webnovel

Ketika Dia Pergi Sebentar

Ini bukan kisah laki-laki yang tampan dan juga kaya raya. Dengan wajah yang jelek, dan tidak mempunyai banyak uang tetapi Prasetyo juga ingin merasakan rasanya di cintai dan mencintai seseorang, bagaimana Prasetyo mendapatkan cewek yang bisa menerima wajah buruk rupanya? Prasetyo merupakan seseorang yang sudah bekerja di sebuah Perusahaan yang cukup besar, ia di sana juga sudah bekerja cukup lama. Bekerja dengan sistem shift cukup menguntungkan bagi Prsetyo sendiri. Uang demi uang ia sisihkan untuk biaya pernikahannya yang akan terjadi sekitar beberapa tahun lagi. Namun, ketika mendekati acara pernikahannya, ia bertemu dengan seorang perempuan yang bekerja dengannya atau bisa di sebut partner kerjanya. Mengerjakan pekerjaan bersama, istirahat bersama, dan sudah sering menghabiskan waktu bersama juga dalam waktu yang cukup lama. Sampai pada akhirnya sempat di tegur oleh bosnya, apa yang akan di lakukan mereka berdua? Apakah yang harus di lakukan Prasetyo dalam masalah ini? Apakah akan tetap melaksanakan pernikahannya yang sudah di rencanakan jauh-jauh hari dengan kekasihnya yang bernama Devi atau malah memilih bersenang-senang dengan partner kerjanya yang bernama Mei? Ini juga bukan tentang kisah percintaan saja, tapi juga memberikan pembelajaran tentang dunia kerja yang sangat keras dan licik.

Ervantr · realistisch
Zu wenig Bewertungen
279 Chs

Singapore

"Hei sayang...kok nangis sih? Sini lihat bapak.." Juna mengangkat pelan kepala Rendra agar bisa menatapnya. Dia memegang kedua bahu Rendra.

"Kamu itu anugerah terindah bagi Bapak, kamu itu pangeran kecil Bapak. Bapak akan lakukan apapun untuk kebahagiaan kamu, apapun itu." Tegas Juna.

"Rendra takut bapak kesinggung kalau aku bahas Bang Dirga dan Bunda, Rendra takut Bapak pergi..."

Juna mendekatkan badannya dan langsung memeluk tubuh Rendra erat. Memeluk tubuh lemah Rendra.

"Bapak..." panggil Rendra dalam pelukan Bapaknya. Dia semakin mengeratkan pelukannya. Berusaha memberikan ketenangan untuk Rendra.

"Pelukan Bapak hangat, apa pelukan Bunda dan Ayah juga sehangat ini?" tanya Rendra yang membuat hati Juna terasa tertusuk. Dia tau banget Rendra tidak pernah diperlakukan selayaknya anak oleh Addi, dan Rendra tidak pernah lagi mendapatkan pelukan dari Bundanya. Matanya terasa panas jika memikirkan hal itu.

"Hm, pelukan Bunda sama ayah kamu pasti lebih hangat sayang."

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com