu di medan pertempuran. Lindungi mereka sepertimu melindungi keluargamu selama di rumahmu"

Pedoman itu mengakar sampai hati paling dalam para prajurit Tempest jadi saat mereka mengangkat perisai, seakan akan mereka memiliki sebuah pemahaman diam-diam di dalam diri mereka, mereka merasa bahwa formasi mereka menjadi sebuah satu kesatuan yang solit. Yang tak akan pernah terceraikan.

Tak lama setelah itu para Orc yang menyerbu ke perkemahan mulai terlihat satu persatu, mula-mula ada beberapa Orc yang langsung menyerang para prajurit tanpa memikirkan jumlah mereka. Dia membawa sebuah gada yang terbuat dari kayu dan berlari sekencang-kencangnya.

Semakin dekat ke arah para prajurit yang tengah memegang tombak dengan sekuat tenaga. Saat Orc itu berjarak kurang dari 1 meter, tiba-tiba prajurit yang berada di depan dan memegang perisai membuka pertahanannya, mereka melangkah ke samping sehingga membuat orang yang berada di belakang mereka terekspose.

Orc yang melihat ini sedikit bingung. Mengapa mereka menghindar, namun dia tak terlalu peduli dengan hal itu, dia tetap saja berlari maju sambari mengayunkan gada kayunya.

Namun saat dia akan semakin melangkah ke depan dia merasakan sesauatu yang panas keluar dari arah bawah tubuhnya, sesuatu seperti menghalanginya dari kemajuan. Saat dia menoleh ke bawah, betapa terkejut-nya dia melihat bahwa ada 4 tombak yang menusuk ke arah dada dan perutnya. Membuat darah bercucuran keluar.

Kecepatan munculnya tombak tak di antisipasi oleh Orc ini. Dia teralihkan karena tiba-tiba para shield menghindari bertrabakan dengannya membuat momentum majunya tak terhalang, siapa yang mengira bahwa di belakang para shield itu ada sebuah tombak yang telah menunggunya untuk menusuk badan-nya.

Meski begitu Orc bukanlah mahluk lemah yang akan mati hanya karena 4 tombak menusuk tubuhnya. Dia lalu berusaha mengguncangkan tombak untuk melepaskan dari tubuhnya dan sekaligus menyerang para prajurit yang ada di sekitarnya ini. Namun bahkan sebelum dia selesai berfikir dari arah belakang kiri dan kanannya sebuah tombak datang menusuk punggungnya.

Darah muncrat ke mana-mana akibat dari tusukan itu, tak selesai di situ prajurit yang memegang tombak menarik tombak mereka dengan kejam dan menusukkan ke arah Orc itu beberapa kali lagi. Setelah terkena beberapa tusukan lagi Orc itu akhirnya tumbang.

Saat dia terjatuh ekspresi dari mukanya seperti menunjukkan keterkejutan ekstrim dari pertama dia akan bebenturan hingga pengecohan semua di luar harapannya yang membuat dia lengah.

Melihat beberapa saudaranya yang menyerang dengan membabi buta di basmi dengan sangat cepat membuat para Orc yang baru datang berhenti. Mereka tau jika mereka tak dapat menembus pertahanan aneh para prajurit ini.

Setelah sekitar 15 menit di depan para prajurit Desa Tempest sekarang ada banyak Orc yang melihat mereka. Dari dalam kerumunan Orc, tiba-tiba sebuah sosok yang tingginya hampir 3 meter keluar.

"Siapa yang berani merusak pangkalan yang di serahkan kepadaku?" tanya Orc yang baru datang itu.

"Itu mereka tuan. Mereka adalah orang-orang yang merusak pangkalan kita dan menculik orang-orang kita" jawab salah satu Orc di sebelah Orc besar itu.

"Kurang ajar, sungguh berani. Beberapa ras tingkat rendah seperti kalian berani melawan ku Hoborc.? Aku bunuh kalian semua. SERAAAANG!!!"

"SERAANG!!!" saat komando Hoborc itu keluar, semua sekitar 3000 Orc menyerbu ke arah formasi Phalank dari desa Tempest.

Melihat gelombang serangan yang sangat besar datang ke arah mereka, beberapa pemula merasakan ketakutan yang luar biasa dan bahkan membuat kaki mereka bergetar, namun seseorang dari dalam formasi tiba-tiba berteriak.

"Dengarkan perintahku, bentuk formasi Phalanx"itu adalah suara Rifki.

Mendengar perintah Rifki para prajurit dengan refleks mengikuti perintahnya tanpa bertanya alasannya. Hal itu karena latihan setiap hari mereka, di mana perintah raja adalah mutlak di ke militeran.

Sekelompok 300-an orang tetlihat rapi berbaris membentuk pertahanan sembari mengangkat tombak mereka layaknya seekor landak yang siap untuk menerima lawannya. Para orc yang merasa menang dalam jumlah tak gentar untuk maju menerjang kelompok di depan mereka.

Akhirnya benturan-pun terjadi. Sebelum para orc berbenturan dengan prajurit Tempest beberapa di antara mereka tertusuk oleh tombak, dan beberapa lagi berhasil menghindar.

Orc yang berhasil menghindar tiba di depan prajurit yang membawa perisai, tanpa banyak bicara, dia mengangkat batang kayu sebesar paha laki-laki dan menghantamkan-nya ke perisai itu.

Duaaaaank

Suara benturan benda tumpul bergema di medan perang. Para orc yang ada di bagian tengah dan belakang pasukan menyeringai mendengar suara ini, ini adalah suara yang akrab mereka dengar. Suara di mana teman-teman mereka menghancurkan perisai dari lawan di depan mereka. Sekarang tugas mereka hanya harus membantai pasukan yang sudah runtuh itu.

Itu lah yang di pikirkan mereka pada awalnya. Namun saat barisan bagian belakang merangsek maju, mereka di hentikan oleh tubuh rekan mereka yang ada di depan mereka, mereka mencoba mendorong namun tubuh rekan mereka tetap tak bergerak. Salah satu Orc dengan marah berteriak ke arah teman di depannya.

"Hoooy apa yang kau lakukan, cepan maju bodoh, aku ingin menghancurkan mereka"

"Bagaimana aku bisa maju, jika orang di depanku tak bisa maju juga?" jawab orc di depannya itu.

Saat itulah dia baru sadar bahwa ternyata bukan hanya dia namun seluruh pasukan di hentikan kemajuannya. Mereka seperti tertahan sesuatu di bagian depan yang membuat mereka tak bisa lagi mengisi ke arah depan.

Di barisan paling depan para Orc tercengang dengan kenyataan bahwa senjata mereka berhasil di tahan oleh orang-orang di depan mereka ini. Jika yang menahan mereka adalah seorang hobgoblin mungkin mereka masih akan mencoba percaya, namun yang menahan mereka bukanlah seorang hobgoblin melainkan seorang manusia.

Selain itu sesaat setelah hantaman gada mereka di tahan, dari balik badan orang yang memegang perisai itu muncul sebuah tombak yang langsung mengarah ke leher dari para Orc itu. Tusukan itu sangat cepat membuat beberapa Orc yang masih tercengang lengah dan tertusuk di leher membuat mereka langsung mati lemas.

Setelah menusuk leher Orc itu tombak itu langsung di tarik ke belakang dan menghilang dari depan, membuat para Orc yang berada di belakang langsung maju tanpa tau bagaimana teman di depan mereka mati.

Saat tombak itu di tarik ke belakang, orang yang berada di bagian paling depan juga ikut mundur bersamaan dengan tombak itu, dan orang yang berada di belakangnya mengangkat perisainya untuk menggantikan posisi orang di depannya.

Rotasi antara prajurit Tempest itu terus terjadi hingga orang yang berada di depan saat pertama mereka bertabrakan kembali ke depan lagi.

Pemimpin Orc yang melihat pasukannya di tahan di bagian tengah tak tinggal diam. Dia memerintahkan prajurit lainnya untuk menyerang dari samping. Namun saat para pasukan Orc melangkah di samping pasukan Tempest, jebakan yang di siapkan oleh pasukan Tempest terpicu.

Mulai dari lubang yang di dalamnya ada batang kayu tajam, lalu balok kayu yang di ikat di atas dan mengayun ke bawah, dan banyak jenis-jenis jebakan lainnya. Membuat pasukan Orc berkurang dengan sangat cepat. Melihat ini pemimpin Orc memerintahkan untuk fokus pada bagian depan dan mengabaikan mengapit pasukan Tempest.

Gempuran pasukan Orc yang terkenal memiliki kekuatan pelanggaran yang sangat kuat bukan hanya rumor. Mereka dengan sedikit demi sedikit mulai mendorong prajurit Tempest kebelakang. Mulai ada beberapa korban dari pasukan Tempest.

Hal yang mengagumkan adalah saat ada korban di pasukan, para prajutir langsung menarik rekan mereka kebelakang dan menambal lubang yang di tinggalkan-nya .Jadi seperti sebuah benteng yang tak akan tertembus.

Prajurit Tempest terus di desak hingga mereka sampai di sebuah tempat di mana di belakang mereka adalah tanah yang menanjak ke atas seperti sebuah gunung. Saat bagian belakang sampai di lokasi ini dia lalu berteriak dengan sekencang-kencangnya.

"LARIIIII" katanya.

Saat bagian depan mendengar itu mereka dengan reflek langsung menghindar ke arah samping dan berlari mengitar pegunungan itu.

Orc yang dengan tiba-tiba kehilangan lawan mereka terdesak oleh temannya yang berada di belakang dan terdorong maju. Saat mereka sampai di lokasi yang seperti bukit itu mereka merasakan sedikit getaran dari bawah kaki mereka.

Saat beberapa dari mereka melihat ke atas bukit itu mereka terkejut melihat ada beberapa kayu dengan ukuran yang sangat besar menggelinding ke arah mereka dengan sangat cepat. Beberapa Orc dengan gerakan reflek yang tangkas berhasil menghindar dari lokasi itu, namun banyak dari mereka yang masih bingung kenapa teman-teman mereka berlari.

Akhirnya kayu besar itu menghantam tubuh Orc yang gagal menghindar membuat tubuh mereka hancur berkeping-keping. Tak selesai sampai di situ kayu gelonggongan itu terus melaju hingga beberapa meter sebelum seorang Orc yang sangat besar dan berotot menghentikannya.

Dari saat mereka datang untuk menghabisi orang-orang ini, mereka telah kehilangan hampir setengah anggota-nya, membuat pemimpin Orc sangat marah.